9 Pelajaran Kehidupan dan Kutipan Favorit dari K-Drama Hit, It's Okay to Not Be Okay


It’s Okay to Not Be Okay, tidak apa-apa jika kita sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Teman-teman pernah mendengar frasa seperti ini? Atau baru mendengarnya belakangan ini? Jika ya, mungkin itu karena pengaruh kuat dari drama Korea It’s Okay to Not Be Okay yang pemberitaannya berseliweran dimana-mana. 

Ya, sejak tayang perdana pada tanggal 20 Juni 2020 hingga berakhir pada 9 Agustus 2020 yang lalu, drama ini terus menjadi perbincangan hangat. Di Korea Selatan menjadi hot topic, pun kutipan-kutipan drama ini menjadi buah bibir tak henti-henti di kalangan pecinta drama di berbagai penjuru dunia. 


Akhir pekan kemarin, bahkan di twitter muncul hestek #ItsOkayToNotBeOkayEp17 Pastinya itu kerjaan kaum gagal move on. Lha wong dramanya cuma sampai episode 16 saja, sebagaimana jumlah episode drama pada umumnya. Eh, kok hestek-nya diada-adain oleh para warga twitter yang terlalu kreatif itu. Ada juga video meme di instagram yang menceritakan It’s Okay to Not Be Okay episode halu alias episode 17 itu tadi. Sudah habis, euy! Terimalah kenyataan ini wahai para pecinta rusa! :D 

Selamat Datang Lagi Kim Soo Hyun, Si Aktor Termahal Korea! 


Saya termasuk yang menantikan drama ber-genre psychological romance ini jauh-jauh hari. Tak lain karena ini adalah drama comeback-nya Kim Soo Hyun, dongsaeng saya, nih. Iyes, dia tuh sepantaran adik laki-laki saya yang bungsu. Saya masih ingat saat menulis buku antologi yang kedua pada tahun 2015, Kim Soo Hyun dan Jun Ji Hyun saya sebut di dalam buku itu. Saking terkesannya saya dengan chemistry mereka berdua di drama My Love from The Star yang populer pada tahun 2013-2014 itu. 

Saya sempat off nge-drakor selama hamil dan sekitar tiga tahunan ini. Pastinya lebih fokus ke si kecil dan mulai menata kembali agenda ngeblog sembari momong. Sekadar melihat cuplikan info drakor saja, gitu. Untunglah Kim Soo Hyun juga off tidak membintangi drama pasca The Producer (2015). Jadi, walaupun saya tertinggal banyak drama lain, yang penting tidak ketinggalan dramanya Dek Soo Hyun. Saya skip juga film Real (2017) yang dibintanginya bareng almarhumah Sulli. Ah, sudahlah! 

Cuma awards sepanjang tahun 2015,
yang 2010-2014 buanyak. Cek di wikipedia aja ya ;)

Setelah Kim Soo Hyun menjalani wajib militer pada tahun 2017-2019, dia muncul lagi sebagai cameo di drama Hotel Del Luna (2019) dan Crash Landing on You (2019-2020). Dua kemunculan sesaatnya yang bikin heboh itu tak terlupakan hingga kini. 

Akhirnyaaa… Kim Soo Hyun tampil juga sebagai lead male di drama Psycho But It’s Okay atau yang lebih dikenal dengan It’s Okay to Not Be Okay pada pertengahan tahun ini. Fiuhh… Udah semacem pemilu aja nih, nunggu lima tahun! 

Kenapa Kim Soo Hyun disebut sebagai aktor termahal? Ya karena pada drama It’s Okay to Not Be Okay ini dia dibayar 200 juta won per episode atau sekitar 2,4 miliar rupiah. Kalikan saja dengan 16 episodenya. Duit semua itu, bukan daun! Hasilnya tidak mengecewakan, dong. Dia dibayar mahal dan membuktikan dengan kualitas akting yang oke punya saat memerankan tokoh Moon Gang Tae di drama ini. 

Penampilan Apik Seo Yea Ji dan Oh Jung Se, Naskah Indah Jo Yong Chakkanim 


Lead female drama ini diperankan oleh Seo Yea Ji sebagai Ko Moon Young. Artis cantik pemilik deep voice ini sejak Januari 2020 berada di agensi yang sama dengan Kim Soo Hyun, Gold Medalist. Pada Februari 2020, ada kabar keduanya akan main drama bareng. Waktu itu saya baru ngeh jika Seo Yea Ji pernah menjadi supporting cast di film-nya Yoo Seung Ho, Seondal: The Man Who Sells The River (2015). Oalah, baru inget. 

