Menulis Kebaikan Cinta



Saya bergabung dengan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) pada pertengahan tahun 2017. Sebuah langkah awal yang berdampak positif pada kenyamanan saya hari ini sebagai penulis dan blogger. Yang terbaru, saya dan lima orang teman penulis anggota IIDN menjelang melahirkan buku antologi berjudul Kebaikan Cinta

By the way, ada yang belum tahu Komunitas IIDN kah? Ini adalah komunitas di grup facebook yang beranggotakan para ibu dan calon ibu yang menyukai dunia menulis. Iyes, yang masih single pun boleh gabung. Setiap hari ada program berbeda yang dihadirkan yang berhubungan dengan dunia kepenulisan. Misalnya ada program #RabuBuku yang mengulas buku sekaligus giveaway buku tersebut. Saya pernah menang giveaway-nya, alhamdulillah.

Belum gabung? Yuk, ikutan!

Berawal dari Lomba

Kebaikan Cinta adalah antologi fiksi berisi 11 cerpen hasil lomba menulis fiksi yang diadakan IIDN bekerja sama dengan Najmubooks Publishing pada akhir tahun 2017 yang lalu. Tema cerpen yang dilombakan adalah tentang kebaikan sekaligus cinta. Awalnya sih hanya terpilih 6 cerpen dari 6 penulis seperti tersebut di bawah ini:


Selanjutnya, keenam pemenang tersebut dikumpulkan dalam satu grup WhatsApp di bawah koordinasi Teteh Diba Tesi Zalziyati, owner-nya Najmubooks Publishing, sekaligus salah satu juri lomba.

Sebenarnya masing-masing cerpen itu cukup panjang. Ya, karena salah satu syarat lombanya yaitu panjang cerpen antara 8-10 halaman A4. Tapi setelah dikumpulkan, keenam cerpen itu belum mencukupi untuk diterbitkan menjadi sebuah buku. Kurang halamannya, euy!

By the way, saya sendiri saat itu cukup lama mencari ide agar cerpen yang saya tulis bisa panjang tapi tidak menjemukan. Biasanya sih saya menulis cerpen sekitar 5 halaman A4 saja. Jadi, lomba fiksi IIDN ini cukup menantang buat saya.

Akhirnya dibuatlah kesepakatan untuk setiap penulis agar menambah masing-masing satu cerpen. Nah, inilah proses yang memakan waktu cukup lama. Saya sendiri hampir lupa PR menulis cerpen kedua karena tertutup oleh proyek antologi lain dan ngeblog.😅

Alhamdulillah, akhirnya cerpen kedua saya yang berjudul The Escape selesai juga. Seingat saya sih pada bulan Oktober 2018. Saat itu ada teman penulis yang sudah selesai, ada yang masih proses, dan ada seorang yang minta izin untuk tidak menambah jumlah cerpen.

Sekitar bulan Desember 2018, cerpen kedua sudah rampung semua. Proses editing, proofreading, dan persiapan terbit pun dimulai. And... here we go! Sekarang buku antologi saya yang kedua puluh ini sudah masuk masa Pre Order, alhamdulillah.

Jadi teman-teman yang bertanya-tanya tentang kapan penyelenggaraan lomba fiksi IIDN sudah tahu jawabannya, ya. Memang tidak sebulan-dua bulan yang lalu tapi sudah cukup lama. Ini termasuk proyek antologi saya yang paling lama beresnya, hehe...

Semua tentang Nilai Kebaikan dan Cinta

Semua manusia normal pastinya akan tertarik pada nilai-nilai kebaikan, bahkan memperjuangkannya. Begitu juga dengan cinta. Siapa sih yang menolak akan kehadirannya? Baik itu cinta tertinggi kepada Tuhan sampai cinta kepada makhluk-Nya, semua bisa membuat hidup manusia penuh warna dan cerita.


Jika kebaikan dan cinta dipersatukan lalu dikemas dalam bentuk cerita pendek, pasti akan melahirkan rangkaian pesan bermakna dan nasihat bagi hati tanpa menggurui. Itulah yang saya rasakan sebagai penulisnya dan juga saat membaca cerpen teman-teman penulis lainnya.

Yuk, simak sekilas cerpen saya yang berjudul Menjelma Bunga berikut ini!

.........

Aku hampir tidak memercayai penglihatanku. Si kacamata yang hampir sepekan ini selalu mengisi kepalaku itu kini tengah berbincang dengan Mas Rohman dan ibunya di teras rumah mereka.

Aku baru menyelesaikan lari di Ahad pagi ini. Tidak ada alasan untuk tidur lagi setelah Subuh walaupun hari libur begini. Bisa-bisa ibu mengomel panjang lebar jika aku menuruti rasa kantuk.

“Adik kandung Mas Rohman?” ucapku hampir tidak percaya.

