Kehadiran anak
kedua selalu memberi warna baru bagi sebuah keluarga. Bagi kedua orang tua, kegembiraan
segera menghampiri karena bertambah satu lagi penyejuk mata. Repot dan capek
itu pasti, tapi seakan terbayar dengan sosok imut menggemaskan yang tangisnya bak nyanyian paling merdu sedunia. Namun bagi si kakak, biasanya ada
perasaan lain selain gembira. Jika sebelumnya seluruh perhatian tercurah
kepadanya, maka kasih sayang orang tua harus dibagi juga untuk adiknya. Di
sinilah ada masalah yang umum muncul yaitu kecemburuan si kakak pada adiknya.
Menjelang tahun baru 2018 seperti sekarang ini, kata
resolusi kerap didengungkan kembali. Ya, resolusi yang awalnya adalah sebuah
hasil rapat yang berupa tuntutan (versi KBBI), kini mengalami perluasan makna. Resolusi
bisa dicetuskan oleh setiap orang atau pribadi tanpa harus melakukan rapat
secara formal terlebih dahulu. ‘Rapat’-nya adalah dengan suara hatinya sendiri
yang ingin mewujudkan mimpi atau rencana di masa depan. Biasanya, pergantian
tahun menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi pencapaian resolusi tahun lalu
dan menggulirkan poin-poin resolusi untuk tahun depan.
Tuhan telah berbaik hati. Sri tahu itu. Tetapi perempuan paruh baya itu
belum puas menikmati kebaikan dari Tuhan. “Satu jantung lagi, Tuhan. Biarkan
mereka hidup lebih lama.”
Cukup lama saya tidak mendengar nama Chrisye
disebut atau membaca tentang beliau. Sampai kemudian ada kabar tentang sebuah
film berjudul “Chrisye” yang dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Velove Vexia pada
bulan lalu. Ini bukan tentang keinginan saya untuk menonton film yang
akhirnya tayang perdana di bioskop pada tanggal 7 Desember 2017 itu. Tapi ada
sebuah peristiwa yang berkaitan dengan Chrisye yang langsung memantik ingatan
saya kepada sosok ayah yang saya panggil Bapak.
Salah
satu hal yang menjadi anugerah terindah di keluarga LDR seperti kami adalah
long weekend. Kebersamaan keluarga menjadi bertambah kuantitasnya, walaupun
sebenarnya ‘hanya’ bertambah sehari saja. Lebih istimewa lagi jika long
weekend-nya pas tanggal muda, hehe. Persis seperti yang terjadi pada akhir
pekan kemarin.
Kamis
malamnya, saya sekeluarga (minus si
Abi yang masih di jalan) mengikuti pengajian di musalla kampung dalam
rangka Maulid Nabi Muhammad.
Sepulang dari situ saya baru ingat bahwa event Malang Islamic Book Fair (IBF)
akan dibuka keesokan harinya. Gayung pun bersambut, alhamdulillah. Si Abi
setuju untuk pergi ke sana karena event IBF memang merupakan salah satu agenda rutin di
keluarga kami. Saya sempat absen mengunjungi dua event IBF sebelumnya di tahun
ini dan kali ini rasanya sudah kangen sekali
Assalamualaikum. Hai, perkenalkan. Saya Tatiek Purwanti, seorang istri sekaligus ibu dari 2 orang anak. Saya pernah bekerja dan kuliah di Batam dari tahun 2000-2010. Sekarang saya bersama keluarga tinggal di Malang, Jawa Timur.