Resolusi 2018: Tiga Resolusiku, Tiga Mimpiku
- December 27, 2017
- By Tatiek Purwanti
- 38 Comments
Menjelang tahun baru 2018 seperti sekarang ini, kata
resolusi kerap didengungkan kembali. Ya, resolusi yang awalnya adalah sebuah
hasil rapat yang berupa tuntutan (versi KBBI), kini mengalami perluasan makna. Resolusi
bisa dicetuskan oleh setiap orang atau pribadi tanpa harus melakukan rapat
secara formal terlebih dahulu. ‘Rapat’-nya adalah dengan suara hatinya sendiri
yang ingin mewujudkan mimpi atau rencana di masa depan. Biasanya, pergantian
tahun menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi pencapaian resolusi tahun lalu
dan menggulirkan poin-poin resolusi untuk tahun depan.
Resolusi itu Penting Bagi Saya
Menurut saya, mencetuskan sebuah resolusi berarti
memiliki sebuah catatan tentang tujuan untuk hari-hari ke depan. Segala sesuatu
yang dicatat pastinya akan lebih mudah diingat dan lebih mudah dievaluasi
kembali. Bagi sebagian orang, mungkin catatan tentang resolusi itu tidak
penting. Toh yang penting beraksi dan tercapai tujuan yang diinginkan. Sah-sah
saja, sih. Saya tidak memaksa, kok. Hehe... Ada juga orang yang menjalani
hidupnya seperti air yang mengalir, pasrah saja deh dengan apa yang bakal
terjadi dalam kehidupannya ke depan. Nah, dari tiga pilihan di atas, kita bisa
menyimpulkan mana yang lebih oke, bukan?
Saya sendiri sebenarnya telah mulai mencorat-coret
tentang resolusi menjelang tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 21
September 2017 yang lalu. Alhamdulillah, sebagian sudah terealisasi. Maka saat
giliran tahun baru Masehi tiba, saya tinggal menyempurnakan catatan itu dan
melanjutkan perjalanan yang –insya Allah- masih panjang. Sebagai seorang
muslimah, pastinya saya ingin terus berbenah dan memperbaiki diri sehingga bisa
menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran.
Tiga Sasaran Resolusi Saya
Setiap manusia dikaruniai tiga dimensi dalam kehidupannya
yaitu jiwa, pikiran, dan badan. Ketiganya harus dipenuhi kebutuhannya secara
seimbang. Jika tidak, pasti akan ada yang timpang. Maka resolusi saya memang
mengarah pada pemenuhan kebutuhan ketiganya sekaligus berusaha menjadikan
ketiganya lebih berkualitas dan lebih baik.
Resolusi untuk Jiwa
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia
Raya.
Tuh, bahkan membangun jiwa disebutkan di urutan pertama sebagai syarat agar negeri kita jaya. Maka bagi saya sendiri, memberi asupan bagi jiwa agar ia tetap sehat adalah sebuah syarat mutlak. Dalam hal ini, saya memadankan kata jiwa dengan ruh. Ya, ruh yang ada di dalam badan kita inilah yang sebenarnya menggerakkan kita. Jika ia tidak ada, maka yang tertinggal hanyalah badan kita yang tanpa daya. Bukankah demikian kondisi orang yang telah meninggal dunia?
Tuh, bahkan membangun jiwa disebutkan di urutan pertama sebagai syarat agar negeri kita jaya. Maka bagi saya sendiri, memberi asupan bagi jiwa agar ia tetap sehat adalah sebuah syarat mutlak. Dalam hal ini, saya memadankan kata jiwa dengan ruh. Ya, ruh yang ada di dalam badan kita inilah yang sebenarnya menggerakkan kita. Jika ia tidak ada, maka yang tertinggal hanyalah badan kita yang tanpa daya. Bukankah demikian kondisi orang yang telah meninggal dunia?
Tahun depan, saya ingin memperbanyak jumlah hapalan Alquran, ingin lebih sering berpuasa Senin-Kamis, ingin menjadi istri dan ibu yang lebih sabar, dan memberi kontribusi lebih bagi lingkungan masyarakat dimana saya tinggal. Empat keinginan itu saya niatkan untuk mencari rida Allah Ta’ala. Keempatnya adalah dalam rangka meningkatkan kesalihan pribadi dan kesalihan sosial. Saya sadari sepenuhnya bahwa saya membutuhkan itu semua untuk kesehatan jiwa saya sendiri. Jiwa akan tentram jika selalu terhubung secara baik dengan Sang Maha Pencipta. Alquran menyebutkan dalam surat Ar Ra’du ayat 28 bahwa “Alaa bidzikrillahi tathmainnul qulub” (Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram).
