Sebuah Mimpi Manis: Haji Gratis

  • September 04, 2017
  • By Tatiek Purwanti
  • 2 Comments

PhotoGrid_1504441980170
 
Gratis, sebuah kata yang biasanya membuat orang kegirangan, minimal tersenyum manis. Sebuah peribahasa Jawa mengatakan: “Jer Basuki Mawa Beya” (Untuk mewujudkan cita-cita harus mengeluarkan biaya), dan begitulah rumus hidup kita pada umumnya. Tapi tentu saja jika ada sesuatu yang berharga dan  diberikan secara cuma-cuma, rasanya sayang untuk menolaknya.

Buku yang akan saya kupas isinya ini juga mengandung kata gratis: Haji Gratis. Semua Bisa ke Baitullah. Wow! Menjalankan rukun Islam kelima dan umrah tanpa mengeluarkan rupiah? Mungkinkah? Tagline buku yang ditulis oleh M. Anwar Sani dan Ustaz Yusuf Mansur ini meyakinkan kita dengan sederet kalimatnya: Ke Baitullah bukan monopoli orang yang berharta. Kesempatan itu terbuka bagi siapa saja.

By the way, buku ini memang terbit pada bulan Juni 2013. Sudah empat tahun berlalu. Tapi saya baru memilikinya pertengahan Agustus kemarin, sebagai hadiah dari penerbitnya saat saya memesan paket buku balita untuk si adek Akmal. Momen yang bertepatan dengan musim haji, membuat saya tergoda untuk membicarakannya di sini. Juga karena isinya adalah kisah-kisah nyata para jamaah haji dan umrah yang bisa berangkat dengan jalan yang tidak seperti pada umumnya. Pasti, hikmahnya tidak akan kedaluwarsa bagi jiwa-jiwa yang meyakini kebesaran-Nya.

IMG_20170825_121147

Di awal buku ini, penulis mengingatkan bahwa pergi ke Baitullah hendaknya menjadi impian bagi setiap muslim. Kemampuan finansial memang seakan menjadi hal yang utama dalam pengertian ‘mampu’, padahal tidak hanya itu. Diceritakan di situ bahwa ada seorang Calon Jamaah Haji (CJH) yang sudah menjelang naik pesawat tapi akhirnya batal berangkat. Ia diketahui mempunyai Aviophobia atau ketakutan naik pesawat yang tidak mampu dilawannya hingga hari-H keberangkatan. Di sisi lain, ada seorang lelaki miskin yang sangat ingin pergi haji sampai nekat menjadi penyusup di dalam pesawat CJH. Kenekatannya itu, yang ditunjang kebaikan akhlaknya sehari-hari, berbuah pertolongan dari seorang pengusaha yang akhirnya membiayai ibadah hajinya secara gratis.

Pengertian gratis dalam kisah nyata yang lain adalah ketika Allah Ta’ala melimpahkan rezeki-Nya dari jalan yang tidak diduga-duga. Tetap berikhtiar, tapi seakan semudah membalik telapak tangan. Ini diwakili oleh kisah seorang pedagang kopi miskin baik hati yang mendapat laba 300% dari hasil menjualkan kopi milik petani kopi kaya. Keuntungan itulah yang membuatnya bisa cepat mendaftar haji di tahun 1980. Menjelang berangkat, ia divonis harus menjalani operasi di jempol kakinya yang terluka. Padahal dokter yang hendak  ditemuinya sedang pergi ke luar kota. Tetapi atas izin Allah, jempol kakinya bisa sembuh pasca dirawatnya sendiri. Ia pun lancar beribadah haji, cita-cita yang sebelumnya hanya ada di dalam mimpi.

Keajaiban sedekah dan hafalan Alquran yang kerap disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur juga diceritakan di sini. Seorang pekerja seni di bidang video editing diajak umrah secara gratis dan ditunjuk oleh sang ustaz untuk mendokumentasikan perjalanan umrah mereka. Rahasianya? Si pekerja seni adalah pecinta anak yatim dan rajin memberi sedekah untuk mereka.

