8 Amalan Unggulan Demi Rumah Masa Depan


Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke kuburan. Perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan. Kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan. Bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. (Imam Syafi'i)


Saya memaknai perkataan Imam Syafi'i, seorang Mufti besar pendiri Mazhab Syafi'i, di atas sebagai sebuah bentuk "tamparan" yang penuh kasih sayang. Plakkk... Sakit tapi justru membuat sisi lain hati menjadi nyaman. Kalau direnungkan secara mendalam, poin-poin di atas benar semua adanya, bukan?

Tentunya tidak ada maksud dari beliau agar kita ogah-ogahan di dunia; toh cuma sementara. Bukan begitu! Kata kuncinya justru ada pada kalimat akhir yaitu agar kita lapang menerima segala karunia Allah, baik besar maupun kecil. Dan kelapangan hati itu biasanya hanya bisa dirasakan oleh orang yang tahu ilmunya atau orang yang mau belajar. Pastinya orang-orang yang demikian ini bukanlah orang-orang yang ogah-ogahan, dong.


Nah, kali ini saya ingin mengerucutkan pembahasan tentang rumah di dunia yang disebut oleh Imam Syafi'i sebagai rumah yang hina. Ini kontekstual. Iya, dong. Lha wong rumah yang kita bangun dengan susah payah itu pasti tidak akan kita huni selamanya. Nanti akan berganti menjadi rumah berukuran 2x1 meter. Hiks... Belum lagi jika ada kejadian kebakaran atau bencana alam yang bisa melenyapkan rumah kita itu. Na'uzubillahiminzalik... Bukankah kejadian demikian sungguh sering kita temui? Betapa rumah kita di dunia ini memang fana adanya.

Tentu, memiliki rumah adalah hak segala bangsa ehh... hak setiap diri kita yang memang mampu secara finansial. Boleh membeli secara tunai ataupun kredit. Saat ini pun telah banyak kredit rumah secara syariah yang lebih menentramkan. Ada yang punya dengan cara lain yaitu membangun rumah sendiri secara bertahap atau menempati rumah warisan orang tua. Ada pula yang "hanya" bisa menjadi kontraktor sepanjang masa. Silakan dipilih, terserah Anda. Kita yang paling tahu kondisi kita sendiri.

Singkatnya, beragam cara kita lakukan untuk bisa memiliki atau menempati rumah fana kita di dunia ini. Kerja keras siang-malam dengan memeras keringat dan membanting tulang pun kita lakukan. Pssst... Yuk, mulai kita pikirkan juga tentang calon rumah kita di surga.


8 Amalan untuk "Mencicil" Rumah di Surga


Sebagai orang yang beriman, pasti cita-cita tertinggi kita adalah berjumpa dengan Allah di surga-Nya, bukan? Kita pasti ingin menjadi penghuni dan penduduk surga yang keindahannya tak terbayangkan oleh mata. Kita pasti ingin punya rumah di surga sana. 

Sebagaimana rumah di dunia, untuk memperoleh rumah di surga itu tidak gratis. Kita harus berusaha yaitu dengan melakukan amalan-amalan berdasarkan hadits dari Rasulullah, seperti di bawah ini:

1. Rutin mendirikan Salat Dhuha dan Salat Qabliyah Zhuhur


Salat 5 waktu adalah kewajiban sekaligus kebutuhan. Kita yang mengaku muslim/muslimah sejati pasti berusaha mendirikan salat 5 waktu secara utuh, tidak bolong-bolong. Jika sudah terdengar azan, ada keinginan untuk segera mengerjakan kewajiban itu. Setelah selesai mengerjakannya, hati rasanya damai dan tentram yang menandakan bahwa memang kita lah yang membutuhkan salat.

Lalu bagaimana dengan salat sunnah yang bukan kewajiban? Saat kita sudah terbiasa melakukan salat sunnah, tandanya cinta kita kepada Allah sudah setingkat naik dari sebelumnya. Ada rasa rindu yang ingin terus disalurkan lewat salat-salat sunnah itu. Kabar gembiranya, kita berkesempatan memperoleh rumah di surga jika rajin mendirikan salat sunnah yaitu Dhuha dan Qabliyah Zhuhur (salat Rawatib sebelum Dhuhur), masing-masing 4 rakaat.


Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعًا، وَقَبْلَ الأُولَى أَرْبَعًا بنيَ لَهُ بِهَا بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Siapa yang shalat Dhuha empat raka’at dan shalat sebelum Zhuhur empat raka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Awsath. Dalam Ash-Shahihah no. 2349 disebutkan oleh Syaikh Al-Albani bahwa hadits ini hasan)

2. Rutin mendirikan Salat Sunnah Rawatib 12 rakaat


Nah, jika sudah terbiasa dengan Salat Dhuha 4 rakaat dan Salat Qabliyah Zhuhur 4 rakaat, coba tingkatkan lagi agar bisa rutin juga mendirikan Salat Sunnah Rawatib yang lain. Jumlah rakaat yang dianjurkan ada 12 rakaat dalam sehari semalam, yaitu: 2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum Zhuhur, 2 rakaat setelah Zhuhur, 2 rakaat setelah Magrib, dan 2 rakaat setelah Isya'. Sanggup? 

Dari Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim, no. 728)

3. Membaca Surat Al Ikhlash sebanyak sepuluh kali


Dari Muadz bin Anas Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْراً فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya (surat Al-Ikhlas, pen.) sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ahmad, 3: 437) 



Kalau yang ini sih cukup mudah, ya. Baik dari segi hapalan suratnya ataupun jumlahnya dalam sehari. Saya kira, kita-kita yang sudah dewasa ini pasti sudah hapal Surat Al Ikhlash di luar kepala. Tinggal membacanya dengan tartil, penuh penghayatan, dan merutinkannya setiap hari. InsyaAllah, bisa! 

4. Membangun masjid walau hanya sedikit


Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, no. 738)



Ini juga amalan yang cukup mudah dilakukan. Sekarang mudah sekali ditemukan peluang untuk berinfak dalam rangka membangun masjid. Pun banyak masjid yang dibangun megah dan indah agar banyak jamaah betah untuk beribadah di dalamnya. Yuk, ambil bagian di dalamnya sebagai penyumbang dana ataupun tenaga. Lebih bagus lagi jika setelahnya ikut memakmurkan masjidnya juga :) 

5. Membaca doa masuk pasar


Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَخَلَ السُّوْقَ فَبَاعَ فِيْهَا وَاشْتَرَى ، فَقَالَ : لاَ إِلَه َإِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الملْكُ ، وَلَهُ الحَمْدُ ، يُحْيِي وَيُمِيْتُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر ، كَتَبَ اللهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ ، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ

“Siapa yang memasuki pasar lalu ia melakukan jual beli di dalamnya, lantas mengucapkan: Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir; maka Allah akan mencatat baginya sejuta kebaikan, akan menghapus darinya sejuta kejelekan dan akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Al-Hakim dalam Mustadrak, 1: 722)



Pasar sebagai tempat berniaga memang sangat bisa membuat kita terlena jika kita tidak berhati-hati. Mall dan hypermart termasuk di dalamnya, ya. Misalnya: seorang pembeli bisa kalap berbelanja dan lupa waktu, sedangkan penjual bisa melakukan tipu daya. Itu semua bisa dihindari jika kita membiasakan diri untuk mengingat Allah dengan senantiasa berzikir. 

6. Mengucapkan hamdalah dan istirja' ketika anak kita meninggal dunia


Seorang anak adalah karunia yang pasti dinantikan setiap pasangan. Betapa bahagianya ketika anak-anak hadir di rumah kita dan membuat hidup kita lebih berwarna. Namun, mereka hanyalah titipan Allah. Sering sekali titipan itu diambil oleh-Nya dan membuat orang tua yang ditinggalkan begitu terguncang. Padahal ada rahasia dan hadiah dari Allah Swt jika orang tua yang ditinggalkan bisa bersabar dan mengucapkan kalimat yang baik.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِى. فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ. فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِى فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ. فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِى بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ

“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikat-Nya, “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?” Mereka berkata, “Benar.” Allah berfirman, “Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Mereka menjawab, “Benar.” Allah berfirman, “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku saat itu?” Mereka berkata, “Ia memujimu dan mengucapkan istirja’ (innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun).” Allah berfirman, “Bangunkan untuk hamba-Ku di surga, dan namai ia dengan nama baitul hamdi (rumah pujian).” (HR. Tirmidzi, no. 1021; Ahmad, 4: 415.