Resolusi
untuk Pikiran
Pikiran
yang tenang dan tentram adalah salah satu modal untuk bisa hidup bahagia dengan
cara yang sederhana. Kita tidak perlu membelinya dengan uang, tapi kita bisa
menciptakan dan mengusahakannya sendiri. Masalah hidup pasti datang, tapi
dengan berpikir tenang dan positif kita akan bisa mengurai masalah tersebut dan
niscaya bisa mengatasinya. Sebuah quote bagus dari Marcus Aurelius ini
menginspirasi saya: “You have power over your mind – not outside events. Realize
this, and you will find strength.”
Maka
tahun depan saya ingin lebih banyak lagi membaca buku, lebih rajin menulis
terutama di blog, lebih sering berwisata di alam bersama keluarga, dan lebih
bijak dalam berinteraksi di media sosial. Lagi-lagi empat keinginan. Ya,
membaca buku adalah rekreasi menyenangkan untuk pikiran saya dan tahun depan
harus ditambah porsinya. Sedangkan saudara kembarnya yaitu menulis adalah
sarana bagi saya untuk mempertajam
pikiran dan sekaligus berbagi. Blog saya baru ‘siuman’ menjelang akhir tahun
ini, semoga tahun depan lebih bermutu dan berisi lagi.
Menikmati
keindahan alam bersama keluarga pastinya akan lebih menjernihkan pikiran saya
karena biasanya saya berusaha mengambil hikmah dalam setiap perjalanan. Begitu
menemukan hikmah itu, rasanya ilmu saya bertambah satu. Banyak tempat wisata
indah di Malang Raya yang tahun ini belum sempat saya kunjungi. Semoga tahun
depan bisa terlaksana semua.
Lalu bermedia sosial secara lebih sehat adalah target selanjutnya. Pertengahan tahun ini saya sudah memulainya dan pikiran menjadi lebih tenang rasanya. Saya memulai dengan menjauhi debat kusir, berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan kabar, dan berusaha memandang sebuah persoalan dari dua sisi secara adil. Apalagi tahun depan adalah tahun politik, salah satu momen yang selalu membuat jagad media sosial gonjang-ganjing dan panas. Cara saya di atas itu bukan untuk jaga image, tapi saya meyakini bahwa apa yang tampak dalam akun media sosial seseorang menunjukkan cara berpikir sekaligus ketenangan berpikirnya.
Resolusi
untuk Badan
Kedua
resolusi sebelumnya akan saling berkaitan dengan yang terakhir saya sebut ini:
kesehatan badan. Kesehatan yang merupakan rezeki tak terbeli ini harus selalu
saya jaga. Kita tidak bisa sih menghindarkan diri dari sakit jika memang
takdirnya tiba. Tapi menurut saya, sebaiknya seorang ibu itu kalau sakit jangan
lama-lama. Bisa berabe seisi rumah. Apalagi untuk saya yang saat ini sedang
menjadi LDR warrior. Kasihan dong anak-anak saya.
Resolusi
untuk badan ingin saya wujudkan dengan cara:
- Rutin minum air putih minimal delapan gelas sehari
- Merutinkan diri berjemur di bawah sinar matahari pagi
- Lebih banyak berjalan kaki daripada naik motor, apalagi jika jaraknya hanya sekitar satu kilometer saja
- Merutinkan diri sarapan buah saat perut kosong
- Minum multivitamin di saat masa penyembuhan setelah sakit
Untuk
poin terakhir, saya mendapatkan info dari seorang teman tentang vitamin yang bagus untuk mempercepat masa
penyembuhan yaitu Theragran-M. Begitu
melihat kemasannya yang ada logo Halal MUI-nya, saya langsung sreg. Wah,
multivitamin sahabat emak-emak, nih. Saya akhirnya membeli Theragran-M di
apotik yang dekat dengan rumah saya. Produk andalan PT. Taisho Pharmaceutical
Indonesia ini harganya cukup bersahabat yaitu Rp 20.000 per strip (berisi 4
tablet salut gula).
Vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit ini ternyata sudah cukup lama diresepkan oleh para dokter yaitu sejak tahun 1976, lho. Sebuah bukti bahwa Theragran-M memang sebuah multivitamin yang terpercaya sejak lama. Lalu kenapa harus mengonsumsi multivitamin di saat sakit, sih? Menurut pengalaman saya, saat sakit kita pastinya kurang berselera makan. Padahal kita membutuhkan beraneka vitamin dalam makanan agar kita cepat sembuh seperti sedia kala. Nah, dengan meminum 1 tablet Theragran-M sekali sehari, kebutuhan akan vitamin itu akan terpenuhi. Di dalam Theragran-M ada kandungan multivitamin seperti vitamin A, B, C, D dan E serta mineral esensial (seperti Magnesium dan Zinc) yang sangat kita butuhkan. Lengkap, bukan?
