Kisah Abu Dahdah bin Tsabit, Si Pemilik Pohon Kurma di Surga


"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak." (QS. Al-Baqarah: 245). 


Mungkin kita telah sering mendengar kisah tentang sahabat Rasulullah yang suara terompahnya terdengar sampai di surga. Ya, betul. Dialah Bilal bin Rabah yang istiqamah menjaga wudhunya.

Kalau Abu Dahdah bin Tsabit bin Dahdah, sudah pernah tahu? Yuk, simak kisah Si Pemilik Pohon Kurma di surga ini. Saya tulis ulang dalam rangka mengingat-ingat lagi momen mendongeng bersama anak sulung saya, Afra.

Alkisah, di Madinah ada seorang anak yatim yang kesehariannya berladang. Ladang itu adalah warisan dari orang tuanya yang ingin dijaganya dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan memberi tembok di sekeliling ladang.

Tak disangka, arah tembok yang dibangunnya itu tidak lurus karena ada sebuah pohon kurma milik tetangganya yang tumbuh tepat di alur tembok yang dibuatnya. 

Si anak yatim ini mencoba meminta tetangganya agar merelakan pohon kurmanya itu sehingga pembangunan temboknya bisa diteruskan dengan hasil yang lurus. Namun si tetangga itu menolak.

Sebagaimana kebiasaan kaum muslimin yang lain jika ada masalah, si anak yatim ini kemudian menemui Rasulullah untuk meminta pendapat. Mendengar kisah si anak yatim, Rasulullah pun mempertemukannya dengan si tetangga tadi. Tetapi, si tetangga tidak berubah pendirian. Dia tetap tidak bersedia merelakan pohon kurmanya.

Rasulullah pun mencoba membujuk si tetangga sekali lagi.

"Baiklah. Kalau begitu, bagaimana jika engkau menjual pohon kurmamu kepada anak ini? Kelak, engkau akan mendapatkan ganti pohon kurma di surga. Pohon kurma di surga itu amat teduh, bisa menaungimu bahkan jika engkau mengendarai kudamu selama 100 tahun perjalanan."

Sayangnya, si tetangga itu tetap kekeuh menolak dan memilih berlalu dari situ. Rasulullah pun terdiam. Bahkan janji surga pun tidak menggoyahkan hati si tetangga.

Saat itulah Abu Dahdah bin Tsabit menghampiri Rasulullah dan bertanya,

"Yaa Rasulullah, jika aku membeli pohon si tetangga itu, akankah aku juga bisa mendapatkan hadiah pohon kurma di surga seperti yang engkau sebutkan?"

"Tentu saja. Hadiah itu juga akan berlaku untukmu," jawab Rasulullah.

Abu Dahdah bin Tsabit ini adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang memiliki kebun kurma yang luas di Madinah. Di dalam kebun itu terdapat 500 pohon kurma, sebuah rumah yang indah, dan sebuah sumur. Bergegas dia menemui si tetangga anak yatim tadi.

"Maukah engkau menukar satu pohon kurma yang engkau pertahankan itu dengan kebun kurmaku berikut isinya?" tawar Abu Dahdah bin Tsabit. 

"Apakah engkau sudah gila? Engkau yakin mau berkorban untuk itu?" si tetangga anak yatim itu hampir tidak percaya.

Abu Dahdah bin Tsabit pun berseru kepada para sahabat yang hadir di dekatnya, "Jadilah saksiku!"

Maka pertukaran kepemilikan yang tidak biasa itu pun terjadi. Si tetangga mendapatkan seluruh kebun kurma Abu Dahdah bin Tsabit, sedangkan Abu Dahdah bin Tsabit berhak atas sebatang pohon kurma yang dihadiahkannya kepada si anak yatim.

Masya Allah.

Sungguh banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas, yaitu:

1. Kepatuhan si anak yatim dalam menjaga amanah orang tuanya yang telah meninggal dunia. 
2. Akhlak mulia si anak yatim dengan tidak seenaknya menyerobot pohon kurma milik tetangganya. 
3. Kebijaksanaan Rasulullah untuk tidak memaksakan kehendak kepada si tetangga anak yatim yang keras hatinya itu.
4. Seperti biasanya, Rasulullah menyampaikan hikmah dengan lemah lembut. Yang disampaikan beliau adalah balasan berupa hadiah istimewa di surga jika sahabat-sahabatnya mau berbuat baik. Sebuah gambaran indah yang akhirnya menggugah Abu Dahdah bin Tsabit.
4. Kedermawanan Abu Dahdah bin Tsabit dalam berinfak. Begitu mendengar bahwa balasan di akhirat kelak adalah sebuah pohon kurma istimewa di surga, dia pun bersegera memenuhi kesempatan baik itu.

Setiap kali membacakan kisah para sahabat Rasulullah seperti ini, saya benar-benar ikut terharu. Orang semacam Abu Dahdah bin Tsabit ini adalah bukti nyata hasil didikan Rasulullah, orang-orang yang mampu beramal salih dengan ringan saja. Orang-orang yang tidak takut kehilangan hartanya dan kembali bekerja keras setelah berinfak di jalan Allah Swt.

Bagaimana dengan kita? Amalan apa kiranya yang bisa membuat kita dihadiahi sebuah pohon kurma di surga seperti Abu Dahdah bin Tsabit? 

Mari terus berlomba-lomba dalam kebaikan.




Salam, 









#ODOPDay15

You Might Also Like

0 comments