Cerita ini
seharusnya saya tuliskan setahun yang lalu. Tapi karena saat itu saya vakum
ngeblog, jadinya baru terealisasi sekarang. Ada pilihan sub tema yang sesuai
untuk saya pada program tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN yang memasuki hari
terakhir ini yaitu tentang isi dari kotak P3K. Ya, kotak P3K atau Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan itu tersedia di rumah saya dengan isi yang cukup lengkap
karena peristiwa berikut ini.
Suatu siang di
akhir Februari 2017, Afra pulang dari sekolahnya dengan riang gembira. Setelah
berganti pakaian, ia menarik tangan saya ke ruang depan.
“Mi, aku terpilih
jadi duta siaga Hansaplast. Masing-masing kelas diwakili oleh dua orang. Hanya siswa kelas 3, 4, dan 5,”
ucapnya sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolahnya.
"Oleh-oleh' setelah Afra terpilih jadi duta siaga |
“Apa itu duta
siaga Hansaplast?” tanya saya sambil melihat ke arah barang-barang yang
diletakkannya di atas meja. Ada pin, tas pinggang, serta dua buah buku
berukuran sedang dan kecil.
“Ada tim
Hansaplast datang ke sekolah. Mereka bikin program itu. Nih, buku-bukunya,” jawab
Afra.
Sang Duta Siaga siap bertugas ^^ |
Ternyata duta
siaga Hansaplast itu adalah bagian dari program Aksi Siaga Hansaplast yang
diadakan pada bulan Maret 2017 oleh tim Corporate Social Responsibility (CSR)-nya
PT. Beiersdorf selaku produsen dari Hansaplast. Tahun 2017 merupakan tahun
ketiga mereka menyelenggarakan aksi kepedulian itu, tapi saya baru tahu, hehe.
Mereka memberikan
edukasi dasar seputar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) melalui
Interactive Fun Learning (IFL) pada
350 Sekolah Dasar yang ada di Malang Raya. SD Negeri Pakisaji 02 tempat Afra belajar
menjadi salah satu yang terpilih mengikuti program ini.
Salah satu isi buku panduan yang wajib dibaca orang tua. Poin penting adalah tentang P3K |
Saya membuka-buka
buku panduan yang dibawa Afra. Wah, menarik dan bermanfaat. Ini bisa menjadi
semacam ekstrakurikuler tambahan untuk Afra dan juga tambahan ilmu untuk saya
sebagai ibu. Dengan menjadi duta siaga, selain peduli terhadap diri sendiri, Afra
diajarkan untuk peduli kepada sesama dan lingkungan. Peduli diri sendiri yaitu
siswa tahu apa yang harus dilakukan bila dirinya mengalami luka. Peduli sesama diwujudkan dengan saling peduli terhadap
sesama yang terluka.
Materi menangani luka yang didapatkan Afra dari kakak pembina dan dipraktikkan di sekolah |
Maka Afra mendapat tugas untuk memantau dan menangani teman-temannya yang cedera kecil di sekolah memakai 'alat tempur'-nya. Sedangkan peduli
lingkungan yaitu siswa diajarkan untuk menjaga lingkungan dengan pemilahan dan pemanfaatan sampah
basah dan kering. Nah, di bagian peduli lingkungan ini Afra menjadi leader untuk membuat tempat sampah dari bahan bekas.
Kepedulian yang
sama juga menjadi PR untuk saya sebagai ibu siaga. Saya dan beberapa ibu
diundang ke sekolah untuk menghadiri sharing session tentang P3K juga.
Diharapkan para ibu siaga menjadi pelopor bagi masyarakat di sekitarnya untuk senantiasa
menyediakan perlengkapan P3K di rumah, kendaraan, maupun untuk persediaan pribadi. Sedia payung sebelum hujan memang seharusnya
dilakukan sebelum musibah datang.
Ibu berpotensi terluka seperti ini. Yuk, sedia kotak P3K selalu |
Nah, saya pun tergerak untuk lebih merapihkan
kotak P3K yang sebelumnya tersedia di rumah. Ada sih, tapi kurang lengkap.
Kadang juga isinya tercecer, tidak dikembalikan lagi ke tempat semula. Poin
penting yang lain, kami sekeluarga jadi rutin membawa kotak P3K portable itu kemana saja
kami bepergian.
Kotak P3K praktis yang bisa dibawa kemana saja |
Berikut adalah
isi dari kotak P3K yang ada di rumah kami:
- Rivanol, untuk mengompres luka
- Iodine/betadine, untuk mencegah infeksi
- Kassa steril
- Plester roll
- Gunting
- Plester Hansaplast
- Plester koyo, untuk meredakan pegal
- Pembersih tangan antiseptik/hand sanitizer
- Cotton bud
- Minyak kayu putih
- Minyak telon
- Balsem anak
- Krim analgesik, untuk mengatasi keseleo
- Obat anti mabuk kendaraan
- Obat paracetamol, untuk meredakan nyeri pada luka
Kotak P3K sebaiknya tersedia di tiap rumah karena
cedera bisa terjadi kapan saja dan di mana
saja. Ibu sebagai ‘perawat’ memang
didorong untuk menjadi ibu siaga sehingga bisa mengatasi sakit
atau cedera ringan yang
terjadi di rumah. Karena kecepatan bertindak terhadap cedera awal bisa mencegah terjadinya luka atau cedera yang lebih parah. Jadi ibu siaga, siapa takut!
Salam ibu siaga,
Tulisan ini diikutsertakan pada program Tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
Sumber gambar: pixabay, dok. pribadi dan FP Hansaplast Indonesia
3 comments
Setuju..kotak P3K mestinya ada di setiap rumah..!
ReplyDeleteBtw, itu kotak unyu-unyu bisa muat lengkap juga ya Mbak..bagus
Btw, Mbak Afra..selamat ya, dari duta Hansaplast nanti jadi dokcil terus dokter beneran , Insya Allah:)
Sebenernya ga semua bisa masuk situ, sih Mbak. Sebagian masuk di pouch yang lama :) Ya saya nyebutnya tetap kotak P3K hehe. Aamiin yaa Rabb, walopun cita2nya sih gak jadi dokter. Tapi seneng dia saat jadi duta
DeletePR saya ini, di rumah belum ada kotak P3K, hanya saja untuk obat2 darurat seperti trombopop, minyak angin, parasetamol sudah selalu sedia. Next time kudu dilengkapi ini
ReplyDelete