Baru ngeh juga kalau Seo Yea Ji adalah Princess Sook Myung di drama Hwarang: The Poet Warrior (2016-2017). Saya memang belum nonton drama Yea Ji yang lain: Lawless Lawyer (2018) dan Save Me (2017). Sekadar tahu infonya saja, sih. Maap ya, Dek Yea Ji. 

Seo Yea Ji dan Kim Soo Hyun, dua artis andalan Agensi Gold Medalist (credit: Jamsan)

Setiap bintang punya waktunya sendiri untuk bersinar dan ini adalah golden moment bagi Seo Yea Ji. Pasca It’s Okay to Not Be Okay, namanya jelas melejit dan menurut saya dia pantas masuk sebagai nominee dalam ajang penghargaan seperti Baeksang Arts Award tahun depan. Tak lain karena karakter Ko Moon Young yang antisosial itu begitu hidup lewat akting bagusnya. Kalau saja akun instagram Seo Yea Ji aktif, pasti serbuan komen dari penggemar akan didapatnya sebagaimana yang terjadi pada akun instagram Kim Soo Hyun. 

Adapun karakter Moon Sang Tae yang autis juga pas sekali diperankan oleh Oh Jung Se. Kalau ahjussi yang satu ini sih saya sudah ngeh orangnya yang mana. Tahun 2019 yang lalu dia cukup aktif bermain drama sebagai pemeran pendukung di Touch Your Heart, Hot Stove League, dan When The Camellia Blooms.

Sabar berproses sembari melakukan yang terbaik akan mendatangkan hasil juga. When The Camellia Blooms mengantarkannya menyabet penghargaan sebagai Best Supporting Actor di KBS Drama Awards 2019 dan Baeksang Arts Award 2020. Daebak! 

Tweet saya tentang Oh Jung Se menjelang IOTNBO tayang

Saya cukup terharu dengan speech-nya saat dia menerima penghargaan pada 56th Baeksang Arts Award kemarin. Kata Oh Jung Se, “Ada banyak orang biasa yang selalu melakukan yang terbaik dalam hidupnya di dunia ini.” 

Ya, Oh Jung Se yang dalam real life-nya adalah pengidap Prosopagnosia (kelainan yang membuat penderitanya sulit mengenali wajah seseorang) ini mungkin bukan aktor kelas A di Korea. Tapi dia tidak menyerah dan telah menunjukkan kualitas aktingnya yang sangat baik. Calon penerima penghargaan lagi nih, Si Om. 

Oh Jung Se & Jo Yong

Sedangkan penulis naskah It’s Okay to Not Be Okay adalah Jo Yong yang baru sekali menjadi scriptwriter di drama komedi romantis, Jugglers (2017) yang dibintangi Daniel Choi dan Baek Jin Hee. Sebelumnya, saya tidak tahu Jo Yong itu yang mana, hehe. Bahkan di wikipedia pun belum ada profilnya. 

Namun, naskah drama keduanya ini membuat namanya kini melambung. Salut banget dengan kreatifitas Jo Yong Chakkanim dalam menggabungkan tema psikologi dengan fairy tale yang berhubungan dengan keadaan sehari-hari. Ditunggu naskah drama selanjutnya ya, Tante! 

Moon Gang Tae di antara Pengidap Autism Spectrum Disorder dan Antisocial Personality Disorder 


Dalam drama It’s Okay to Not Be Okay ini, Kim Soo Hyun berperan sebagai Moon Gang Tae, seorang perawat di Rumah Sakit Jiwa yang nampak ramah dan hangat di mata orang-orang sekitarnya, namun sebenarnya dia memendam luka. Sejak berusia 12 tahun, dia berpindah-pindah tempat bersama kakaknya yang mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD), Moon Sang Tae. Dia terus berpindah-pindah rumah sewa sampai dia jadi perawat dan berusia 30 tahun. Ada kejadian pahit di masa lalu yang membuatnya berbuat begitu. 

Sudah nonton sejak awal, dong

Nah, suatu hari Moon Gang Tae bertemu dengan Ko Moon Young, seorang penulis dongeng anak-anak yang populer dan cantik. Ko Moon Young berasal dari keluarga kaya namun punya latar belakang keluarga yang ‘gelap’. Ayahnya (Ko Dae Hwan) adalah seorang profesor yang menderita demensia dan dirawat di RSJ, ibunya (Do Hui Jae) adalah seorang penulis novel terkenal bergenre thriller yang menghilang (atau tewas?) secara misterius saat Ko Moon Young masih kecil. Ko Moon Young ini mengidap Antisocial Personality Disorder (ASPD) atau gangguan kepribadian anti sosial. 

