7 Fakta Menarik tentang Sendy Hadiat, Sang Pejuang Bipolar Disorder



Apa yang terlintas di benak kita jika menghadapi orang dengan gangguan kejiwaan? Kenyataannya, sebagian orang masih berlaku diskriminatif dan memberikan stigma negatif terhadap penderita gangguan kejiwaan. Padahal sebagaimana penyakit fisik pada umumnya, penderita gangguan kejiwaan juga memerlukan uluran tangan agar penyakitnya cepat pulih seperti sedia kala. Minimal si penderita merasa dipahami oleh sekelilingnya sehingga bisa menjalani masa penyembuhannya dengan nyaman.

Kisah nyata perjuangan seorang pengidap gangguan kejiwaan untuk berupaya sembuh terbukti pada sosok Sendy Hadiat. Ia adalah seorang ibu dengan lima orang anak yang saat ini berdomisili di Badung, Bali. Berikut fakta menarik tentang itu.



1. Sendy Hadiat adalah Penderita Bipolar Disorder
Perempuan berusia 33 tahun yang bernama asli Sendy Winduvitri ini divonis menderita Bipolar Disorder sejak tahun 2012. Bipolar Disorder adalah salah satu gangguan kejiwaan  yang berhubungan dengan perubahan suasana hati, mulai dari posisi terendah yaitu fase depresi ke tertinggi yaitu fase mania. Bipolar disorder ini sebenarnya umum terjadi di Indonesia, dengan jumlah lebih dari dua juta kasus per tahun.

Penyebab Bipolar Disorder tidak diketahui secara pasti. Kemungkinan adalah karena kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah.  Pengidap Bipolar Disorder disebut dengan Orang Dengan Bipolar (ODB). Saat ODB mengalami fase depresi, ia dapat mengalami energi yang rendah, motivasi rendah, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari. Kondisi terparahnya bahkan ODB dapat berkeinginan untuk bunuh diri secara terencana. Sementara pada fase mania, ia mempunyai energi yang tinggi, jam tidur yang kurang, dan sering berkhayal.

2. Sendy Hadiat Terpisah dari Keluarganya
Ia terlahir sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara pada tanggal 7 Desember 1984 di Jakarta. Saat awal mengalami Bipolar Disorder itu ia tinggal sendirian di Indonesia. Orang tuanya menyusul kedua kakak laki-lakinya yang sudah terlebih dahulu menetap di Amerika. Sendy merasa sendirian menghadapi gangguan pada dirinya itu. Ia pernah dicaci-maki dan dibully, bahkan mengalami pelecehan seksual selama menjadi ODB. Keluarganya pun tidak paham bagaimana memperlakukannya sebagai seorang pengidap Bipolar Disorder.

3. Tantangan Sendy Pasca Menikah
Sendy lalu menikah dengan Handoko, seorang duda beranak empat, pada tanggal 23 Juni 2013. Suaminya belum paham juga bagaimana menolong Sendy. Bahkan hanya untuk mendengarkan keluh kesah istrinya pun ia belum tahu seninya.

Saat fase depresi Sendy tiba, ia lebih sering menangis dan berdiam diri. Untuk mencurahkan segala beban di hatinya, ia mengunjungi seorang psikolog sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sepekan. Sedangkan jika fase mania muncul, Sendy memilih untuk memasak, membereskan kamar berikut lemari baju anak-anaknya. Pemicu stress-nya saat itu adalah anak-anak dan perilaku mantan istri Handoko. Sang mantan istri sering mencaci dan menghujat dirinya serta menghasut keluarga inti Handoko agar tidak menyukai Sendy.


Sendy Hadiat dan suami

4. Berawal dari Buku, Sendy Bangkit
Tekanan yang dihadapi Sendy membuat ia mengalami fase mania selama satu tahun hingga memasuki tahun 2017. Di tengah ledakan masalahnya itu, ia berusaha mencari tahu lebih dalam tentang Bipolar Disorder. Ia teringat bahwa ia pernah membeli buku yang membahas tentang Bipolar Disorder pada tahun 2013, tapi buku itu belum pernah dibacanya.

Ia pun mulai membaca buku itu dan mendapatkan pencerahan. Di dalamnya ia menemukan arti, penyebab, pencegahan dan cara mengatasi Bipolar Disorder. Buku itu akhirnya menjadi jalan keluar masalah kejiwaannya selama ini karena di dalamnya juga berisi info tentang psikiater yang biasa menangani ODB.

Sendy pun mulai mencari tahu tentang psikiater yang tinggal di Yogyakarta itu. Ia dan suaminya mengunjungi psikiater tersebut pada bulan Juni 2017. Setelah berkonsultasi, ia menjalani psikoterapi dan mengkonsumsi obat yang disarankan oleh sang psikiater. Semenjak itu, Sendy mulai mengerti cara mengendalikan dirinya ketika fase depresi dan mania tersebut muncul sewaktu-waktu.

5. Suami Sendy Menjadi Caregiver
Setelah mengunjungi sang psikiater, Handoko pun lebih bisa memahami kondisi istrinya. Ia pun menjadi seorang caregiver bagi terapi yang sedang dijalani istrinya. Ya, ia memberikan dukungan, perlindungan, dan motivasi agara Sendy bersemangat mengatasi Bipolar Disorder-nya. Handoko juga menjadi ‘juru bicara’ bagi Sendy agar keluarga Sendy yang masih belum mengerti tentang kondisi ODB menjadi paham.

