Dengan 3R, Pengelolaan Daur Ulang Sampah di Kota Malang menjadi Gemilang


Bagi saya, rezeki tidak hanya berupa uang semata. Pada hari Selasa, tanggal 13 November 2018 yang lalu, saya memperoleh rezeki berupa kesempatan bersilaturahmi dan menimba ilmu. Alhamdulillah. Saya berkesempatan menghadiri sebuah acara bertajuk Advokasi Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang Sampah di Kota Malang. Acara tersebut diselenggarakan di Ruang Majapahit, Hotel Santika Premiere Malang, Jalan Letjen Soetoyo No. 79 Lowokwaru, Kota Malang.

Kegiatan di atas terselenggara atas kerjasama Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang dengan:

✅Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
✅Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Dalam hal ini, KPPPA memiliki perpanjangan tangan yaitu serempak.id. Ada yang belum tahu? Nah, serempak.id adalah media interaktif yang diinisiasi oleh KPPPA sebagai wadah kerjasama multi-stakeholder, untuk meningkatkan akses perempuan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lebih lengkapnya, langsung cuzzz ke website-nya, ya.
✅IWITA (Indonesia Women Information Technology Awareness) atau Perempuan Indonesia Tanggap Teknologi Informasi. Ini adalah sebuah organisasi berbadan hukum yang memiliki positioning mencerdaskan perempuan Indonesia melalui Teknologi Informasi. Monggo, berkenalan lebih lanjut dengan IWITA di iwita.id


Nah, saya beserta 9 orang teman blogger lain hadir pada acara tersebut sebagai perwakilan dari IWITA. Sementara itu, ada 65 orang peserta lain yang merupakan anggota binaan Bank Sampah Malang (BSM) dan mahasiswa Universitas Ma Chung. Saya tentu saja bersemangat menghadiri acaranya walaupun terlambat hadir, hehe. Yuk, ikuti ulasan saya tentang keseruan acara ini!


Pembukaan Acara

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dibuka oleh Ibu Niken Kiswandari selalu Asisten Deputi Kesetaraan Gender dari KPPPA. Ibu Niken mengatakan bahwa perempuan juga harus ambil bagian di dalam pembangunan, termasuk dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Pelatihan daur ulang sampah adalah salah satu cara berperan, untuk kemudian dipraktikkan dalam keseharian. Sudah saatnya para perempuan, khususnya ibu rumah tangga, berperan aktif di ranah publik sebagai agent of change. Siap, Moms?




Sambutan selanjutnya adalah dari Bapak Sulton dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang. Beliau memaparkan persoalan sampah di Kota Malang yang jika dikumpulkan mencapai 664,62 ton per hari. Wow! Bayangkan jika sampah-sampah itu tidak diolah atau dikelola secara konvensional saja. Pastinya banyak dampak negatif yang ditimbulkannya. Maka diperlukan pengelolaan daur ulang sampah secara kreatif yang bertujuan memberdayakan semua komponen masyarakat dan hasil akhirnya memiliki nilai ekonomi dan bisnis. Yang terakhir disebut itu dimaksudkan untuk memperoleh tambahan pendapatan bagi setiap keluarga.

Lalu, bagaimana caranya?
Sabar… Kami dipersilakan untuk melakukan coffee break dulu. ^_^


Bank Sampah adalah Kuncinya

Yuk, lanjut lagi! Setelah mengganjal perut sejenak, acara inti pun dimulai. Ada dua topik tentang Bank Sampah yang disampaikan oleh dua pembicara di sesi pertama, yaitu:

Kebijakan dan Implementasi Pengelolaan Sampah di Kota Malang

Topik ini disampaikan oleh Bapak Rahmat Hidayat, selalu pendiri/pengawas Bank Sampah Malang (BSM) sekaligus Kepala Bidang Bina Kemitraan dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.




Beliau memulai dengan fakta lapangan tentang kebiasaan masyarakat yang masih  suka membuang sampah sembarangan. Masih banyak yang menganggap bahwa sampah itu adalah sumber masalah dan menangani sampah adalah pekerjaan yang hina. Termasuk kita nggak, Moms? ^_^

Dulu, penanganan sampah masih memakai pola lama yaitu sumber sampah dikumpulkan dalam suatu wadah, diangkut oleh tukang sampah, dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Ini jelas tidak menyelesaikan masalah karena sampahnya tetap saja menggunung dan bercampur baur. Apalagi jika di dalamnya ada plastik, pasti akan mencemari tanah karena sulit terurai.