Kisah menariknya berawal di sini. Moon Gang Tae yang punya luka terpendam harus berada di antara mereka. Moon Gang Tae, Moon Sang Tae, dan Ko Moon Young punya masalah sendiri-sendiri namun saling terkait. Dengan cara apa mereka saling menyembuhkan satu sama lain? 

Pelajaran Kehidupan dan Kutipan Favorit dari It’s Okay To Not Be Okay


1. Mereka yang mengidap gangguan kepribadian antisosial juga ingin bercerita tentang apa yang dirasakannya. Menulis adalah salah satu cara 'protes' mereka kepada dunia.


Ko Moon Young digambarkan sebagai seorang penulis buku dongeng anak yang unik dan aneh, baik sudut pandang kepenulisannya maupun tingkah lakunya. Misalnya: dia berani ‘mendobrak’ stereotip bahwa sosok putri di dalam dongeng itu cantik. Justru, penyihir lah yang digambarkannya sebagai sosok yang cantik. Ya, pesan-pesan yang diselipkannya ke dalam buku dongengnya itu anti-mainstream. 

Dia sangat menggebu-gebu dan sulit menahan diri. Jika ingin sesuatu, dia harus bisa memilikinya. Memang begitulah sebagian ciri-ciri orang pengidap gangguan antisosial: merasa superior, tak menyadari salah dan benar, tak peduli dengan hal-hal berbahaya, dan tak memiliki empati. 

Jadi, jangan sembarangan melabeli orang dengan sebutan antisosial, ya. Antisosial itu bukan orang yang pendiam dan tak punya teman. Justru antisosial itu –mudahnya- adalah seseorang yang berperilaku bak preman, bar-bar, dan tak peduli risiko. Namun tak semua pengidap antisosial itu jahat dan gangguan kepribadian tersebut bisa disembuhkan. 

Nah, selama sepuluh tahun berprofesi sebagai penulis, Lee Sang In yaitu CEO SangSangESang Publishing Company adalah orang yang paling memahami ‘keanehan’ Ko Moon Young. Walaupun kadang bertingkah konyol, dia dan asistennya -Yoo Seung Jae- dengan telaten mengawal dan mengikuti segala kemauan Ko Moon Young. 

2. Perlu kesabaran dan strategi dalam mendampingi pengidap autisme serta memfasilitasi minat dan bakatnya. Sebagian pengidap autisme juga memiliki Savant Syndrome. 

Sang Tae oppa dan buku dongeng yang ditulis Ko Moon Young, Kisah Hidup Zombi

Suatu hari Ko Moon Young dijadwalkan untuk mendongeng di bangsal anak RSJ Myungsung University, Seoul, tempat Moon Gang Tae bekerja. Moon Gang Tae memberi tahu hal itu lewat telepon pada Moon Sang Tae yang merupakan penggemar berat Ko Moon Young. Awalnya, Moon Sang Tae ngotot ingin pergi ke RSJ demi menghadiri acara dongeng itu. Namun Moon Gang Tae yang telah terbiasa dengan hal itu berusaha menenangkan kakaknya. 

Moon Gang Tae menyuruh kakaknya untuk menarik napas tiga kali. Dia berjanji akan memintakan tanda tangan Ko Moon Young, spesial untuk Moon Sang Tae. Akhirnya kakaknya itu menurut. 

Begitulah. Sejak belia, Moon Gang Tae bersabar ‘mengasuh’ kakaknya. Dia berusaha tetap tersenyum di depan Moon Sang Tae walau ada kejadian sepahit apapun. Moon Gang Tae juga menyediakan buku-buku favorit yang ditulis Ko Moon Young, pernak-pernik dinosaurus, dan peralatan menggambar untuk Moon Sang Tae. 

Nah, meskipun Moon Sang Tae mengidap autis, dia sekaligus memiliki Savant Syndrome. Ini adalah kondisi langka pada seseorang dengan disabilitas otak/mental yang menunjukkan kejeniusan atau kemampuan super. Ya, Sang Tae oppa sangat berbakat menggambar dan melukis. Bagus banget lho gambarnya. 

3. Setiap takdir ada maksudnya dan akan ada kisah di baliknya. Takdir yang mempertemukan kita dengan orang lain bisa menjadi jalan untuk berubah menjadi lebih baik. 


Pertemuan Ko Moon Young dan Moon Gang Tae di taman rumah sakit berawal dari sikap seenaknya Ko Moon Young. No smoking area, euy! Malah si Mbak cantik itu merokok di sana. Tentu saja Moon Gang Tae yang sedang membawa segelas kopi menegurnya. 

