[Puisi] Tentang Cinta Pertama dan Asa



Tema: Asa


Dakar
Oleh: Tatiek Purwanti


dakar telah buatku terbakar
kulesatkan kereta anginku
tak hirau kecimus yang menghangus
pecundang itu sudah lama kubuang 

terus kukayuh berteman peluh
kueja napasku yang satu-satu
lalu menjelma seribu
kurasa garuda memekik di dadaku

mimpi itu harus kuraih
hingga berkibar sang merah putih


Malang, 15 Agustus 2018


💜💜💜


Primadona
Oleh: Tatiek Purwanti


tatapan kalian seumpama aku berlian
tuan dan nona...
topeng ini hanya belum kulepaskan
semerbakku bukanlah kasturi
ia cuma aroma berbalut dusta

puja-puji itu semerdu seruling bambu
menikamku hingga lelah bersimbah
peluh bahkan genangan darah
sungguh sakit ini tak terperi 
tuan dan nona...
aku ingin kembali
melembah dan membumi lagi


Malang, 15 Agustus 2018

💜💜💜


Tema: First Love


Tertawan
Oleh: Tatiek Purwanti


tiada mungkin
kusampaikan pada angin
pun tak sanggup aku ceritakan
pada arak-arakan awan
sebentuk wajah telah menjajah

karenanya...
oh, bagaskara perkasa
pancaran panasmu tak lagi terasa
oh, candra nan memesona
purnamamu tak lagi memikatku

lamat-lamat dalam senyap
kalbuku membisikkan
ia telah tertawan


Malang, 14 Agustus 2018

💜💜💜


Rasa untuk Baginda
Oleh: Tatiek Purwanti


ada riak tenang bening telaga
pada manik mata ibunda
tiap kali disebut namamu
pada ceria masa kanakku

masa pun musim berganti
tapi tidak dengan rasa ini
ajaib…
tapi ini nyata adanya
aku jatuh hati tanpa pernah
melihat seraut wajah indah

salam bagimu, wahai
manusia termulia teladan semesta


Malang, 14 Agustus 2018

💜💜💜

Puisi di atas dimuat dalam buku antologi puisi Cinta Pertama dan Asa terbitan Wonderland Publisher, 2018.

You Might Also Like

1 comments

  1. Duh menyentuh banget kata-kata puisinya bun bikin saya baper wkwk. Bagus euy, saya pun jg suka nulis puisi tapi masih malu belum berani publish wkwkw

    ReplyDelete