7. Menampilkan akhlak yang mulia


Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud, no. 4800.)

10 bukti akhlak yang mulia

Masya Allah. Mau pilih rumah di surga sebelah mana? Pinggir, tengah, atau paling atas? Sungguh beruntung orang-orang yang berusaha menampilkan akhlak yang mulia sebagai buah dari keimanan mereka. Akhlak yang mulia dari muslim/muslimah lah yang membuat cahaya Islam semakin terang. Maka sangat layak jika kelak Allah Swt memberikan hadiah rumah di surga yang tinggi.

8. Mengimani risalah Nabi Muhammad SAW


Dari Fadzilah bin 'Ubaid radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا زَعِيمٌ وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَهَاجَرَ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَأَنَا زَعِيمٌ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا وَلَا مِنْ الشَّرِّ مَهْرَبًا يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ

“Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling tinggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, maka ia tidak membiarkan satu pun kebaikan, dan ia lari dari setiap keburukan, ia pun akan meninggal, di mana saja Allah kehendaki untuk meninggal.” (HR. An-Nasa’i, no. 3135)

Sebuah gambaran tahapan para sahabat saat risalah Nabi Muhammad Saw datang kepada mereka. Para sahabat itu lantas mengimani ajaran yang dibawa Nabi Muhammad, bersyahadat, berhijrah, dan berjihad untuk kebesaran Islam yang akhirnya sampai pada kita hari ini. Tugas kita sebenarnya lebih mudah yaitu "merawat" keislaman kita dan senantiasa bersungguh-sungguh dalam meraih rida Allah SWT dalam setiap aktivitas kita.


Kita Berikhtiar, Allah Swt yang Menentukan


Nah, itulah kedelapan amalan yang hadiahnya adalah rumah di surga. Tentunya, surga itu adalah hak prerogatif Allah Swt. Kita wajib berusaha dengan niat yang lurus karena-Nya dan biarlah Allah Swt yang memberikan balasannya. 


Segala hadits yang disampaikan oleh Rasulullah di atas adalah kabar gembira untuk kita. Sebagaimana kita pasti berbahagia dengan limpahan hadiah saat di dunia, seharusnya kita lebih gembira lagi dengan adanya janji hadiah di akhirat nanti.

Rumah di dunia hanya akan kita huni seumur hidup kita. Mungkin 20, 30, 40, atau maksimal 100 tahun saja. Maka, adalah sebuah kerugian jika kita tidak berusaha secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan rumah yang akan kita huni abadi nanti.

Wallahu a'lam bish shawwab.

Salam, 









Sumber:

Majalah PKPU Edisi Juni-Juli 2014
https://rumaysho.com/13072-11-amalan-dapat-jaminan-rumah-di-surga.html

Sumber gambar: pixabay & instagram

#ODOPDay9

You Might Also Like

4 comments

  1. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat dan karunia NYa..aamiin

    ReplyDelete
  2. Masya Allah, terima kasih pengingatnya Mbak. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mampu menjalankan semua amalan itu, aamiin.

    ReplyDelete
  3. Masha Allah, sebuah pengingat diri, Mbak. Terima kasih sudah mengingatkan. Semoga bisa istiqomah amalan-amanalan ini. Aamiin

    ReplyDelete
  4. Aku bersyukur baca ini.
    Masya Allah beneran pengingat diri.
    Makasih mbak Tatiek.
    Nanti dicoba yang masih bolong. Biar nyicil bangun rumah masa depan.
    Oh ya, sebenarnya waktu anak pertamaku meninggal, aku termasuk ortu yang bersyukur. Karena dia kurang sempurna, enggak kebayang kalau hidup pasti lebih susah bagi diri, orang tua dan keluarga. Jadi takdir Allah beneran sempurna dengan mengambilnya.

    ReplyDelete