Romansa yang Miris dan Manis di Novel 'Heart-Shaped Tears'



Judul Buku: Heart-Shaped Tears
Judul Asli: 눈물은 하트 모양 (Nunmureun Heart Moyang)
Penulis: Ku Hye Sun
Penerjemah: Listya Ayunita Wardadie
Jenis Buku: Novel
Penerbit: Noura Publishing
Tebal Buku: 106 halaman
Terbit: Cetakan ke-1, Januari 2020
ISBN: 978-623-242-070-0


Banyak alasan yang melatarbelakangi kita membeli dan membaca buku. Ada yang membeli dan membaca karena mengidolakan penulisnya, suka dengan genre bukunya, karena buku itu sedang populer, atau karena isi buku menjawab permasalahan hidupnya. Teman-teman tim yang mana, nih?

Nah, saya tertarik pada novel Heart-Shaped Tears ini karena penasaran dengan tulisan Ku Hye Sun a.k.a Goo Hye Sun. Siapa dia?

Ku Hye Sun, Sang Ratu Pembawa Hallyu


Bagi penikmat drama Korea, tentu nama Ku Hye Sun sudah tidak asing lagi. Dia adalah salah satu sosok pembawa Hallyu atau Korean Wave pada tahun 2009 ke berbagai penjuru dunia. Gelombang inilah yang 'menghanyutkan' banyak negara dengan budaya pop Korea seperti drama, film, dan musik. Negara kita termasuk yang terhanyut oleh pesona Hallyu hingga hari ini.

Memang, drama Korea sudah mulai 'menyerang' sejak awal tahun 2000. Namun, serangan itu lebih dahsyat lagi pasca Ku Hye Sun membintangi Boys Before Flowers (2009) bersama Lee Min Ho, Kim Hyun Joong, Kim Bum, dan Kim Joon. Di drama itu, Ku Hye Sun berperan sebagai Geum Jan Di, sang lead female yang manis dan badass.

Ku Hye Sun sebagai Geum Jan Di (2009)

Sampai sekarang, akting ikoniknya di drama yang juga disebut Boys Over Flowers dan pernah ditayangkan di Indosiar itu masih melekat di ingatan saya. Nah, selain sebagai aktris, Ku Hye Sun juga berbakat sebagai sutradara, penyanyi, penulis lagu, dan seniman. Multitalenta sekali eonnie yang lahir pada tanggal 9 November 1984 ini. Salut!

Pernah Menikah Lalu Berpisah


Kehidupan Ku Hye Sun semakin menarik perhatian publik saat dia menikah dengan aktor Ahn Jae Hyun pada tanggal 21 Mei 2016. Ahn Jae Hyun adalah lawan mainnya di drakor bertema medis, Blood (2015). Jadi ceritanya mereka itu terlibat cinta lokasi, gitu.

Ku Hye Sun & Ahn Jae Hyun. Tinggal kenangan.

Bagusnya, mereka melakukan pernikahan sederhana dan malah menyumbangkan dana untuk resepsinya ke Rumah Sakit Anak Severance di distrik Sincheon. Tidak bagusnya, Goo Ahn Couple -begitu julukan mereka- melakukan gugatan cerai pada September 2019. Mediasi perceraian mereka baru akan dilakukan pada tanggal 15 Juli 2020 ini. Mungkinkah mereka bisa rujuk lagi?

Tentang keretakan rumah tangganya, saya sekadar tahu bahwa saat itu Ku Hye Sun galau berat dan sering curhat di instagram. Sekarang, postingan itu sudah dihapus. Bahkan kabarnya Hye Sun sempat harus berkonsultasi ke psikolog terkait masalah hidupnya itu.

Move On dan Best Seller!


Kehidupan pernikahan dan keluarga termasuk hal yang menarik dibahas dalam keseharian masyarakat Korea Selatan. Apalagi jika itu adalah kehidupan pernikahan selebriti seperti pasangan Ku Hye Sun dan Ahn Jae Hyun. Berbagai rumor dan spekulasi merebak pasca gugatan cerai mereka. Ramai, deh.

Maka begitu Ku Hye Sun menerbitkan Heart-Shaped Tears pada Mei 2019, novelnya itu banyak dicari orang. Tak ayal, novel ini pun laku keras di sana dan masuk jajaran best seller. Chukkae! Itu sebuah hadiah berharga agar Ku Hye Sun lebih cepat move on.

