[Review] Jalani, Nikmati, Syukuri: Karena Hidup Ini Indah dan Hanya Sekali


“Jangan Lupa Bahagia”

Tiga kata itu sudah kerap terdengar di telinga saya sejak lama. Singkat tapi penuh makna. Ya, jangan sampai lupa. Sebuah pesan yang mengingatkan kita bahwa bahagia itu sebenarnya berada di sekitar kita. Ia sangat dekat dengan kita, seumpama dekatnya kita dengan aktivitas harian seperti makan dan minum. Kita pasti makan dan minum setiap hari dan tidak melupakan itu. Lalu, kenapa kita kadang lupa untuk merasa bahagia setiap harinya?

Nah, tiga kata itu menjadi tagline dari sebuah buku bersampul merah cerah yang ditulis oleh Pak Dwi Suwiknyo; Jalani, Nikmati, Syukuri. Adakah yang belum mengenal beliau? Beliau adalah seorang penulis buku dari Yogyakarta, sekaligus trainer kepenulisan di Pesantren Menulis (Trenlis). Setelah sukses menulis beberapa buku best seller seperti Ubah Lelah Jadi Lillah, kini beliau hadir lagi dengan tema yang hampir sama di buku ini. Bisa dikatakan, Jalani, Nikmati, Syukuri adalah Ubah Lelah Jadi Lillah versi mini. Serupa tapi tidak benar-benar sama.


Buku setebal 259 halaman ini tidak terbagi dalam bab-bab, tetapi langsung menghadirkan judul-judulnya. Ada 50 judul tulisan yang menghadirkan kata-kata motivasi yang dibumbui pesan-pesan religi. Jadi, tidak hanya quotes bagus yang ditemui di dalamnya tapi bertaburan juga ayat Alquran dan hadits sebagai rujukannya. Dikemas dengan gaya bahasa yang rileks, seakan penulis sedang mengajak pembacanya untuk berbincang sambil merenungkan berbagai kejadian dan hikmah di belakangnya. Tulisan-tulisan tersebut membentuk pesan seperti di atas: jangan lupa bahagia. Caranya? Tentu saja dengan Jalani, Nikmati, Syukuri kehidupan yang dianugerahkan Ilahi ini.

Jalani Saja, Akan Selalu Ada Cara
“Kita memang tidak bisa memilih bagaimana cara kita memulai hidup ini, tetapi kita masih diberi kesempatan untuk memikirkan bagaimana cara kita menikmati hidup ini, dan bagaimana cara kita menyikapi hasilnya.” (halaman 10)



Kita tidak bisa menolak jika Allah Ta’ala menakdirkan kita terlahir dari orang tua yang tidak mampu. Sebuah kisah berhikmah berjudul “Belajar Menerima” di buku ini mengajak pembaca untuk tidak berputus asa dalam mengubah nasib menjadi lebih baik. Ya, karena kemiskinan dan ketidak beruntungan bisa diubah dengan kerja keras, kesabaran, dan doa. Ada kasih sayang Allah Ta’ala di baliknya agar kita menjadi hamba yang kuat dalam menaklukkan ujian kehidupan. Maka jangan sampai kita berburuk sangka atas ketetapan-Nya. Jalani saja dan terus pikirkan cara terbaik dalam melaluinya.

Nikmati Risikonya, Rasakan Sensasinya
Selain berisi kisah seperti di atas, buku ini juga berisi tips singkat yang dikemas dalam beberapa nomor. Pembaca dapat langsung mengambil poin-poin yang ingin disampaikan penulis begitu selesai membaca tips-nya. Di antara tips yang dihadirkan adalah tentang “Berani Ambil Risiko”. Ya, karena sebagian keraguan atau ketidak beranian kita dalam mengambil keputusan adalah karena risiko setelahnya.



“Tetapi coba kita melihat risiko dari sudut pandang yang berbeda. Seperti apa itu? Bisnis yang gagal ialah bisnis yang tidak menguntungkan. Begitulah kebanyakan orang pahami. Namun, bisa jadi itu bukanlah kegagalan, melainkan keberhasilan. Kok berhasil? Sebab, dengan gagalnya bisnis justru mendekatkannya kepada Allah. Bisa jadi kalau bisnis sukses justru menjauhkan dirinya dari Allah. Justru itu kegagalan dunia-akhirat.” (halaman 190)

Syukuri, Maka Bahagia pun Menanti
“Apakah bahagia itu bersyarat? Bila iya, cukuplah rasa syukur sebagai syaratnya.” (halaman 239)


Berbagai permasalahan hidup yang berkaitan dengan pekerjaan, bisnis, rezeki, kesehatan, kuliah, jodoh, dan  keluarga sering kali membuat kita ingin menyerah. Terasa sulit dan menghimpit. Dalam kondisi demikian, bagaimana mungkin bahagia bisa dirasakan? Padahal jika kita mau memperbaiki keyakinan kita kepada-Nya, pasti segalanya akan baik-baik saja. Ya, bahagia bisa datang dari penerimaan kita yang tulus atas ketetapan-Nya. Syukuri dulu kondisinya, berusaha sekuat tenaga bertahan, dan jangan pernah lupakan kekuatan doa.


Menurut saya, buku ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, baik remaja atau pun dewasa. Saya menyukai tampilan isi bukunya yang ceria (mayoritas dihiasi warna biru muda), juga ukuran font-nya yang cukup besar sehingga nyaman di mata. Ada tambahan komik strip di beberapa bagian buku ini, sebagai penegas dari kisah yang disampaikan. Sayangnya, tidak terdapat daftar isi di dalamnya sehingga saya harus membuka-buka secara acak dulu jika ingin mencari bahasan tertentu. Nilai yang ingin saya berikan untuk buku ini adalah 4 bintang dari 5 bintang. Semoga bermanfaat, ya.

Info Buku:
Judul Buku: Jalani, Nikmati, Syukuri
Genre Buku: Non Fiksi (Motivasi-Religi)
Penulis: Dwi Suwiknyo
Penerbit: Noktah (DIVA Press Group)
Cetakan: ke-1, Januari 2018
Tebal Buku: 259 halaman
ISBN: 978-602-50754-5-2




Salam bahagia,


You Might Also Like

9 comments

  1. Wah buku nya bagus penuh makna di setiap judul pada bukunya ya mbak mengandung arti yang mampu membuat kehidupan kita menjadi semakin baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Mudah dicerna saat dibaca tapi maknanya daleeem :)

      Delete
  2. Wah bun, aq suka kata-kata di bukunya. Dalam dan penuh makna 😍. Bener-bener memberikan pemahaman yang baik untuk kita. Buku yang bagus ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rekomendid, Bund :) Setelah membacanya, pikiran jadi lebih terang, hati jadi lebih lapang. Alhamdulillah...

      Delete
  3. Makna yg dalam dari setiap goresan & cukup membuat hati bergetar.

    ReplyDelete
  4. Kata² bagus banget. Jadi penasaran sama bukunya. Terus juga sangat bersahabat karena ada selipan komiknya 😊

    ReplyDelete
  5. Tertarik untuk membacanya. Ditengah banyaknya masalah dalam hidup, kita memang memerlukan kata-kata motivasi, nasihat nasihat dan kalimat yang menginspirasi jiwa

    ReplyDelete
  6. Buku yang inspiratif sekali ya mba... pengemasannya juga unik. Keren

    ReplyDelete
  7. Buku yang komplit,bisa memotivasi dan menginspirasi sekaligus menghibur pembacanya. Keren idenya!

    ReplyDelete