Untuk itulah, sejak tahun 2008 mulai ada peraturan pengelolaan sampah baik dari pemerintah pusat maupun Pemkot Malang sendiri, yaitu:


  • UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
  • Perda Kota Malang No. 10 Tahun 2010 tentang pengelolaan sampah
  • PP No. 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga
  • Permen LH No. 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah
  • Perpres No. 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga


Inti dari semua peraturan di atas menyebutkan bahwa substansi pengelolaan sampah itu harus dilakukan oleh dua pihak yaitu masyarakat dan pemerintah. Iya, dong. Permasalahan sampah tidak akan langsung cling tanpa kerja sama kita sebagai anggota masyarakat dengan pemerintah.




Nah, sebagai anggota masyarakat kita bertugas untuk mengurangi volume sampah dengan melakukan pembatasan (Reduce), pemanfaatan (Reuse), dan pendaur ulangan (Recycle). Inilah yang biasa disebut dengan 3R. Sudah familiar dengan akronim ini, kan?

Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang mentargetkan pengurangan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R bisa mencapai 30%, dimulai dari tahun 2018-2025. Rinciannya sebagai berikut:

Reduce
Secara regulasi, Dinas LH Kota Malang menekankan pada pembatasan penggunaan kantong plastik, pembatasan plastik sekali pakai, dan bebas plastik di kantin sekolah.

Reuse
Adanya anjuran tentang memfungsikan kembali sampah untuk kegiatan bermanfaat, misalnya: tong sampah dari kaleng bekas dan hidroponik memakai median sampah.

Recycle
Konsep recycle inilah yang kemudian mendorong lahirnya Bank Sampah Malang (BSM) sejak tahun 2011 sebagai Bank Sampah Induk (BSI). Saat ini, BSM sudah memiliki anggota binaan sebanyak 30.000 orang dan menerima 70 jenis sampah untuk didaur ulang. Lalu, BSM mentargetkan adanya Bank Sampah Unit (BSU) di tiap RW.


BSM melakukan pembinaan dalam bentuk:
  • Pembuatan kompos dengan sistem komposter dan biopori
  • Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R berbasis masyarakat
  • Pengembangan biogester
  • Pemilahan sampah oleh sektor informal (petugas gerobak sampah di RT/RW & pemulung)
  • Kerajinan daur ulang sampah

Menurut data Dinas LH Tahun 2018, rangkaian kegiatan pengurangan sampah di atas berhasil mengurangi penumpukan sampah sebanyak 124,60 ton per harinya.


Sedangkan penanganan sampah berbasis institusi/pemerintah daerah ditargetkan mencapai 70% dengan melakukan tindakan sebagai berikut:



Hasilnya, sejumlah 527,30 ton sampah berhasil ditangani setiap harinya. Alhamdulillah, ya...


Pengembangan Bank Sampah Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Informasi  di Provinsi DKI Jakarta


Pembicara kedua di sesi pertama adalah Bapak Rahmat Bayangkara dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Mengapa dari DKI Jakarta? Karena DKI Jakarta adalah salah satu contoh pemerintah daerah yang berinovasi melalui Sistem Informasi Bank Sampah (SiBAS).




SiBAS dikembangkan agar dapat meningkatkan efisiensi serta efektivitas dalam pengelolaan bank sampah serta pelaporan aktivitas Bank Sampah kepada pemerintah daerah dengan media smart card dan berbasis komputasi awan (cloud). Singkatnya, mereka lebih maju selangkah lah. Keren, nih…

Contoh lain lagi, DKI Jakarta sudah memakai 5R dalam hal pengurangan sampah berbasis masyarakat. Selain Reduce, Reuse, dan Recycle, ada tambahan berupa konsep Replace dan Replant.




Seperti di Kota Malang, DKI Jakarta pun mulai membentuk Bank Sampah di seluruh wilayahnya pada tahun 2015. Saat itu baru terbentuk 376 Bank Sampah dan bertambah menjadi 2.729 Bank Sampah di tahun 2018 ini.


Nah, Bank Sampah Induk (BSI) DKI Jakarta telah menerapkan aplikasi e-Bank Sampah berbasis Android. Berbekal ponsel, Bank Sampah Unit (BSU) bisa melakukan registrasi dan menginput data sesuai jenis sampah. Aplikasi tersebut akan memberikan pilihan tentang titik lokasi dan waktu penjemputan Sampah, lalu truk penjemput sampah akan datang untuk menyetorkan sampah tersebut ke Bank Sampah Induk (BSI).

BSI DKI Jakarta juga telah bekerja sama dengan pihak perbankan sehingga anggotanya yang menyetor sampah juga nantinya tercatat sebagai nasabah bank tersebut. Ada juga kerja sama dengan korporasi yang bersedia membeli sampah plastik dengan harga yang disepakati, misalnya: PT. Danone.