Best Seller di negeri asalnya

Banyak orang berpikir bahwa kisah di dalam novel ini adalah gambaran kisah cinta Ku Hye Sun dan suaminya. Saya pun awalnya mengira begitu. Namun ternyata Ku Hye Sun telah menulis Heart-Shaped Tears jauh-jauh hari, saat masih 'rukun' dengan Ahn Jae Hyun. Suaminya itu juga sempat membaca isinya.

Memang, novel ini terinspirasi dari kisah nyata kehidupan cinta Ku Hye Sun tapi bukan kisah cintanya bersama Ahn Jae Hyun. Tepatnya, kisah lama Ku Hye Sun dan mantannya. Menurut artikel di website sebuah penerbit mayor sih begitu. 

Novela Rasa Drama Korea


Indonesia menjadi negara pertama yang dituju oleh Heart-Shaped Tears untuk diterjemahkan dan diterbitkan. Yeay! Itu diumumkan langsung oleh Ku Hye Sun pada akun instagramnya. Mungkin negara kita memang pangsa pasar yang menggiurkan kali, ya. Drama Korea dan aktor-aktrisnya lumayan dikenal di sini. Mungkin penggemar Ku Hye Sun pun banyak di negeri ini.

Rasa kepo mendorong saya untuk membeli novel tersebut via online di detik-detik akhir masa Pre-Order. Harganya cukup terjangkau (Rp 54.000) plus berhadiah pouch dan gambar Ku Hye Sun. Hehe, jadi berasa muda lagi. Duluuu pas remaja, saya gemar mengoleksi gambar penyanyi idola. Maklum lah yaa. Sekarang sih lebih karena rasa salut pada artis yang bisa menulis buku dan Ku Hye Sun adalah salah satunya.


Heart-Shaped Tears bersampul hard cover. berwarna biru muda dengan ilustrasi yang manis; sepasang sejoli dan bunga-bunga. Ala poster drama Korea ini mah. Di bagian depan novel ada tanda tangan Ku Hye Sun dan ilustrasi unyu. Mungkin penggambaran karakter dia sendiri. 

Novel ini terdiri dari 14 bab, 106 halaman. Awalnya saya berharap lebih tebal dari itu, sih. Hmm, ini lebih tepat disebut sebagai novela. Saya tidak tahu jumlah keseluruhan kata di dalam novel ini, sih. Hanya dari segi ketebalannya yang di bawah 150 halaman. Pastinya ukuran font dan spasinya sudah standar, lah.

Tanda tangannya unyu

Pada bagian awal novel ada pesan: "Kisah dalam buku ini sarat akan budaya Korea. Mohon pembaca bijaksana dalam menyikapinya." I see. Mungkin saja sih ada pembaca yang tidak begitu tahu dengan budaya Korea. Lantas dia langsung membaca novel ini dan terkejut-kejut dengan sebagian isinya.

Misalnya tentang budaya minum soju, bir bening khas Korea. Mereka yang terbiasa menonton drakor akan paham karena adegan minum bahkan kadang sampai mabuk ini sudah sangat umum ditampilkan. Budaya  minum soju biasanya dilakukan saat ada momen bahagia atau berduka. Ada batasan usia (minimal 19 tahun), ada tata cara menuang, dan cara meminumnya dengan tujuan menghormati dan bersimpati.

Nah, Heart-Shaped Tears diceritakan dengan sudut pandang orang pertama. Tokoh 'aku' bernama Kim Sang-Sik, seorang pemuda lajang yang berprofesi sebagai guru. Wah, kirain tokoh 'aku'-nya adalah perempuan dan merepresentasikan Ku Hye Sun sendiri.

Kim Sang-Sik bertemu dengan Pi So-Ju, seorang gadis manis yang aneh di sebuah bar. Saat itu, keduanya diundang oleh teman mereka yang hendak mengumumkan acara pernikahan. Sang-Sik adalah teman akrab Cheol-Su, calon mempelai pria. Sementara So-Ju adalah sahabat Young-Hee, calon mempelai perempuan.

Kok namanya So-Ju? Ternyata nama So-Ju ada kaitannya dengan soju, minuman beralkohol yang saya sebut di atas. Ada kisah miris di balik nama So-Ju yang membuat saya jadi memahami kenapa tokoh cewek ini berlaku aneh.