Peran caregiver itu sangat berarti bagi Sendy. Ditambah keberadaan anak-anaknya yang menjadikannya lebih bersemangat menjalani hari-harinya. Sendy pun merasa jauh lebih baik dan berbahagia dengan kondisinya sekarang.

Sendy Hadiat dan keluarganya

6. Sendy Menulis Buku Hanya dalam 2 Hari
Jika sebelumnya ia adalah seorang pembaca buku yang tercerahkan, maka sekarang ia menulis sebuah buku untuk mencerahkan orang lain juga. Sendy mengikuti kelas Private Writing Coaching yang diselenggarakan oleh Indscript Creative. Itu adalah sebuah kelas menulis eksklusif dengan metode menulis secara cepat yaitu menghasilkan naskah buku hanya dalam dua hari.

Ia menuliskan kisah hidupnya sebagai ODB dalam sebuah buku setebal 160 halaman, dengan judul Menemukan-Mu dan Menemukannya. Melalui buku itu, ia ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya peran keluarga yang merupakan akar mental dan jiwa seseorang. Keluarga berperan juga sebagai sahabat yang paling bisa memahami, yang kadang pemahaman itu tidak didapat dari sahabat di luar sana.



Sendy juga berpesan tentang kesehatan yang mahal, termasuk di dalamnya adalah kesehatan jiwa. Jika kita sebagai pengidap gangguan jiwa, jangan malu atau ragu untuk berupaya mengatasinya. Terima kondisi itu sebagai bagian dari kasih sayang Allah dan pasti ada jalan keluarnya. Dan jika kita berada di sekitar pengidapnya, berikan kepedulian dan motivasi. Karena gangguan kejiwaan bukan suatu aib, ia bisa mengenai siapa saja dengan berbagai sebab dan pemicu yang berbeda.

7. Sendy Mengasuh Grup tentang Bipolar Disorder
Sendy terus ingin berbagi melalui pengalaman dan ilmu yang dimilikinya melalui sebuah grup yang diasuhnya di facebook. Grup tersebut diberi nama  Biling (Bipolar Care Healing). Sampai saat ini, sudah sekitar 110-an orang yang bergabung di sana.

Melalui grup tersebut, kita bisa mengetahui lebih dalam tentang kemungkinan penyebab Bipolar Disorder dan gejala-gejala yang mengarah ke sana. Hal itu selain bermanfaat untuk diri kita sendiri, juga untuk orang-orang di sekeliling kita termasuk anak-anak. Deteksi dini yang cepat akan gejala-gejalanya akan  memudahkan penanganan dan mencegah agar Bipolar Disorder tidak semakin parah.

Nah, demikianlah 7 fakta tentang Sendy Hadiat yang perlu kita jadikan bahan renungan dan pelajaran hidup. Sudahkah kita menjadi pribadi yang bersyukur akan nikmat kesehatan yang diberikan Allah? Sudahkah kita merenungi setiap hikmah yang selalu menyertai setiap ujian yang datang? Sudahkah kita perduli dengan kesehatan jiwa orang di sekitar kita yang sebenarnya sama berharganya dengan kesehatan fisik? Dan sudahkah kita menjadi pribadi yang bermanfaat dengan berbagi kepada sesama dengan apa yang kita punya?

Terima kasih, Mbak Sendy Hadiat. Anda adalah sosok perempuan tegar dan menginspirasi ^_^



Salam,

Tatiek Purwanti


Sumber foto dan info: facebook dan wikipedia

You Might Also Like

29 comments

  1. Saya baru tahu benar tentang bipolar dari kisah Sendy Hadiat ini..hiks, kemana saja saya ya..
    Semoga kisah inspiratif beliau akan membawa pencerahan baik bagi penderita maupun kita semua. Agar lebih paham tentang bipolar yang sebenarnya. Aamiin:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak kemana-mana, Mbak :) Saya tahu bipolar pas kasus Marshanda tapi sedikit saja. Sekarang semakin tahu. Yes, mencerahkan sekali kisahnya :)

      Delete
  2. Sendy sosok yang tegar mampu keluar dari keterpurukan menunju bahagia

    ReplyDelete
  3. walau menderita bipolar tapi mampu mbuat sebuah buku, mantap.

    ReplyDelete
  4. Masya allah sungguh sebuah ujian yang masih bisa ia lalui dengan sabar dan pastinya ia masih bisa selalu berkarya dan memotivasi setiap pembaca

    ReplyDelete
  5. Btw, putra putri Mbak Sendy imut-imut sekali... Gemes deeeh...

    ReplyDelete
  6. Dengan ilmu yang mumpuni, akhirnya mbak Sendy bisa menghadapi gangguan bipolar itu ya...keren..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yups, Mbak. Ilmu adalah bekal memecahkan masalah :)

      Delete
  7. Menulis adalah kegiatan positif bagi penderita bipolar

    ReplyDelete
  8. Buku mb Sendy ini sangat menginspirasi. Tidak hanya utk penderita bipokar, tp juga masyarakat umum. Mengenalkan bipolar itu penting, agar kita bisa mengatasinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. Kita juga jadi tahu lebih jauh tentang bipolar ya

      Delete
  9. Kisahnya inspiratif sekali. Semoga dengan buku yang Ia tulis membuat orang lain tercerahkan. Sukses selalu buat mba Sendy.

    ReplyDelete
  10. Masya Allah, salut dengan Mba Sendy yang berhasil mengatasi masalahnya bahkan bisa berbagi dan tentu saja bisa memotivasi para pengidap bipolar lainnya.

    ReplyDelete