Reza, nama si kacamata itu. Tanpa ‘Afgan Syah’. Ia menyapaku tadi saat aku hendak membuka pintu pagar depan. Lalu kami terlibat pembicaraan sebentar.

“Dia sudah tiga kali kemari kok, Nak Imel,” timpal Bu Endang. Wajahnya sudah terlihat segar. Sudah sehat kembali nampaknya. “Tapi biasanya cuma sebentar.”

Aku mengangguk-angguk, mengakui kecuekanku sekali lagi. Aku jarang memperhatikan tamu-tamu yang datang dan berbincang di teras rumah mereka. Dan aku baru ingat sekarang bahwa aku memang pernah melihat wajah Reza. Ya, ia ada di foto keluarga Mas Rohman yang tergantung di ruang tengah. Tapi di situ Reza berpose tanpa kacamatanya. Oh, alangkah sempitnya dunia.

("Menjelma Bunga" hal. 22)

Sedangkan The Escape, boleh deh saya beri sedikit bocorannya 😉


“Kejaaar!”
“Tangkaaap!”
Orang-orang itu lagi. Wajah-wajah mereka penuh amarah yang siap tumpah. Oh, apa yang harus kulakukan sekarang? 

Kakiku ternyata bergerak lebih cepat. Keduanya kencang berlari, mengacuhkan bisikan-bisikan di dalam dadaku yang menyuruhku berhenti. 

Huh, berhenti? Bisa-bisa aku habis nanti. Sambil terus menjejak bumi bertubi-tubi, kepalaku dipenuhi beragam tanda tanya. Orang-orang itu, dari mana mereka tahu bahwa aku ada di sini? 

Napasku betul-betul nyaris putus ketika akhirnya kutemukan sebuah tempat persembunyian. Untungnya aku tadi memilih berbelok ke kebun ini. Banyak semak belukar, badanku pasti cukup terlindungi jika aku meringkuk di situ.

Benar saja. Teriakan-teriakan itu tak terdengar lagi. Hufft ...

“Mardi!” 

Aku terhenyak. Kuseka peluh yang mengaliri dahiku sambil mengedarkan pandangan. Suara siapa itu? Dari mana dia tahu nama keduaku? 

Nama itu tak biasanya jadi panggilanku. Orang tua, saudara, dan teman-temanku lebih sering 
memanggil nama depanku: Pavel.

Belum selesai rasa penasaranku, bahuku merasakan sebuah colekan. Aku spontan menoleh. Wajah di depanku itu … penuh dengan luka lebam. Dia menyeringai. Rambutnya acak-acakan dan berbau anyir. Darah! Ya, itu aroma darah. Aku mengenal wajah itu.

Sreeet ... Sreeet ...

Pria itu merobek-robek sesuatu. Seringai mengerikan masih menghiasi wajahnya. Oh, tidak! Itu tiket kereta apiku! Seingatku, tiket itu terselip di bagian depan ranselku. Bagaimana mungkin dia bisa mengambilnya?

“Sekarang, kamu tidak akan bisa lari lagi!” gertaknya dengan mata menyala dan suara parau. 

Aku merasakan bulu-bulu kuduk meremang. Sedetik kemudian, lelaki itu mengangkat dua tangannya ke atas. Aku kaget, kuku-kukunya runcing mirip cakar Serigala. 

Kucoba menggerakkan kakiku, berat sekali. Aku berteriak, tapi tak ada suara yang keluar dari kerongkongan. Keringat dingin semakin membanjiri tubuhku. Apakah aku akan mati sekarang? Aku .... 

Lanjutannya ada di buku, hihi...


Cerpen-cerpen yang lain tidak kalah menariknya dengan ciri khas masing-masing penulis. Saya bisa menilai karena saya dan teman-teman penulis diberi kesempatan untuk membaca keseluruhan cerpen dalam buku ini.

Untuk cerpen kedua selain The Escape, ada Yumna Memetik Bunga Kertas (Deris Afriani), Sedalam Luka Senja (Muyassaroh), Cinta Rena (Widia Endang), dan Fajar untuk Nirmala (Annisa Tang).

Terbit Bareng Antologi Blogging

Selain antologi fiksi berupa cerpen, IIDN juga menerbitkan antologi blogging yang berisi kisah nyata para blogger. Sayangnya tidak ada tulisan saya di sana karena saya tidak mengikuti seleksi tulisan sih, hehe...


Nah, kedua buku itu sedang masa Pre Order. Jika membeli sepaket alias bundling, harganya pasti lebih murah. Saya aja tertarik, masa teman-teman enggak? Hihi... 

Oke, deh. Selamat menimbang-nimbang, ya. Yang jelas, IIDN ini adalah rumah yang baik untuk karya fiksi maupun non fiksi. Me too. I love both of them. 😍


Salam,









You Might Also Like

29 comments

  1. Wah... Manfaat positif dari berkomunitas ya mb.. Ikut senang.... Semoga saya juga bisa ngikuti jejak bisa nerbitin buku juga..aamiin... Tfs mb...

