Ibnu Ismail Al Jazari, Bapak Robot Dunia dari Kesultanan Turki


"Asyik ya bermain robotika," ucap Afra kecil pada Si Abi. Saat itu dia berusia sekitar 7 tahun alias masih duduk di kelas 1 SD.

Pada waktu itu, suami saya bekerja sebagai seorang instruktur robotika yang mengisi ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Tentu saja Afra bisa belajar tentang robotika sederhana secara gratis, hehe. Walaupun anak cewek, perlu tahu dunia robotika sedikit-sedikit juga, dong.

"Mbak Afra tahu enggak tentang orang yang pertama kali menciptakan robot?" tanya saya.

"Orang Jepang, ya?"

"Bukan. Orang Turki, kok. Nanti deh Ummi ceritain," jawab saya.

Begitulah. Beberapa kali Si Abi memang bercerita tentang kecanggihan robot-robot di Jepang sana. Maka Afra kecil pun mengira bahwa pencipta robot adalah orang Jepang. Ya, ya. Duluuu saya pun menyangka demikian.

Padahal perintis dan penemu robot yang pertama kali adalah seorang ilmuwan muslim yang berasal dari Al Jazira, Mesopotamia, pada abad ke-13. Nama lengkapnya adalah Ibnu Ismail Al Jazari atau cukup disebut dengan Al Jazari. Beliau yang dijuluki sebagai Bapak Robot Dunia itu adalah seorang insinyur mekanik Kesultanan Turki dari Dinasti Artuqid.

Lho, jadi bukan Leonardo da Vinci dari Italia?

Bukaaan. Leonardo da Vinci baru merancang robot buatannya pada tahun 1478, sedangkan Al Jazari telah terlebih dahulu menciptakan robot manusia (humanoid) pada tahun 1206. Tuh, ada jarak 2 abad lebih yang membentang diantara mereka.

Nah, saat itu Al Jazari menciptakan mesin robot untuk menghibur para tamu kerajaan pada sebuah jamuan minum. Bentuknya berupa perahu yang mengapung di sebuah danau. Ada 4 robot pemain musik, 2 robot penabuh drum, 1 robot pemetik harpa, dan 1 robot peniup seruling yang berada di atas perahu itu. Aih, pasti suasananya seru sekali saat itu.


Al Jazari menggunakan tenaga air atau tenaga hidrolik untuk menggerakkan robot manusia yang diciptakannya. Cerdas, ya. Sebuah prinsip automasi humanoid yang menjadi inspirasi perkembangan robot hingga saat ini.

Bapak Robot Dunia itu mengabdi sepenuhnya kepada raja-raja dari Dinasti Artuqid sejak tahun 1174 sampai tahun 1200. Beliau adalah kepala insinyur kerajaan yang tugasnya menciptakan berbagai mesin yang memudahkan kehidupan di lingkungan kerajaan.

Salah seorang raja dari Dinasti Artuqid yang bernama Sultan Nashrudin Mahmud meminta Al Jazari untuk menuliskan semua penemuannya. Maka terciptalah Kitab Fi Ma'rifatil Hiyal Al-Handasiyyah atau di dunia barat dikenal dengan sebutan Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices.

Di dalam kitab tersebut berisi 50 hasil penemuan Al Jazari yang membuat para sejarawan teknologi dunia begitu terkagum-kagum. Al Jazari berbagi ilmu dengan menuliskan cara membuat peralatan dan teknologi yang diciptakannya. Hal itu membuat orang-orang yang membaca kitabnya bisa mempraktikkannya sendiri.


Karya terkenal Al Jazari -selain robot pemain musik seperti yang disebutkan di atas- adalah robot pencuci tangan otomatis dan robot air mancur burung merak. Sedangkan penemuan pentingnya di bidang mekanik berupa mesin engkol, roda gigi, mesin pompa air, dan piston.

Benar-benar penemuan fenomenal di zamannya dan penemuan Al Jazari itu terus dipakai serta dikembangkan sampai sekarang. Bayangkan, betapa banyaknya amal jariyah Al Jazari karena keilmuannya itu.

"Kalau begitu besok-besok aku mau jadi penemu juga, Mi," ucap Afra kecil setelah kami bersama-sama membaca profil Al Jazari.

Saya tersenyum dan meng-amin-kan keinginannya itu. Rupanya kecerdasan Al Jazari lumayan membekas di benaknya. Ketika beranjak lebih besar, cita-cita Afra tidak jauh-jauh dari itu juga yaitu ingin menjadi peneliti.

Ah, betapa ummat Islam amat membutuhkan Al Jazari-Al Jazari masa kini. Generasi emas Islam telah dicatat dengan gemilang oleh sejarah dan seharusnya kita ulangi kegemilangannya kembali saat ini. 

Yuk, kita mulai dari rumah kita!



Salam,








#ODOPDay16

You Might Also Like

0 comments