Sekilas, pertemuan mereka terkesan romantis; diiringi sakura yang berguguran dan kata-kata Ko Moon Young tentang takdir. Nyatanya, Ko Moon Young men-skak mat Moon Gang Tae dengan memasukkan puntung rokok ke gelas kopinya si perawat ganteng. Ko Moon Young dilawan! :P 

Mereka bertemu lagi saat agenda mendongeng di bangsal anak dijeda karena ada pasien yang kalap. Moon Gang Tae terluka tangannya karena Ko Moon Young sehingga dia lupa meminta tanda tangan yang dipesan kakaknya. 

Tragedi itu membuat takdir mempertemukan mereka kembali di kemudian hari. Takdir yang mempertemukan Ko Moon Young, Moon Gang Tae, dan Moon Sang Tae adalah takdir yang menyembuhkan mereka. 

4. Sahabat sejati itu mengerti apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya dan bisa menilai dengan jujur. Jika punya sahabat seperti itu, pertahankan dia! 


Sebagai orang yang selalu berpindah rumah tiap tahun, wajar jika Moon Gang Tae tidak punya banyak teman dekat. Namun ada seorang sahabat yang selalu mengikuti Moon bersaudara berpindah tempat yaitu Jo Jae Soo. Padahal Jo Jae Soo juga punya bisnis rumah makan. Setiap kali Moon Gang Tae pindah rumah, Jo Jae Soo juga berpindah tempat usaha. 

Jae Soo selalu siap siaga menjemput Moon Gang Tae dengan motornya dan ikut menjaga Moon Sang Tae. Hanya satu yang tidak dipahami dan disetujuinya: perilaku ‘ganas’ Ko Moon Young yang justru dimaklumi oleh Moon Gang Tae. Namun, perbedaan cara pandang mereka terhadap Ko Moon Young tidak mengurangi kualitas persahabatan itu. 

5. Pikirkan baik-baik risikonya sebelum bertindak impulsif. Tahan diri dengan menggunakan strategi yang tepat dan sesuai. 


Moon Gang Tae sebenarnya tidak ingin bertemu lagi dengan Ko Moon Young. Namun strategi menghindarnya gagal karena sebuah kejadian tak terencana. Ketika akhirnya mereka bertemu lagi, Moon Gang Tae punya kesempatan untuk sedikit ‘memberi masukan’ agar sikap impulsif Ko Moon Young bisa berkurang. Impulsif berarti cenderung bertindak dan bereaksi cepat sebelum berpikir terlebih dahulu. 

Moon Gang Tae mengajarkan metode Butterfly Hug yang juga biasa diterapkannya untuk menenangkan Moon Sang Tae dan para pasien yang mengalami trauma. Nah, metode terapeutik ini ditemukan oleh terapis Lucina Artigas dan Ignacio Jarero untuk mengatasi kecemasan. Jadi ini bukan metode fiktif. Butterfly Hug dipercaya bisa membuat jantung terasa lapang dan bisa menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Alhasil, mereka yang memiliki trauma bisa lebih rileks. 

6. Setiap masalah harus dihadapi karena pasti ada jalan penyelesaiannya. Jangan lari dari masalah, pun jangan memendam luka dan emosi. 


Ada kejadian kelam di balik ‘hobi’ Moon Gang Tae melarikan diri. Ibunya tewas dibunuh dan hanya Moon Sang Tae yang jadi saksi mata. Kupu-kupu yang membunuh ibu mereka, kata Sang Tae oppa. Maka mereka terus berpindah tempat sejauh mungkin dari Kota Seongjin, daerah asal mereka. 

Moon Gang Tae juga berusaha tersenyum dan bersikap lembut di depan kakaknya. Ia tidak ingin terlihat sedih dan marah. Semua luka dan emosi dipendamnya sendiri hingga suatu hari dia menemukan kalimat-kalimat menohok di dalam buku dongeng yang ditulis oleh Ko Moon Young. 

By the way, di dalam drama ini ditampilkan buku-buku dongeng yang sebenarnya ditulis oleh Jo Yong Chakkanim. Strategi marketing yang bagus, bukan? Tiga diantaranya berjudul Anak Lelaki yang Penuh Ketakutan, Kisah Hidup Zombi, dan Anjing Musim Semi. Ketiganya juga dijadikan judul untuk episode 1, 4, dan 7. 

7. Cinta bukan hanya tentang kedekatan fisik, tapi justru tentang kemantapan hati. Jika tak berbalas dan bukan jodoh, segera lupakan saja. 

