[Resensi] Antologi Flash Fiction “Tuhan Telah Berbaik Hati”





Tuhan telah berbaik hati. Sri tahu itu. Tetapi perempuan paruh baya itu belum puas menikmati kebaikan dari Tuhan. “Satu jantung lagi, Tuhan. Biarkan mereka hidup lebih lama.” 


Empat kalimat di atas adalah blurb yang terdapat di bagian belakang buku antologi berjudul “Tuhan Telah Berbaik Hati”. Buku tersebut berisi kumpulan flash fiction 200 kata, merupakan hasil lomba menulis flash fiction yang diadakan oleh Mazaya Publishing House pada bulan Juli 2017 yang lalu. Seluruh peserta harus menulis flash fiction sebanyak 200 kata, tidak boleh kurang atau lebih. Saya ikut berpartisipasi di dalam buku antologi setebal 172 halaman ini. Walaupun tidak menjadi juara, it’s okay. Alhamdulillah, menjadi kontributor pun sudah lega. Maka inilah buku antologi ketiga saya yang akan saya kupas isinya :)

Lalu apa itu flash fiction? Mengutip mondayflashfiction.com, ini adalah model cerita cepat yang disajikan singkat, padat, dan memiliki akhir cerita yang dipelintir (twisted ending). Selain tidak sepanjang cerpen, unsur flash fiction hanya terdiri atas konflik dan klimaks saja. Maka, sebuah flash fiction bisa dibaca habis hanya dalam waktu kurang dari lima menit karena jumlah katanya yang biasanya kurang dari 1000 kata.

Ada yang menyebut flash fiction ini adalah nama lain dari fiksi mini, tapi ada juga yang berpendapat bahwa ada beda pada keduanya. Dari beberapa sumber yang saya baca, bedanya terletak di ending-nya. Seperti yang tersebut di atas, flash fiction berakhir dengan twisted ending sementara itu fiksi mini biasanya happy ending. Hal ini masih debatable, sih. Yang jelas, flash fiction adalah sebuah hal baru bagi saya yang sebelumnya hanya mengenal cerpen. Eh, ternyata ada yang lebih pendek lagi. 

Alhasil, Yaumil Rachman keluar sebagai juara pertama dan judul flash fiction-nya pun dipakai sebagai judul buku. Blurb yang tersebut di atas, ditambah dengan penampakan gambar jantung yang diplester tentu saja memancing rasa penasaran saya. Maka saat pertama membaca bukunya, saya langsung menuju ke halaman 167 dimana “Tuhan Telah Berbaik Hati” berada. 

Flash fiction ini mengisahkan tentang Sri dan suaminya yang selama tujuh tahun sabar menanti kehadiran sang buah hati. Ia tetap bersyukur dan beranggapan bahwa Tuhan tetaplah Maha Baik. Sampai akhirnya bayi yang dinanti mereka pun tiba. Bukan hanya satu tetapi malah kembar. Sungguh ia bersyukur, Tuhannya benar-benar Maha Baik. Walaupun sebenarnya Sri mempunyai permintaan lagi yang mustahil tercipta karena dua janinnya sudah hadir ke dunia. 

Ternyata dua orang anak laki-lakinya itu terlahir sebagai bayi kembar siam yang berhimpitan dadanya, hanya mempunyai satu jantung! Twist ending-nya dapet banget. Selesai membacanya, saya pun tersenyum: pantes nih dinobatkan sebagai jawara. Awal membaca blurb-nya saya berpikir kalau Sri ini semacam makhluk pemangsa organ tubuh atau apa gitu, hihi. Lha pake minta jantung segala. Setelah membaca ceritanya, saya baru paham bahwa Sri ini manusia biasa :D

Selain blurb-nya diambil dari juara pertama, ada juga penggalan flash fiction-nya juara favorit 2 yang berada di belakang buku. Judulnya cukup unik: “Cerita Pendek dalam Cerita Pendek tentang Cerita Pendek” karya Mareza Sultan Ahli Jannah. Tokoh di dalam flash fiction ini adalah tokoh di dalam cerita yang diciptakan oleh si penulis. Ia bisa berpendapat ini-itu tentang adegan yang dituliskan tentangnya. Misalnya, ia merasa senang saat sang penulis mengisahkan si tokoh sedang jatuh cinta. Lalu si tokoh tersebut berbalik protes saat penulisnya ‘menakdirkan’ ia patah hati. Protesnya lebih keras lagi saat si penulis membuat ceritanya sudah habis. Hehe, ini namanya ada fiksi di dalam fiksi. Kreatif! 

Flash fiction di dalam buku ini disusun berdasarakan abjad judulnya. Cerita saya yang berjudul “Bertemu Khadijah” ada di halaman 20, agak awal karena berawalan huruf ‘B’. Cerita ini terinspirasi dari sebuah kejadian nyata yang saya ‘olah’ sedikit. Berikut kisah selengkapnya:

Bertemu Khadijah
Oleh: Tatiek Purwanti

“Kamu memang pintar berbisnis,” puji suaminya.
Khadijah berkali-kali mendengar pujian itu. Istri pintar berdagang adalah istri ideal masa kini, bukan?