Sebuah pencapaian yang patut dicontoh, bukan?


Pentingnya Strategi Branding, Packaging, Teknik Foto Produk, dan Social Media Marketing


Setelah sesi pertama selesai dan peserta dipersilakan ishoma, acara dilanjutkan kembali. Pada sesi kedua ini yang menjadi speaker adalah Ibu Martha Simanjuntak selaku founder IWITA. Sebagaimana peran yang telah dilakukan IWITA selama ini, beliau menekankan pentingnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam memasarkan produk hasil Bank Sampah.



Dalam acara itu, para anggota binaan BSM memang membawa hasil daur ulang sampah dalam berbagai bentuk seperti: tas, topi, bunga, sampai baju yang terbuat dari sampah plastik. Bu Martha mengatakan perlunya para pelaku UKM tersebut untuk memperkenalkan produknya kepada khalayak ramai, misalnya bekerja sama dengan blogger seperti kami :D



Bu Martha menunjukkan logo seperti tersebut di atas. Para peserta langsung terbayang produk di balik logo yang memang sudah dikenal di pasaran itu. Itulah strategi branding. Dimana ada 7 komponen pentingnya yang perlu diperhatikan agar strategi branding berhasil baik, yaitu:

1. Tujuan
Setiap brand pasti memiliki visi dan tujuan yang ingin dicapai.

2. Konsistensi
Ini berhubungan dengan brand awareness yang akan berdampak pada loyalitas pelanggan.

3. Emosi
Pastikan strategi branding akan melibatkan emosi konsumen pada akhirnya.

4. Fleksibilitas
Ini adalah saran yang utama saat menyusul strategi branding.

5. Keterlibatan Karyawan
Seluruh karyawan harus tahu bagaimana cara mereka berpartisipasi.

6. Loyalitas
Semakin loyal konsumen, semakin bisa mendongkrak penjualan.

7. Kesadaran akan Kompetisi
Selalu mempelajari strategi yang digunakan oleh kompetitor.


Langkah selanjutnya adalah packaging product atau kemasan produk. Harus dipikirkan tentang kemasan produk yang bisa membuat konsumen tertarik sehingga bisa mendongkrak target pemasaran produk tersebut. Inilah 5 prosesnya:



Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah product photography atau fotografi produk sebagai bagian dari advertising. Foto produk yang ditampilkan harus mampu membangun image positif tentang produk yang ditawarkan. Kuncinya sebenarnya sederhana yaitu sang fotografer harus bisa mengatur lighting dan angle yang baik.


Lighting atau pencahayaan adalah teknik paling penting dalam dunia fotografi. Ini harus menghasilkan penampakan warna produk yang sesuai dengan aslinya serta teksturnya jelas dan tajam. Dukungan background juga bisa mempercantik produk.


Angle adalah sudut pengambilan gambar, yaitu bagaimana fotografer menempatkan kamera di depan produk untuk mengambil foto. Ini perlu diperhatikan karena setiap produk memiliki bentuk yang berbeda, misalnya kotak, bulat, panjang, dll. Salah mengambil angle akan membuat foto produk terlihat tidak menarik.


Nah, para peserta baik dari kalangan UKM maupun blogger dipersilakan mempraktikkan kedua teknik fotografi di atas. Pas banget. Saya dari dulu ingin bisa memotret dengan hasil cantik. Cekrek!




Khususnya untuk peserta dari kalangan UKM, mereka dipersilakan membuat akun dan mengunggah foto produk olahan sampah mereka di serempak.id. Wah, sebuah kesempatan promosi keren, nih. Produk olahan sampah mereka bisa dikenal di seluruh Indonesia.


Next, adalah tentang social media marketing yaitu proses meraih kunjungan pengguna internet ke situs tertentu atau perhatian khalayak ramai melalui situs-situs sosial media. Ya, internet adalah media pemasaran yang potensial. Tercatat pada tahun 2016 saja ada 132,7 juta pengguna internet. Minimal sekali dalam sebulan, 79% diantaranya aktif di media sosial.




Di akhir sesi, Bu Martha memberikan tugas secara kelompok tentang strategi pemasaran produk berikut hambatan dan tantangannya. Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang nantinya harus melakukan presentasi hasil diskusinya di depan para peserta lain.


Tantangan tersebut akhirnya dimenangkan oleh kelompok 1. Yeay! Selamat, ya! Kelompok 1 berhak menerima hadiah dari Bu Martha seusai acara.