Nam Joo Ri, Lee Sang In & Yoo Seung Jae

Moon Gang Tae kehilangan pekerjaannya. Dia akhirnya melamar pekerjaan di Rumah Sakit Jiwa OK, atas info dari Nam Joo Ri, teman lamanya yang juga seorang perawat di sana. Bahkan Nam Joo Ri menawarkan indekos di lantai dua rumahnya. Gadis itu hanya tinggal bersama ibunya, Kang Soon Duk. 

Rumah Sakit Jiwa OK terletak di Kota Seongjin, daerah asal Moon Gang Tae yang ternyata juga daerah asal Ko Moon Young. Di sana dia bekerja di bawah arahan Kepala Perawat Park Haeng Ja dan menjadi rekan kerja Oh Cha Yong, perawat yunior yang sering bikin ulah.

Kepindahan itu segera disusul oleh Ko Moon Young. Dia juga kembali menempati ‘kastel terkutuk’ yaitu rumah megah masa kecilnya yang letaknya terpencil. CEO Lee Sang In dan Yoo Seung Jae juga ikut menyusul dan akhirnya mereka ngekos di rumah Nam Joo Ri.

Nah, betapapun Nam Joo Ri sudah ‘serumah’ dan bertempat kerja yang sama dengan Moon Gang Tae, rasa cintanya tetap tak berbalas. 

8. Salah satu penghambat kedamaian hati adalah rasa penyesalan berkepanjangan dan kenangan buruk yang terus disimpan. Beranilah melepaskan diri dari belenggu itu. 


Di dalam drama ini juga dikisahkan masalah kejiwaan para pasien. Ada Go Eun, anak kecil yang mengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) akibat kekerasan ayahnya. Kwon Gi Do, pemuda kaya anak anggota dewan yang mengidap manic depressive karena dianggap bukan anak berprestasi di keluarganya.

Lee A Reum, yang mengalami trauma akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Yoo Sun Hae yang mengidap gangguan identitas disosiatif atau gangguan kepribadian ganda karena kekerasan fisik di masa kecilnya. Kan Pil Wong yang mengalami trauma akibat perang pada zaman penjajahan. Park Ok Ran yang mengalami halusinasi akut karena gagal sebagai bintang teater. 

Ada pula Kang Eun Ja yang mengalami trauma karena kematian anak gadisnya. Dia terus-menerus menyesali diri dan mengalami gangguan conversion karenanya. Secara tak sengaja, Ko Moon Young ikut membantu proses penyembuhan pasien itu melalui dongeng dalam bukunya. 

9. Penampilan luar manusia bisa menipu, sebaik apapun kelihatannya. Berbuat baiklah pada orang lain tapi harus tetap waspada dan jangan sepenuhnya percaya. 


Direktur Rumah Sakit Jiwa OK, Oh Ji Wang, ikut membantu mengatasi trauma Moon Sang Tae yang takut dengan kupu-kupu. Akhirnya Sang Direktur tahu latar belakang trauma itu adalah karena kematian ibu Moon bersaudara yang misterius. 

Ko Dae Hwan, ayah Ko Moon Young yang dirawat di RSJ itu juga ‘dihantui’ oleh Do Hui Jae, ibu Ko Moon Young yang menghilang/tewas secara misterius juga. Kedua kasus itu saling berhubungan dan urusannya jadi terbawa-bawa ke dalam RSJ tersebut. Siapa yang harus dicurigai? Siapa yang tetap bisa dipercaya? 

Selamat untuk Seluruh Tim It’s Okay to Not Be Okay! 


Saat saya menulis ini, It's Okay to Not Be Okay yang berjuluk Human Healing Drama ini menduduki peringkat ke-18 sebagai Top TV Shows on Netflix in the World in 2020 dengan perolehan 6529 poin. Chukkae! Duta Korea sebagai tontonan tingkat dunia, gitu loh! 

Peringkatnya masih bisa terus naik mengingat banyak penonton yang mungkin menyaksikan setelah drama ini tamat. Belum lagi mereka yang re-watch karena gagal move on, hehe. Bisa saja It’s Okay to Not Be Okay menyusul The King: Eternal Monarch yang berada di posisi 12 dengan 7105 poin. 

Para pemain dan kru berpose usai syuting episode terakhir

Semua berkat kerja keras seluruh pemain yang saya kira membawakan perannya dengan baik dan pas. Bahkan Kwak Dong Yeon yang ‘hanya’ menjadi cameo pun tampil luar biasa. Sutradara Park Shin Woo, seluruh kru yang bertugas, dan juga para pengisi Original Soundtrack  patut mendapat acungan jempol. Kamsahamnida! Nilai 9,5/10 dari saya untuk It’s Okay to Not Be Okay. 

