Habibie Telah Pergi, Meninggalkan Banyak Catatan Berkesan di Hati
- September 20, 2019
- By Tatiek Purwanti
- 18 Comments
Ada yang hilang dari bangsa Indonesia; salah satu putra terbaiknya telah tiada. Benar-benar kehilangan yang seakan tak tergantikan. Setiap kali membuka beraneka media, pemberitaan tentang beliaulah yang menjadi sorotan utama. Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J.Habibie telah pergi untuk selamanya, menghadap Sang Maha Cinta.
Rabu itu begitu kelabu. Pada 11 September 2019, tepat pukul 18.05 WIB, salah satu putra terbaik bangsa itu akhirnya pergi dalam usia 83 tahun, setelah selama dua pekan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Innalillahi wa Inna ilaihi raaji'uun. Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.
Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menuliskan beberapa catatan berkesan tentang beliau. Tidak lain karena saya pun merasa kehilangan padahal saya bukan siapa-siapa beliau. Hanya rakyat jelata yang tak pernah sekali pun bertemu muka.
Maka saya begitu memahami kesedihan mendalam yang terpancar pada mata orang-orang dekat Eyang Habibie, demikian saya ingin memanggilnya. Ya, seakan jutaan cucu sedang kehilangan kakek mereka pada hari itu.
Kematian adalah sebuah kepastian. Sebelum itu terjadi, alangkah beruntungnya mereka yang memiliki catatan berkesan sepanjang perjalanan kehidupan. Eyang Habibie adalah salah satu dari mereka; rekam jejak hidupnya begitu menginspirasi banyak anak negeri.
1. Anak yang Rajin Membaca Buku
Eyang Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 ini sejak kecil memiliki hobi membaca. Putra pasangan Alwi Abdul Djalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo ini sudah lancar membaca saat berusia 4 tahun. Sejak saat itu, setiap kali ada waktu senggang, Habibie kecil mengisinya dengan membaca buku-buku yang disediakan oleh ayahnya.
Rudy, begitu nama panggilan beliau saat kecil, begitu menikmati buku sepenuh kalbu seakan sedang bersantap. Berbagai genre buku, mulai dari ensiklopedia hingga buku cerita, tuntas dilahapnya. Nah, buku paling berkesan dan menjadi favorit Rudy adalah "Around The World in Eighty Days" karya Jules Verne. Tak lain karena itu merupakan buku pertama yang dibelikan Sang Ayahanda.
2. Salah Satu Manusia Paling Jenius di Dunia
Sebelum suka membaca buku, Rudy kecil adalah seorang anak yang selalu ingin tahu. Sejak berusia 2-3 tahun, Rudy adalah anak yang cerewet sekali karena sering bertanya A sampai Z pada ayahnya. Seakan apa-apa yang ingin diketahuinya harus diungkap tuntas saat itu juga. Beruntung, Sang Ayah dengan sabar menjawabnya dengan bahasa yang mudah dipahami Rudy.
Kebiasaan baik di atas terus berlangsung seiring tumbuh kembangnya, masa anak-anak,remaja, dan dewasa muda. Rudy pun tumbuh menjadi sosok kritis dan pembelajar dan kelak membuat beliau dikenal sebagai salah satu manusia paling jenius di dunia. Intelligent Quotient Eyang Habibie mencapai 200, Masya Allah.
3. Berguru di Negeri Orang karena Kecerdasan
Saat memasuki usia dewasa muda (tahun 1959), Eyang Habibie mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH), Aachen, Jerman karena buah dari kecerdasannya. Di sana, beliau menghabiskan masa muda untuk fokus pada studinya yang mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang.
Kecerdasan dan ketekunan beliau membuahkan gelar doktor, sebuah gelar yang saat itu tidak main-main dan masih jarang disandang. Selanjutnya, Eyang Habibie melanjutkan kariernya di perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB).
4. Mendapat Julukan Elegan: Mr. Crack
Eyang Habibie pernah mendapat julukan Mr. Crack. Sebuah julukan keren yang dilatarbelakangi oleh kesuksesan beliau saat berhasil memperlihatkan kepada dunia bagaimana cara menghitung crack propagation on random hingga ke atom-atomnya.
Apa itu?
Saat itu Eyang Habibie tengah bekerja di Jerman, di sebuah perusahaan bernama Hamburger Flugzeugbau (HFB). Datanglah tantangan dari Departemen Pertahanan Jerman kepada para ahli untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat Fokker 28 dan pesawat tempur Jerman Starfighter F-104 G.