Lega rasanya sudah menuliskan pernak-pernik
tentang resolusi saya untuk tahun 2018. Menulis resolusi adalah melukis
mimpi-mimpi. Setelahnya akan ada realisasi dengan konsisten melakukan apa-apa
yang saya targetkan tersebut. Saya berharap ‘lukisan’ saya di tahun 2018 akan
lebih indah dari tahun ini. Selamat merancang resolusi Anda dan menyongsong
tahun 2018 dengan bahagia.
Salam,
Tatiek Purwanti
Artikel
ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
38 comments
wah semoga bisa tercapai mbak resolusinya
ReplyDeletedan tetap sehat, istiqomah menulis, amin...
Aamiin. Matur nuwun, Mas :)
DeleteSemoga lukisan kehidupan kita di tahun depan akan lebih indah lagi yaa Mbak Tatiek... Aamiin 😊
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb. Ingin lebih pinter 'melukis' nih, Mbak :)
Deletesmoga selalu diberikan kesehatan dan resolusinya terwujud ya mba
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak :)
Deletesemoga tercapai ya resolusinya, mbak. saya juga nih tahun depan pengennya lebih meningkatkan kuantitas ibadah yang merosot setelah punya anak
ReplyDeleteYuk semangat lagi, Mbak. Moga lancar jaya juga ya :) aamiin
DeleteResolusi keren tapi sederhana . . .
ReplyDeleteYups, sederhana saja. Jika bisa tercapai semua, alangkah bahagianya saya :)
DeleteMantap MBK resolusi 2018 semoga tercapai ya MBK. Saya juga suka buat nih kalau sudah menjelang tahun baru. Mau ikutan ah buat resolusi masa depan tahun 2018.
ReplyDeleteYups, silakan disusun resolusinya, Mbak. Moga lebih bersemangat menjalani keseharian karena ada tantangan tertulisnya ya :)
DeleteFollow back ya MBK sayang
ReplyDeleteSudah saya folbek ya, Mbak
DeleteSemoga tercapai apa yang diimpikan ya mba :)
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak :)
DeleteAku juga selalu sedia Theragran M nih di rumah, semoga tercapai semua resolusi 2018nya ya mbaaaaak
ReplyDeleteToss, Mbak :) Aamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak :)
DeleteMasya Allah! Resolusinya lengkap dan terperinci banget. Semoga semuanya terwujud ya. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillah, sebenernya ga begitu rinci nih, Bund. Aamiin, makasih atas doanya ya :)
DeleteSemoga sukses resolusinya ya mbak,tercapai semua,amiin
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak. Moga resolusi Mbak Eni juga terwujud ya :)
DeleteResolusinya bagus banget, Mbak. Semoga terwujud semua ya. Membangun kesalihan sosial, itu yang masih sangat sulit buat saya. Tulisan ini menjadi motivasi buat saya. Thanks for sharing, Mbak:)
ReplyDeleteTerima kasih kembali, Mbak :) Nah, tahun 2017 saya agak kendor mengenai usaha tuk salih secara sosial. Semoga tahun depan lebih baik lagi :)
DeleteSemoga resolusinya tercapai. aamiin
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb, Makasih :)
DeleteTulisan yang bagus sekali.Diceritakan dengan alur yang mudah dipahami. Semoga resolusi pada 2018 bisa terwujud
ReplyDeleteAlhamdulillah jika dinilai bagus :) aamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak
Deletemerancang resolusi terkadang membuat kita jadi semangat ya... semangat utk mewujudkannya
ReplyDeleteBegitulah, Mbak. Jadi lebih serius karena ada yang ingin dicapai :)
DeleteInsya Allah semua impian nya terkabul
ReplyDeleteAamiin
Aamiin yaa Rabb. Makasih, Mbak :)
DeleteSemoga dilancarkan hafalan Qurannya, mba.
ReplyDeleteSalam kenal dan sukses dengan lombanya.
Semoga semua resolusi 2018 bisa terwujud, Mbak. Salam kenal :)
ReplyDeleteIya bener ih nambah hafalan quran huhu, makasi mb udah diingetin
ReplyDeleteSemoga tercapai resolusinya ya Mba, aamiin
ReplyDeleteSuka banget sama quote dari Marcus Aurelius: “You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.” Kata "realize this" itu bener-bener menampar supaya bangun dari angan-angan ketika membuat resolusi. Resolusi yang punya target, spesifik, realistis, dan terarah seperti mbak pasti sangat menyenangkan jika dijalankan.
ReplyDeleteSemangat selalu mbak :)
semangat mba untuk hafalan quran nya, dan semoga sehat selalu
ReplyDelete