Teman-teman sudah nonton drama ini? Betul-betul drama yang bertabur kutipan bagus. Yang di atas hanya sebagian kecil saja. Nah, kutipan favorit teman-teman yang mana, nih? 



Salam,








Credit cover: instagram @tukkatamickie

You Might Also Like

42 comments

  1. Saya saja kali ya yg tidak pernah nonton drama korea? Hehehe...

    Btw ngomongin soal antisosial, saya sekarang justru memilih jadi orang yg antisosial lho. Banyak diam. Tapi bukan berarti ga peduli dengan kondisi. Cuma lagi malas ngapa-ngapain aja. Jadi memilih menyibukkan diri. Nah antisosial kaya gitu, gimana tuh ya? Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, it's okay to not watch drakor.
      Selera gak bisa dipaksakan, Mbak :)

      Apalagi nonton drakor tuh butuh kesabaraaan. Terutama yang on-going atau sedang tayang.
      Biasanya 16 episode, 2x sepekan.

      Untuk nulis ulasan seperti ini, saya harus nunggu 2 bulan, tuh ;)

      Btw, antisosial tuh bukan begitu, Mbak. Tepatnya yang saya sebut di sini adalah gangguan kepribadian antisosial, salah satu jenis gangguan mental.

      Mereka yang pendiam atau memilih jadi pendiam tuh bukan antisosial, sih. Memang sudah karakternya atau kalau Mbak mungkin karena situasi dan kondisi kali yaa

      Delete
    2. Wah perjuangannya ya kak dua bulan. Aku sangat suka nonton drakor. Dulu. Sekarang susah nyari waktunya. Jadi ditahan dulu. Hihihi. Bisanya nonton sekali tayang, kalau gak nonton lagi kepikiran, makanya putusin belum siap nonton lagi.

      Delete
  2. Wah aku makin pengen nonton, aku lagi selesaikan replay 1988 hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Reply 1988 bagus banget tuh. Pesan-pesannya related banget buat sehari-hari :)

      Moga cepat finish dan segera nonton It's Okay to Not Be Okay yaa :)

      Delete
  3. Wah dr kemarin byk bgt yg bahas film It’s Okay to Not Be Okay ini mbak. Bagus juga ternyata yaa, banyak quotes yg bisa diambil hikmahnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini drama, bukan film, Mbak. Hehe. Film ada sendiri sebutannya yaitu K-Movie.

      Yups, setiap K-Drama punya quotes bagus untuk direnungkan sebagaimana yang terdapat pada film, web series, buku non fiksi, dan novel.

      Delete
  4. Saya udah nonton, selama 6 episod awal, ampe bercucuran airmata say Mba, akhirnya saya break nonton sebentar baru dilanjut lagi, soalnya jalan ceritanya ini bikin saya inget lagi luka yg dipendam karena Orangtua, dan mungkin banyak dari kita yang pengalamannya sama atau setidaknya mendekati. Pelajaran berharga buat kita yang sudah menjadi Orangtua juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, Mbak.
      Ceritanya emang jlebb dan jadi pembelajaran bagus ya untuk pola asuh anak.

      Kata-kata sangat bisa melukai dan terbawa hingga dewasa. Keegoisan sebagai orang tua benar-benar bisa menjadikan seorang anak suram jiwanya.

      It's really human healing drama :)

      Delete
    2. Wah, ada adegan sedih yang sampai nangis-nangis gitu, ya. Eh, sampai bikin nangis maksudnya. Sebagai orang yang rada cengeng, besar kemungkinan aku akan mewek juga euy nontonnya. Tapi penasaran beneran karena too many people talk about this, hihihi ...

      Tunggu waktu rada luang dikit ah buat nonton.

      Delete
    3. Karena drakor ini julukannya Human Healing Drama, segala ungkapan emosi ada semua di sini. Kita bakalan senyum, tertawa, lega, kesal, marah, dan nangis nyesek juga. Tapi semua untuk satu tujuan: healing :)

      Boleh dibaca komen-komen dari mereka yang udah nonton di sini, hehe. Semuanya puas. Cocok buat pecinta romance, penyuka tema psikologi, orang tua, dan juga penulis.

      Selamat menyisihkan waktu untuk nonton :)

      Delete
  5. Saya terakhir nonton drakor yang "The world of the married", Mbak. Kudet alias kurang update. Hahaa Jadi penasaran sama "It's okay to not be okay".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, TWOTM tuh drakor pemersatu emak-emak dalam memerangi pelakor ya. Tapi saya malah ga nonton dan udah cukup baca ulasannya aja.