So-Ju mengajak Sang-Sik menikah di awal pertemuan mereka. Tentu saja Sang-Sik kaget.

"Kurasa kita tidak sedekat itu untuk bicara tentang pernikahan. Kita juga bukan sepasang kekasih."

So-Ju tidak menyerah.

"Aku hanya mengajakmu hidup bersama. Memangnya sesulit itu?"
(halaman 30)

So-Ju ditolak! Namun, lambat laun justru Sang-Sik yang ambyar karena So-Ju punya daya tarik, keunikan, dan kisah hidup yang membuatnya bersimpati.

Tidak banyak tokoh lain yang dimunculkan di novel ini. Selain calon mempelai, ada juga ibu Sang-Sik, anjing peliharaan, dan dokter hewan. Dialog antara Sang-Sik dan So-Ju inilah yang mewarnai mayoritas isi buku. Suasana romantisnya terasa manis dengan diselingi cuplikan puisi dan lirik lagu.


Alurnya mirip-mirip kehidupan keseharian di drama Korea bergenre slice of life. Terkesan lambat, sih. Tapi jika dinikmati, ada pesan mendalam berisi prinsip hidup di beberapa bagian novel yang bikin nyesss .... Suara hati dan perasaan Sang-Sik yang galau diungkap cukup baik di sini. Juga terselip pesan agar kita memahami kondisi kesehatan mental orang lain.

Hal yang kurang menurut saya adalah konfliknya. Kurang banyak dan kurang tajam. Kalau diperbanyak, mungkin novelnya bisa lebih tebal lagi. Pastinya lebih mahal, hoho. Endingnya juga bikin mengerutkan dahi, sih.

Emang gimana endingnya? Baca saja sendiri, ya. Hehe .... 3.5/5 dari saya untuk Heart-Shaped Tears.

Nah, teman-teman pernah membaca buku yang ditulis oleh penulis dari Korea Selatan, belum?



Salam,






You Might Also Like

9 comments

  1. Ternyata orangnya cantik dan multitalenta, ya. Aku belum pernah baca novel korea.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Jadi catatan penting buat artis agar punya 'keahlian' lain. Menulis buku itu related banget sebenarnya dengan dunia akting.

      Delete
  2. Aku belum pernah baca novel terjemahan dari Korea. Pernah coba baca novel terjemahan dari b. Inggris yang katanya best seller di kotanya.

    Kepalaku dibikin puyeng, aku kesulitan menemukan alur ceritanya.

    Nah kalo novel ini gimana mba? Apakah bahasa nya nyaman untuk dibaca?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahasa di 'Heart-Shaped Tears'i nyaman dibaca, kok menurut saya.

      Iya, salah satu kelemahan dari buku terjemahan adalah kadang isi bukunya jadi 'belibet' karena si penerjemah nya mengartikan terlalu saklek. Iyes, alurnya jadi kurang jelas. Saya pernah juga mengalami itu

      Delete
  3. Aku bukan termasuk kelompok yang hafal dengan artis dari korea. Tapi saat drama BBF ini ditayangkan, sempat beberapa kali mengikuti walau tidqk sampai tuntas. Waaah, aku baru tahu lho. Kalau pemeran utama wanita di Boys Before Flower ini ternyata seorang penulis juga, bahkan multitalenta.

    ReplyDelete
  4. Baca novel ini kita jadi tambah pengetahuan tentang budaya Korea ya, selain itu seperti novelnya romantis banget ya, kalau membacanya pasti ikut berbunga-bunga juga. . .

    ReplyDelete
  5. Saya baca novel korea punya anak saya yang suka sama Boy band korea. Sayang novelnya yang nulis bukan orang korea sih.

    ReplyDelete
  6. Wah artis nulis novel. Aku jd pengen baca novelnya. Ceritanya juga deep bgt.

    ReplyDelete
  7. Kalau saya beli buku lihat genre nya ni mbak, siapapun penulisnya😆 Anyway, novel korea belum pernah baca sama sekali ni mbak, tapi sepertinya perlu dicoba ah besok untuk membacanya, memang karena kalau ditulis dalam novel itu semua jelas ditampilkan beda kalau dengan film. Apalagi penulisnya adalah salah satu favorit aku dulu saat lihat filmnya di BBF

    ReplyDelete