Air Terjun Coban Baung, Indah dalam Novel dan Kenyataan
- October 07, 2019
- By Tatiek Purwanti
- 0 Comments
"Ah, air terjun baginya selalu memesona. Meskipun ia terlihat tinggi, justru pesonanya karena ia tak pernah lupa untuk mengaliri dan berbaur dengan sungai di bawahnya. Ia memang selalu terjatuh dari atas. Tapi ia tak bosan menjatuhkan dirinya demi sebentuk keindahan."
(The Fear Between Us, My Novel, page 40)
Adalah air terjun Coban Baung yang saya jadikan salah satu latar tempat dalam novel pertama saya, The Fear Between Us. Semata karena saya sendiri begitu menyukai air terjun walaupun belum banyak sih air terjun yang saya kunjungi. Yang penting, sukai dulu. Hehe.
By the way, Coban adalah sebutan umum untuk air terjun yang ada di kawasan Malang sini.
Saat menulis novel tersebut, sebenarnya saya belum pernah mengunjungi Coban Baung. Informasi tentang destinasi wisata itu saya dapat dari teman dan googling. Tak harus ke sana untuk mendeskripsikan tempat yang saya tuliskan, pikir saya saat itu. Tetapi, diikuti oleh keinginan bahwa suatu saat nanti saya harus melihat si air terjun dengan mata kepala sendiri.
Coban Baung, The Hidden Paradise
Coban Baung terletak di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari Kota Malang, masih harus menuju arah selatan sekitar 10 kilometer, lantas melewati Jalur Lintas Barat (Jalibar) menuju arah Kecamatan Ngajum yang berada di sebelah barat.
Saya sekeluarga sebenarnya bertujuan pergi ke rumah adik yang berada di Desa Plaosan, Kecamatan Ngajum. Setelah puas bersilaturahmi di sana, kami pun menuju lokasi air terjun yang sebelumnya tidak begitu dikenal itu. Ya, sampai sekarang pun saya kira orang-orang lebih mengenal Coban Rondo yang terletak di Kecamatan Pujon sana.
Untuk menuju ke Coban Baung, kami memilih meminjam motor dan meninggalkan mobil di rumah adik saya. Lebih leluasa karena jalan menuju ke sana naik turun, walaupun beraspal halus, sih.
Sekitar lima belas menit kemudian, rombongan kami sampai di gerbang Coban Baung. Ada banner besar yang menunjukkan lokasi air terjun setinggi 71 meter itu. Seorang penjaga yang sudah berisi lanjut menginformasikan harga tiket masuk yang harus saya bayar. Cukup murah. Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang, dengan biaya parkir Rp 2.000 untuk motor.
Kami berfoto sejenak di gang kecil menuju lokasi air terjun. Memang, suasana sekitar tampak masih alami sekali. Kami mulai melangkah menuruni jalan setapak yang lumayan sempit. Sebaiknya sih memakai sandal gunung atau sepatu kets karena jalannya masih berupa tanah tidak rata. Kalau terkena air hujan pasti jadi licin, tuh.
Walaupun demikian, si kecil Akmal tidak minta gendong. Dia dengan riang berjalan dengan digandeng Si Abi. Anak pinter 😘 Sementara Afra dan Azka, sepupu kecilnya, berjalan bergandengan juga dengan gembira. Saya sendiri berjalan santai beriringan dengan ibu dan adik saya. Sesekali saya memotret sekitar.
Entah kami berjalan menuruni jalan setapak selama berapa menit. Beberapa saat kemudian, gemuruh air terjun mulai terdengar. Alhamdulillah, sedikit lagi! Ada sungai kecil yang harus diseberangi sebelum mencapai air terjun yang letaknya agak mendaki.
Potensi Wisata yang Harus Dipromosikan
Masya Allah. Coban Baung memang cantik. Tidak kalah cantik dari Air Terjun Grojogan Sewu ataupun Air Terjun Jumog. Ia hanya kurang dipromosikan. Mungkin juga letaknya yang jauh dari destinasi wisata yang lain, tidak seperti Coban Rondo. Terbukti, saat itu tidak banyak pengunjung lain yang berada di sana.
Beberapa saat lamanya kami bermain hujan-hujanan dengan siraman air Coban Baung yang segar itu. Saya memilih tidak turun ke sungai. Hanya Si Abi dan si kecil yang bermain-main dengan aliran air sungai. Mereka asyik saja walaupun bagian bawah celananya basah.
Ingin rasanya berlama-lama di sana. Tentu saja itu tidak mungkin karena hari semakin beranjak sore. Alhamdulillah, niat saya untuk berkunjung ke salah satu latar novel saya sudah terlaksana. Ada sebuah kelegaan tersendiri. Bagi orang lain mungkin itu momen biasa saja, tapi bagi saya hal tersebut begitu bermakna.
So glad to see you, Coban Baung!
Salam,
Tatiek
#ODOPDay29
0 comments