Challenge itu sukses dipecahkan oleh Eyang Habibie sehingga lahirlah Teori Habibie, Faktor Habibie, hingga Prediksi Habibie. Hasil-hasil challenge itu lantas masuk ke dalam buku pegangan soal prinsip-prinsip ilmu desain pesawat terbang standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang berjudul Advisory Group for Aerospace Research and Development.
IG: @act_gharantaly |
Salah seorang ahli aerodinamika di Jerman Barat, Lascka, menyatakan bahwa teori yang ditemukan oleh Eyang Habibie tersebut sangat berharga untuk ilmu kedirgantaraan. Tak lain karena masalah retakan dalam struktur pesawat memang menjadi salah satu hal yang dicemaskan oleh para perekayasa. Luar biasa!
5. Menemukan Cinta Sejati pada Hasri Ainun Besari
Seorang laki-laki jenius yang sangat romantis dan setia. Saya kira, itulah hal-hal yang akan terus melekat dalam ingatan kita tentang Eyang Habibie. Bisa dikatakan, sosoknya sebagai laki-laki idaman itu mendekati sempurna!
Inilah yang dikatakannya tentang Ainun saat awal-awal kedekatan mereka:
So sweet (dok. Tempo.co.id) |
Pada tanggal bersejarah, 12 Mei 1962, Habibie dan Ainun resmi mengikat kesejatian cinta mereka. Jodoh dan cocok. Dua manusia pecinta ilmu itu pun mendirikan Perpustakaan Habibie dan Ainun di rumah mereka di Kuningan, Jakarta. Di dalam perpustakaan itu terdapat ribuan buku mulai dari biografi tokoh dunia sampai kain tradisional.
Sungguh banyak kisah yang mereka lalui bersama. Kisah cinta yang membuahkan dua orang putra, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Suka dan dukanya punya cerita penuh makna. Bahkan saat Ainun meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2010, kisah cinta mereka tidak berhenti begitu saja.
Eyang Habibie yang merasa kehilangan akhirnya menulis buku tentang kisah mereka berdua, Habibie dan Ainun. Buku yang bisa mengobati kerinduan dan rasa kehilangan yang teramat dalam. Buku fenomenal yang berlanjut dengan proyek film dengan judul sama, yang akhirnya laris manis ditonton jutaan pemirsa.
Saya yakin, banyak manusia Indonesia tergugah dengan pesan-pesan berharga pada film yang disutradarai oleh Faozan Rizal, dibintangi oleh Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari tersebut.
"Bagi saya berlaku maut pun tidak bisa memisahkan kami. Itu namanya cinta ilahi," tegas Eyang Habibie.
Masya Allah.
6. Kembali ke Indonesia untuk Mengabdi
Nama besar Eyang Habibie begitu harum di Jerman. Tapi itu tidak menghalanginya untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Beliau lebih memilih untuk mengabdi di negeri yang membesarkannya daripada negeri yang sebenarnya sangat bisa memberinya kepopuleran dan harta.
Pada bulan Agustus 1973, Eyang Habibie bertemu dengan Presiden Soeharto.
"Habibie, sekarang kamu harus membantu saya mensukseskan pembangunan. Yang penting bagi saya adalah teknologi. Coba kamu cari jalan,” kata presiden kedua Indonesia itu.
“Pak Harto, saya hanya bisa membuat pesawat terbang. Mengapa saya akan diberi tugas seperti ini?” tanya Eyang Habibie.
“Kamu bisa membuat pesawat terbang, artinya kamu bisa membuat yang lain-lain.” jawab Pak Harto.
Sejak saat itulah, Eyang Habibie mengemban amanah untuk membangun industri penerbangan nasional lewat Industri Pesawat Terbang Nusantara/IPTN (kini PT Dirgantara Indonesia/PT DI). Bagi saya sendiri, jabatan beliau saat itu terus melekat hingga kini: Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menristek.
Maka lahirlah Pesawat N250 Gatot Kaca pada tanggal 10 Agustus 1995, pesawat pertama yang dibuat di Indonesia. Ini adalah satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang menggunakan fly by wire dengan jam terbang 900 jam. Alangkah bangganya seluruh bangsa ini.
Mari Terbangkan R80!
Eyang Habibie telah pergi tapi beliau masih menitipkan mimpi besar: menghadirkan Pesawat R80. Ini adalah pesawat rancangan beliau melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan yang dibangun oleh putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie.
