Menulis tidak bisa dilepaskan dari makna. Meski ada penyair dan penulis di negeri ini yang bermadzhab sebaliknya. Mereka bersikukuh bahwa ‘kata tidak harus dibebani dengan pesan makna’. Tentu ada beberapa tokoh yang dianggap rujukan dalam soal ini, mulai dari ahli semiotika di luar negeri maupun dari para penyair dan penulis sendiri. “Kata-kata bukan alat pengantar pengertian,” begitu sebagian prinsip mereka.
Meyakini kata-kata tidak harus dibebani dengan makna, artinya, kata apapun, bahkan yang sangat porno, jorok, kasar, bahkan menjijikkan, dianggap tidak masalah. Sebab, kata-kata tersebut dianggap berdiri sendiri dari makna. Maka, tidak heran para pemuja keyakinan tersebut, merasa biasa saja membuat karya-karya tulis, cerita pendek, atau novel yang isinya seputar sex, kelamin, dan hubungan lawan jenis. Dan, dengan bangga mereka menolak disebut penulis porno.
Pandangan seperti itu belum tentu bisa diterima oleh keyakinan umum orang. Selain, keyakinan seperti itu pada praktiknya sangat sulit untuk diterapkan. Rasanya kita bukan penganut aliran itu. Lebih lanjut, jika kita seorang Muslim, agama kita menjelaskan bahwa setiap kata ada pertanggungjawabannya. Itu artinya ada korelasi antara lafaz dan makna.
Jadi, kata-kata punya maksudnya. Menulis itu lebih dari upaya merangkai fakta, menulis adalah ikhtiar menemukan dan mengikat makna. Bahkan kata-kata sering punya kedalaman pesan, seperti yang tampak pada nasehat seorang bijak berikut ini:
Kata paling agung adalah lafaz Allah
Kata paling mendalam adalah jiwa
Kata paling panjang adalah keabadian
Kata paling kuat adalah kebenaran
Kata paling lapang adalah kejujuran
Kata paling lembut adalah cinta
Kata paling mulia adalah cita-cita
Kata paling cepat adalah waktu
Kata paling nyata adalah realitas
Kata paling utama adalah kesetaraan
Kata paling tipis adalah perasaan
Kata paling indah adalah kesetiaan
Kata paling kasar adalah kerasnya hati
Kata paling awet adalah kenangan
Kata paling berharga adalah ibu
Kata paling meriah adalah sukses
Kata paling dekat adalah sekarang
Kata buruk adalah kenistaan
Kata paling manis adalah taubat
Kata paling sulit adalah kesempurnaan
Kata paling sejuk adalah salam
Kata paling akhir adalah kematian
Source: Tarbawi
0 comments