Berpose bersama kelompok 1

Sekitar pukul 15.00 WIB, acara sarat ilmu itu pun berakhir. Saya berpamitan pulang ke rumah pada teman-teman yang lainnya. Sepanjang jalan saya memikirkan tiga
qoutes keren dari tiga pembicara tadi, yaitu:
SAMPAH = Semoga Allah Melimpahkan Pahala Atas Hamba-Nya (Bapak Rahmat Hidayat)

Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup jadi sampah. (Bapak Rahmat Bayangkara)

Jangan menunggu untuk sempurna baru memulai, dengan memulailah Anda bisa membuatnya sempurna. (Ibu Martha Simanjuntak)


Sungguh inspiratif. Ya, saya dan Anda harus melakukan perubahan tentang sampah mulai dari diri kita sendiri walaupun sederhana, sekarang juga!


Salam 3R,

You Might Also Like

13 comments

  1. Informatif dan kreatif acaranya yo mbak. Dari sampah bisa jadi berbagai macam benda berguna

    ReplyDelete
  2. Yess, seorang ibu adalah agent of change. Alhamdulillah, saat ini saya juga masih berusaha keras untuk meminimalisirkan sampah yang kami hasilkan di rumah.

    ReplyDelete
  3. Liputan yang lengkap, Mbak Tatiek. . seakan saya juga ada di ruangan. Persoalan sampah memang enggak ada habisnya ya.. Tapi syukurnya banyak kalangan sudah peduli dengan ikut berkontribusi.
    Dari 3R ke 5R..semoga akan membuat sampah bisa diminimalisir dan dimanfaatkan kembali sehingga lingkungan tetap lestari.

    ReplyDelete
  4. Bener bunda. Rezeki itu bukan melulu tentang sampah. Bahkan ilmu juga termasuk rezeki. Allhamdulillah sekarang udah ada terobosan baru yaitu bank sampah. Semoga bisa mengurangi dan menjadi sedikit solusi dalam permasalahn tentang sampah ini ya bun dan yang terpenting dari masyarakatnya, harus peka dan mau untuk tidak membuang sampah sembarangan itu hanya salah satu hal kecil yang bisa kita mulai dari diri kita sendiri

    ReplyDelete
  5. Kami sudah memilah sampah dari rumah. Eh...petugas RW gabungin lagi di gerobak sampahnya. Wawah...perlu edukasinya menyeluruh nih. Bener banget...harus dipilah smp ke TPA...

    ReplyDelete
  6. Aku lagi belajar konsisten pilah-pilah sampah ini. Agak susahnya karena gak ada lahan, jadi yang sampah basah sampai menggunung di pot khusus. Kayaknya butuh belajar lebih intens, sih. Karena aku pun udah mulai puyeng dengan banyaknya sampah yang ada di lingkunganku

    ReplyDelete
  7. Wih mantab jaman now urusan sampah juga bisa diolah dengan database online ya.. semoga makin sukses deh gerakan olah sampah ini.

    ReplyDelete
  8. Wah, ini keren banget. Pengelolaan sampah yang sangat lengkap. Semoga bisa diadopsi di seluruh wilayah Indonesia ya, Mbak. Apalagi mengingat urusan sampah yang nggak ada habisnya.

    ReplyDelete
  9. lengkap banget penjabarannya mbak. masalah sampah memang harus mendapat perhatian serius, ternyata dari sampah bisamenghasilkan produk daur ulang yang bagus dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  10. Sampah skrg bukan masalah kalau semua pihak mau turun tangan mulai hulu hingga hilir
    Smoga Kota Malang Stalin bebas Dan mall Sampah ya mb?

    ReplyDelete
  11. Informasinya lengkap Mbak.
    Oh iyah sampah memang kadang membingungkan, mau diapain yah?
    Bersyukur sudah ada undang-undangnya yang mengatur tentang pengolahan sampah. Jadi masyarakat bisa semakin dicerdaskan.

    ReplyDelete
  12. Tapi Mbak, aku kok suka sedikit gereget ya. Di rumah sudah pilah sampah basah dan kering, tapi waktu diangkut tukang sampah malah tetap saja dicampur. Ya ndak patah semangat sih, cuma kalau dipikir, urusan sampah ini memang harus jadi PR bersama. Bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat umum juga wajib lakukan hal semestinya penuh kesadaran.

    Wehehee, curhat yo, sampuuuun^_^

    ReplyDelete
  13. Acaranya keren, informatif, bermmanfaat & membuka wawasan kita akan sampah.saya berharap m3ndapat kesempatan ikut diacara seerti ini. Tq sharingnya

    ReplyDelete