      Soalnya katanya bikin darah tinggi, sih. Udahlah skip kalo saya, hehe

      Delete
  6. Ya ampun Mbak Tatiek...aku suka sekali cara Mbak Tatiek review It's Okay not to be Okay ini. Sementara review lainnya mengupas filmnya, Mbak mengulik quotenya. Keren idenya.
    Dan ku paling suka yang ini: "Setiap takdir ada maksudnya dan akan ada kisah di baliknya. Takdir yang mempertemukan kita dengan orang lain bisa menjadi jalan untuk berubah menjadi lebih baik! Jleb banget!
    Pesan moral film ini daleeem ya...mana enggak sembarangan bikinnya, ada banyak ilmu yang dibagikan. Keren timnya, pasti butuh riset warbiyasa juga saat pra produksinya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun, Mbak.
      Sebenarnya banyak aspek di drakor ini yang bisa diulas secara terpisah dan detail.
      Misalnya, ada yang mengulas khusus dongengnya, lokasi syutingnya, nama-nama gangguan mentalnya, dll.
      Nah, saya milih mengulas quotes-nya aja deh. Ini saya pilih-pilih juga agar ga menjurus ke spoiler, hehe.
      Karena beberapa quotes jika diceritakan akan bikin orang tau ending dan plot twist-nya, sih :)

      Delete
  7. Saya nonton cuma sampe episode 2, abis itu baca recap-nya aja.
    Jatuh hati dong sama Oppa Sang Tae. "Jangan Bertengkar Lebih baik Ciuman..." Wkwkwk

    It's Okay Not to be Okay banyak pesan-pesan moralnya ternyata ya.

    Btw, drakor apalagi yang recommend, Mbak? Kayake Mbak Tatiek referensinya banyak nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, quotes dari Sang Tae oppa yang menggelikan dan mudah diingat. Ga saya sebutin di atas, sih. Biar pada penasaran dengan kisah romansanya Gang Tae & Moon Young :)

      Wah, banyak sih drakor bagus yang layak tonton. Baik yang tahun ini atau yg udah lawas.
      Tergantung selera sih, Mbak.
      Kalo yg bertema kesehatan mental seperti IOTNBO ini bisa coba It's Okay That's Love, Kill Me Heal Me, Hyde Jekill Me, Fix You, atau yg sedang tayang sekarang sih Lonely Enough to Love.

      Delete
  8. baguuuuus banget ini dramanya, aku nonton on going, gemes sendiri nunggu kelanjutannya. pesan moralnya banyak banget, jadi pengen bikin buku dongeng yang penuh pesan moral kek Ko Moon Young, ah suka sama dramanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, nonton on going emang sesuatu banget yaa. Harus sabar banget dan dibikin penasaran.

      Cuzz Mbak Steffi bikin buku dongeng kayak Jo Yong Chakkanim ini. Bisa gitu ya bikin buku anak yang pesan moralnya jlebb tapi pake jalan cerita yang unik :)

      Delete
    2. nah bener mba, saya juga baru kepikiran bisa keren begitu, mungkin kalo orang yang kuat imajinasinya bisa ya bikin cerita dongeng unik. lah kalo kita kan biasanya cerita dongeng gitu2 aja, hihi.

      Delete
  9. Salah satu drakor terbaik yang saya tonton di 2020 ini selain Hospital Playlist. Hehe. Isinya nggak cuma romance, tp banyaaak sekali pelajaran hidup d dalam drama ini. Mulai dr parenting dan pelajaran untuk pulih dr luka masa lalu. Daebak!

    ReplyDelete
  10. Aaahhhhh aku jadi makin pengen nonton deh. Aku suka Kim so hyun sejak nonton dia main di dream high saat aku kuliah dulu. Hmmm ini nontonnya di netflix ya? Kalo di iflix bisa gak?

    ReplyDelete
  11. Yuni belum nonton ini. Tapi berencana nonton. Karena yuni suka aktornya. Ganteng. HEhehe

    ANyway, yuni sepakat sih. Cinta bukan tentang kedekatan fisik. Tapi kemantapan hati.

    Kalau hati sudah mantap, maka apapun bisa dikalahkan. Ihiir...

    ReplyDelete
  12. Wah, nggak pernah nonton Drakor mbak. Tapi senang, ada yang mengupas tuntas sampai sedemikian rupa ke filosofi nya cerita di Drakor. Saya masuk juga di group Kagama Drakor, walaupun hanya baca2 ulasan teman2 penggemar Drakor, sudah cukup. Heheh

    ReplyDelete
  13. Saya belum pernah nonton drakor. Tapi setelah baca blog ini kok jadi tertarik juga ya. Makasih mbak

    ReplyDelete
  14. Saya buta banget tentang Drama Korea, sesekali duluuu pernah nonton Janggem, full House dan Meteor Garden itupun tidak tuntas nontonnya. Tapi sepertinya seru ya ?