Begitu juga dengan kisah seorang kakek berumur lebih dari seratus tahun yang hidup sebatang kara, tetapi sangat ringan mengeluarkan apa yang dipunyainya untuk orang lain. Padahal ia sendiri orang termiskin di kampungnya. Ia pernah menjadi satu-satunya orang yang berkurban di kampungnya, dengan kambing miliknya satu-satunya pula. Saat ia diberangkatkan umrah oleh donatur dan banyak orang memberinya uang saku, justru ia hanya menyisakan uang sakunya lima puluh ribu saja. Sebagian besar uang sakunya justru ia sedekahkan lagi. Di Mekkah, balasan berlipat ganda pun menunggunya. Ia lancar menjalankan ibadah ‘haji kecil’-nya dan oleh-oleh umrah tidak harus dibelinya karena hadiah oleh-oleh berlimpah ruah untuknya. Uang saku untuk pulang juga didapatkannya, delapan kali lipat dari yang sudah disedekahkannya. Masya Allah.



_20170904_000144
Sumber: IG @makkah.is.love

Sementara itu ada seorang guru ngaji dengan kehidupan pas-pasan yang akhirnya bisa umrah tanpa biaya. Ia memenangkan program umrah gratis bagi para penghafal Alquran 30 juz. Doanya di Raudhah dan Multazam di akhir kisahnya, telah sukses membuat saya menangis: 
“Ya Allah, saya tidak mengenal mereka dan mereka pun tidak mengenal saya. Tapi kedermawanan mereka telah mewujudkan impian hamba mengunjungi Tanah Suci. Ya Allah, kekasih-Mu Nabi Muhammad saw. pernah berwasiat bahwa salah satu doa yang mustajab adalah doanya orang gaib untuk orang gaib. Maka sudilah Engkau mengalirkan pahala dan barakah setiap huruf dari hafalan Quran hamba untuk para donatur sekeluarga. Alirkan juga setiap pahala dari ibadah umrah ini untuk mereka dan hamba sekeluarga. Aamiin.” (hal. 78)

Setelah menyimak kisah para tamu Allah yang terpilih itu, membuat saya berpikir tentang makna gratis itu sekali lagi. Sesungguhnya, mereka tidak benar-benar mendapatkannya secara gratis. Tidak. Mereka telah membayar biaya haji dan umrahnya dengan akhlak mulia, hidup sederhana, rajin bersedekah, mencintai kitab sucinya, dan sederet amal salih lain yang dilakukan secara terus menerus, selama bertahun-tahun. Lalu Allah Ta’ala yang membukakan hati hamba-hamba-Nya yang lain untuk mengeluarkan hartanya bagi saudara-saudara terpilihnya itu. Kita yang mungkin ingin juga pergi ke sana tanpa biaya, sudahkah menjadi sosok memesona seperti mereka?

_20170903_224212

Saya sendiri, masih jauh akhlak dan amal salih saya untuk bisa ke Mekkah dan Madinah secara cuma-cuma.  Saya baru bisa mendapatkan buku ini secara gratis, bukan ke Baitullah-nya :) Tapi insya Allah, pergi ke sana adalah sebuah mimpi manis yang berusaha ingin saya wujudkan menjadi nyata dengan ikhtiar menabung dan doa. Semoga Anda juga.

============================

Info buku:

Judul Buku: Haji Gratis. Semua Bisa ke Baitullah.
Penulis: M. Anwar Sani & Yusuf Mansur
Penerbit: PT. Sygma Examedia Arkanleema
Tebal: 109 halaman
ISBN: 978-979-055-486-3
Cetakan Pertama, Juni 2013

============================



Pakisaji, Malang, 3 September 2017/12 Zulhijah 1438 H

Tatiek Ummu Hamasah Afra



Cover pict by: pixabay

You Might Also Like

2 comments

  1. Subhanallah..Selalu kagum pada kisah inspiratif, seperti pada buku ini, hamba-hamba yang berakhlak mulia, sehingga pantas menjadi tamu Allah secara "cuma-cuma".
    Semoga setelah dapat buku gratis, akan terwujud juga mimpi manisnya ya Mbak Tatiek..Insya Allah bisa segera jadi tamu Allah. Aamiin..

    ReplyDelete
  2. Subhanallah....semoga saya juga bisa berkesempatan beribadah haji, baik gratis maupun bayar, yg penting mampu. aamiin....

    ReplyDelete