Khadijah  senang sekaligus sedih mendengarnya. Senang, karena akan ada tambahan uang belanja. Sedih, karena suaminya justru tidak kunjung berubah. Ada pesanan datang, empat puluh porsi gado-gado, untuk arisan ibu-ibu PKK hari Minggu.

Setelah mengalami PHK dan berkali-kali gagal berdagang, suaminya seperti patah arang. Sementara kebutuhan hidup tidak bisa digugat. Khadijah, ibu guru TK itu, bisa saja berpuasa. Tapi tak tega ia mendengar rengekan dua anaknya.

Khadijah berjualan apa saja. Craft, kue yang dititipkan di kantin sekolah, dan yang paling laris adalah gado-gado. Hanya di rumah, dari mulut ke mulut. Pembeli datang setiap hari. Pesanan datang silih berganti. Belum ada dana untuk menyewa lapak di food court pinggir jalan raya sana.

Selepas memuji, suaminya beranjak pergi. Selalu begitu. Waktunya dihabiskan di kolam pemancingan di desa sebelah. Mendinginkan pikiran, katanya. Toh penghasilan istrinya disamping mengajar, lumayan untuk kebutuhan sebulan.

Segera dibuka!
Warung Siomay, Batagor, Gado-gado
Free Wi-Fi
Gratis makan saat launching

Brosur berikut voucher makan gratis menyebar di kampungnya. Setelah itu kondisi tidak lagi sama. Pembelinya berangsur bak hilang ditelan bumi.

“Bunda Khadijah, bisakah aku bertemu denganmu di surga nanti?” bisiknya pedih.[]


Jumlah keseluruhan flash fiction di buku ini ada 86 judul, masing-masing mendapatkan jatah dua halaman. Tentu saja saya tidak bisa mengulas semuanya yang memang bagus dan punya keunikan sendiri-sendiri. Misalnya, “Gadis Kecil dan Perempuan yang Menatapnya” karya Mbak Dwi Rahmi W di halaman 52. Ini berkisah tentang seorang gadis kecil pemulung sampah yang terlibat percakapan dengan seorang perempuan yang tidak memberi respon kepadanya, hanya diam dan menatap saja. Kira-kira kenapa, ya? Ternyataaa... si gadis kecil sedang berbicara dengan poster perempuan yang tertempel di dinding sebuah teras. Perempuan di dalam poster itu adalah RA. Kartini, sedangkan si gadis namanya juga Kartini. Ide tokoh dengan nama sama-nya mirip punya saya, hehe. 

Beberapa nama penulis terasa familiar bagi saya karena nama mereka sering saya jumpai di grup Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Ada Mbak Dian Restu Agustina, teman pertama yang saya kenal di IIDN, yang menulis flash fiction berjudul “Menjemput Rezeki”. Ini menceritakan tentang kecurigaan Narti karena suaminya, Karyo, tiba-tiba sering pergi pagi dan pulang larut malam. Narti curiga jika suaminya berselingkuh. Oh, no! Ternyataaa... ada teman Narti yang menginfokan bahwa Karyo justru bekerja lebih giat sepulang kerja dari kantornya dengan menjadi driver ojek online.

Ada juga Mbak Febri Purwantini yang menulis “Cinta Lelaki Matahari”, Mbak Emmy Herlina dengan “Cinta yang Mendua”, Mbak Vita Suwarno menulis “Got Back My Love”, Mbak Geger Siska –nama penanya Gieska- menulis “Kaya Hati”, Mbak Lia Soeparno menulis “Kotak Besi” dan “Pepper”, Mbak Susi Hendarti menulis “Mengembara Tanpa Raga”, Mbak Nonny Ranggana –memakai nama pena Niranggana- hadir di buku ini dengan dua flash fiction-nya, “Beban” dan “The Room Maid” dan yang terakhir Mbak Kinanti WP, founder-nya grup kepenulisan “KamAksara” menulis “Terpesona Setengah Mati” di buku ini. Mungkin ada nama-nama lain yang terlewat. Remind me, please. 

Membaca flash fiction itu asyik karena kita akan mendapat pesan dan hikmah dalam waktu singkat. Maka membaca kumpulan flash fiction seperti yang terdapat di buku ini mengajak saya untuk bertamasya dan berkeliling, menemui beraneka cerita singkat tapi bermakna. Buku ini adalah buku edisi pertama, ada buku edisi kedua yang memuat kumpulan flash fiction hasil dari lomba yang sama. Ada dua flash fiction saya di buku kedua, insya Allah akan saya ulas juga segera.


Info Buku:
Judul buku: Tuhan Telah Berbaik Hati
Penulis: Yaumil Rachman, Mareza Sultan Ahli Jannah, dkk (Finalis lomba menulis flash fiction 200 kata tingkat nasional 2017)
Penerbit: Mazaya Publishing House
Cetakan:  ke-1, Oktober 2017
Tebal: 172 halaman
ISBN: 978-602-6362-58-2




Salam,



 

You Might Also Like

1 comments

  1. Keren mbak ceritanya, sukses selalu ya mbak dan semoga bukunya laris manis membawa manfaat dan berkah.AMiin

    ReplyDelete