    ReplyDelete
  2. Masyaallah keren bun, semoga selalu berkarya yaaa. Saya pun juga lagi pengen aktif nulis antologi lagi, targetnya belum terpenuhi nih, hihi.

    ReplyDelete
  3. keren...udah 20 buku antologi.... mantulll makkk....

    ReplyDelete
  4. Membuat cerpen yang agak panjang tapi tak menjemukan pasti tidak mudah. Selamat untuk dua karya cerpen yang diterbitkan di antologi Kebaikan Cinta ini

    ReplyDelete
  5. Saya udah lama nggak main ke IIDN, kangen juga rasanya

    ReplyDelete
  6. Jadi kangen baca cerpen. Oh ya, terbit bareng antologi blogging kah? Tulisan saya nyelip.satu loh disitu..

    ReplyDelete
  7. Selamat ya mbak atas buah karyanya yang akan lahir.... semoga dapet terus menebar kebaikan yang penuh manfaat.

    ReplyDelete
  8. Masyaallah mba karyanya sangat banyak dan sangat menginspirasi, dan karena baca artikel ini akhirnya aku tau kalau ada komunitas IIDN, sepertinya saya akan bergabung

    ReplyDelete
  9. Penasaram sama terusannya ih, kira-kira sopo iku yo? Hehe. Btw Mbak Tatiek masih rajin ngefiksi juga ya, keren loh. Salut akutuh dama manajemen waktumu Mbak. Single fighter tp tetep jalan semua

    ReplyDelete
  10. Hiiii yang kedua itu horor kah? Langsung deg degan aku bacanya hahahhaa.. keren mba! Hayuk ngefiksi lagi

    ReplyDelete
  11. Kalau ada bocoran sedikit begini sungguh menyiksa hahahah
    Jadi penasaran bener sama bukunya.
    Keren memang IIDN ini, mewadahi Ibu-Ibu yang doyan ngemil eh..nulis baik fiksi maupun non fiksi.
    Selamat ya Mbak Tatiek..Keren pencapaiannya!

    ReplyDelete
  12. Wah semua cuplikan cerpennya bikin penasaran deh mba. Keren nih bikin cerpennya, aku masih belum PD hehe. Bulan ini baru mau ikut kisah hijrah inspiratif hehe

    ReplyDelete
  13. Masya Allah, produktif terus mba Tatiek. Tulisannya keren dan buku-bukunya juga keren. Selamat, ya...

    ReplyDelete
  14. Keren mbak, terus semangat berkarya yaa

    ReplyDelete
  15. MaasyaaAllah Barakallah ya bunda ...
    Saya udah gabung di grupnya IIDN tapi belum aktif.. cuman sering baca-baca tulisan di sana

    ReplyDelete
  16. Selamatbya Mbak... udah mau lahiran lagi. Kereeen

    ReplyDelete
  17. Selamat mbak Tatiek ...keren ya bisa lancar nulis bukunya , banyak lagi.

    ReplyDelete
  18. keren deh mbak Tatiek, udah banyak ya antologi dan buku solonya. Selamat ya mbak, semoga sukses selalu

    ReplyDelete
  19. Selamat mba sudah berhasil mengeluarkan karya...pengen beli deh bukunya

    ReplyDelete
  20. masya Allah, keren bun, sukses terus ya bun, ditunggu karya-karya selanjutnya. :)

    ReplyDelete
  21. Salut sm mb Tatiek, produktif ntar kpn2 aq pngen baca cerpennya yaa...��

    ReplyDelete
  22. Wah, keren. Cerita ke-2 bikin penasaran banget sama lanjutannya, Mbak.

    ReplyDelete
  23. Wah keren mbak Tatiiik, saya juga mau ikutan group FB nya namanya IIDM aja gtu mbak? Keren ini ibu ibu produktif... :)

    ReplyDelete
  24. Barakallah atas terbitnya karya2 Mbak. Semoga menjadi perpanjangan amal kebaikan bagi penulisnya. Aamiin

    ReplyDelete
  25. waaaah banyaknya antology bunda ... saya baru dua antology ... hihihi

    ReplyDelete
  26. Udah gabung juga di grup IIDN ini, baarakallaah ya Mbak bukunya terbit lagi bareng mbak Muyas lagi? Keren deh, produktif banget😊

    ReplyDelete
  27. Wow keren, saya terlewat yang lomba fiksi itu mbak tapi Alhamdulillah ikutan jadi kontributor yang ngeblog seru ala ibu-ibu. Sukses ya mbak ...

    ReplyDelete
  28. Ahh..tos deh kita sebuku, Mbak..masya Allah. Semoga lahirannya lancar yaa :)

    ReplyDelete
  29. keren mbak..sukses selalu mbak dengan karya-karyanya :)

    ReplyDelete