Rancangan Pesawat R80 ini pernah dipamerkan dalam Bekraf Habibie Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada tahun 2017 silam. Pesawat R80 masuk ke dalam Proyek Strategi Nasional (PSN) yang mulai digarap tahun ini dan akan mulai dijual pada tahun 2025.
Kita bisa membantu mewujudkan mimpi Eyang Habibie dengan ikut menyumbangkan dana demi aksi #TerbangkanPesawatIndonesia. Yuk, ikutan patungan dengan cara yang menyenangkan!
Rasanya tak akan cukup kalimat di dalam postingan kali ini untuk menggambarkan kekaguman saya pada sosok Eyang Habibie. Semoga ini cukup mewakili dan menjadi jejak kenangan yang tak terlupakan. We love you, Eyang. 😔😘
Salam,
Postingan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) September 2019 by Estrilook Community.
#ODOPDay7
18 comments
mengagumkan banget sih emang, sosok Pak Habibie ini :')
ReplyDeleteBagiku belum tergantikan apalagi dengan mimpi-mimpi beliau ya Allah semoga Allah beri lebih baik lagi
ReplyDeleteSelalu merinding baca kisah tentang B.J. Habibie ya, mbak. Sosok jeniusnya belum tergantikan hingga kini...
ReplyDeleteAh, kalau bicara soal Eyang memang gak ada habis-habisnya. Manusia cerdas yang berdedikasi tinggi. Tentang pesawat R80, mari kita #terbangkatpesawatindonesia. Semoga mimpi Eyang satu ini bisa kita wujudkan bersama-sama.
ReplyDeleteMasya Allah ... Prestasi yang mengagumkan ya namun tetap humble. Aku pun paling melekat jabatan beliau ya sebagai menristek, selain mantan Presiden RI juga. Coba ah nti main ke ig pesawatr80.
ReplyDeleteSaya banggaaa sekali baca ini. Masya Allah, ada putra Indonesia yang begitu berprestasi pun rendah hati. Al Fatihah untuk BJ Habibie, Insya Allah surga menanti.
ReplyDeleteMembaca kisah almarhum seolah nggak ada habisnya. Selalu penasaran, selalu ingin mencari lagi dan lagi prestasi dan inspirasi hidupnya. Semoga semua itu menjadi pemberat amalnya. Semoga Allah mengganjar dengan pahala yang berlipat-lipa. AMiin. ALfatihah.
ReplyDeleteBeliau memang berperan besar dlm membangun industri pesawat di Indonesia melalui IPTN. Sayang bangsa kita engga bangga dengan produksi dalam negeri.
ReplyDeleteMudah²an sih di masa datang lebih baik...
Aku kagum banget sama eyang Habibie mba... selain cerdas, juga akhlaknya mulia. Jarang ada orang seperti beliau. Semoga eyang Habibie tenang dan bahagia di alam sana ya bersama belahan jiwanya. Amin
ReplyDeleteahhh pak habibi. saya kemaren sengaja ngelewatin pemberitaan. kuatir nggak bisa nahan emosi. jaman pas bu ainun meninggal aja rasanya, ya allah, nelongso banget ngelihatnya.
ReplyDeleteSosok yang mengagumkan, entah dalam hal cinta dan pendidikan. Semoga ada habibie-habibie lain di Indonesia setelah ini. Allahummaghfirlahu,,
ReplyDeleteBeliau memang telah pergi, tapi segala kebijaksanaan, kecerdasan, pemikiran dan jejak-jejak beliau masih terekam jelas dalam sanubari. Kita pun masih bisa merasakan kehadiran beliau melalui karya-karyanya.,... Lahul fatihah
ReplyDeleteEyang Habibie sudah tidak ada, tapi kesan yang ditinggalkannya begitu mendalam di hati masyarakat, apalagi kisah romantisnya dengan istri, bikin iri
ReplyDeleteDewi ikut kehilangan saat beliau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Semoga amalan beliau diterima Allah.
ReplyDeleteSaya juga sangat kehilangan beliau, Mbak. Pak Habibie layak jadi idola generasi muda bangsa kita. Beliau tidak hanya pintar tapi juga sangat menginspirasi.
ReplyDeleteEyang Habibie memang sosok inspiratif.. Sangat... Gak salah kalo nama Beliau pantas disandangkan sebagai bandar udara agar sampai generasi akan datang bisa mengenang prestasi Beliau
ReplyDeleteAlm sosok yang cerdas dan rendah hati. Prestasi bnget. Semg tenang di surga. Aaminn
ReplyDeleteIndonesia benar-benar kehilangan sosok istimewa, seorang B.J.Habibie yang sangat inspiratif.
ReplyDelete