    ReplyDelete
  15. banyak yang bilang filmnya bagus banget untuk ditonton, banyak pesan moral tentang kehidupan yang bisa dipetik dari film ini, sayangnya belum sempat nonton, bacan reviewnya dari kakak malah makin penasaran deh

    ReplyDelete
  16. Ahhh...
    Baca ini jadi bikin tambah susah move on..
    Drakor yg membuat sabtu mingguku terasa menyenangkan ini

    ReplyDelete
  17. Aku semept lihat mba, tp kurang suka krn cewekny agresif bgt
    Ternyata emng ansos y xixixi
    Aku jd inget nah rata2 orang yg ansos pas dideketin cenderung dominan dan mau menang sendiri
    Jd mikir apa Krn itu makany g ada temen :(

    ReplyDelete
  18. Kutipan paling banyak dan paling mengena itu dari Gang Tae Oppa menurutku. Kekurangannya membuat ia berpegang pada banyak prinsip yang terangkai dalam kalimat-kalimat tertentu. Sedih nontonnya. Dan salut sama aktor-aktornya.

    ReplyDelete
  19. Sepakat dengan salah satu pesan moralnya..

    Yakni, saat ada masalah, kita harus menghadapinya. Jangan pernah lari darinya.

    Proses menyelesaikan masalah akan membuat kita menjadi dewasa

    ReplyDelete
  20. Wah Saya Malah baru tau di Postingan ini Mbak tentang "It's Okay to Not Be Okay", maklum saja nggak terlalu demen drakor hehe, Kyaknya cowok memang gitu atau ada yg suka ya?

    Tapi mantep lah di ambil pesan mkralnya aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setau saya banyak juga kok cowok penggemar drakor. Karena genre drakor kan macem2 kayak film gitu lah. Ada yang action-crime-thriller-investigation, juga.

      Cowok yang suka genre romance juga gapp kok, hehe. Secara romansa itu bumbu utama juga dalam kehidupan :)

      Delete
  21. Ulasannya lengkap banget... saya belum nonton ini, padahal udah ramai wara wiri di timeline orang2 pada bikin status tentang it's okay not to be oke. Penasaran, tapi kayaknya nanti dulu deh. Saya kalau nonton drakor suka susah berhenti, jadi serem memulainya,wkwkwk

    ReplyDelete
  22. Drama ini memang bagus apalagi dongeng-dongengnya.keren dan ngena banget pesannya

    ReplyDelete
  23. Saya suka sebenarnya nonton drakor, tapi menahan untuk nggak ngikutin karena butuh waktu panjang untuk menyelesaikannya sampai akhir. Dan saya menyerah mbk..hehe


    Ulasannya detil banget mbak, keren 👍👍❤

    ReplyDelete
  24. Saya sempat nonton satu episode paaas si pinggang semut di RSJ pake dress pink. Kok ya pas kebetulan. Hihi kereen

    ReplyDelete
  25. Sampai detik ini aku belum kesampean kak nonton drakor kece satu ini. Apalagi, ditambah setelah baca ini, jadi makin interest aja, banyak moral value-nya yang bisa diambil. Keren

    ReplyDelete
  26. Kalau baca review-reviewnya, kayaknya apik drama ini. Belum nonton tapi udha kayak hapal sama alur ceritanya saking sering baca reviewnya. Tapi tetep ya, bagian penting2nya disimpen sama penulis, hehe. Jadi penasaran.

    ReplyDelete
  27. Ulasan tentung drakor viralnya seru nih Mbak. Kutipan yang saya suka "Setiap masalah harus dihadapi karena pasti ada jalan penyelesaiannya. Jangan lari dari masalah, pun jangan memendam luka dan emosi."

    Masalah dalam kehidupan akan selalu ada dan yang terbaik adalah menyelesaikan dengan pikiran yang tenang.

    ReplyDelete
  28. Pingin nonton tapi takut tertrigger.. nampaknya sukses banget ya drakor ini.

    ReplyDelete
  29. Wah drama korean its okay juga ada soft sellingnya ya kak, di dalam drama ini ditampilkan buku-buku dongeng ditulis oleh Jo Yong Chakkanim. Tertarik dengan buku ini, Anak Lelaki yang Penuh Ketakutan, Kisah Hidup Zombi, dan Anjing Musim Semi.

    ReplyDelete