Blitar, Tempat Singgahku yang Tak Hanya Sebentar
- January 29, 2018
- By Tatiek Purwanti
- 4 Comments
Sumber: IG @iloveblitar |
Saya kira setiap orang selalu punya
tempat-tempat istimewa di hatinya. Biasanya itu berkaitan dengan tanah
kelahiran, kota tempat kuliah, daerah yang pernah lama disinggahi, atau sebuah
belahan bumi yang sangat ingin dikunjungi. Ada yang ingin menambahkan?
Nah, saya sendiri punya beberapa
daerah istimewa yang selalu lekat di hati. Pertama, tentunya Malang. Di sana
lah tempat saya dilahirkan, besar, dan menjadi daerah saya menetap hingga
sekarang. Kedua adalah Blitar, daerah asal ayah dan ibu saya. Ketiga yaitu
Batam, karena saya pernah berjuang di sana selama satu dasawarsa. Dan yang
keempat adalah Solo, daerah asal suami saya. Sebenarnya ada deretan daerah lain
yang juga berkesan, tapi cukup segitu dulu lah. Kali ini saya ingin
membicarakan tentang Blitar, sebuah kabupaten yang bersebelahan dengan Malang,
yang selalu ingin membuat saya datang ke sana.
Blitar -sebagaimana Malang- terbagi
menjadi dua, ada kota dan kabupaten. Nah, yang ingin saya bicarakan adalah
kabupaten Blitar, daerah asal keluarga besar saya. Eyang dari pihak ayah
dan dari pihak ibu, semuanya berasal dari sana. Bedanya, keluarga eyang dari
pihak ayah saya sudah berpindah tempat ke Malang sejak ayah saya masih duduk di
bangku SMP. Sedangkan eyang dari pihak ibu tetap menghuni daerah yang terletak
di kaki gunung Kelud itu. Setelah ayah dan ibu saya menikah, tentunya ibu
mengikuti ayah ke Malang dan terpisah dari orang tua dan saudara-saudaranya
yang tetap berada di Blitar sana.
Tujuan Mudik Pertama
Setiap lebaran tiba, Blitar menjadi
tujuan pertama keluarga kami. Tentu saja, karena masih ada Eyang Putri yang selalu
menunggu kehadiran kami. Ibu saya merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, dan semua kakak-adiknya tinggal di sekitar eyang saya. Akhirnya,
acara pergi ke sana menjadi sebuah rutinitas yang tidak cukup hanya sekejap
saja. Setelah sowan ke rumah eyang, pastinya kami juga berkeliling ke semua
sanak saudara. Di luar lebaran, minimal tiap triwulan pasti kami berkunjung ke
sana. Pernah juga sih setiap bulan saat ada kerabat yang meninggal atau
mengadakan hajatan.
Jarak dari rumah saya ke desa
Bajang, kecamatan Talun, tempat eyang saya berada sekitar 50,6 kilometer.
Selain kendaraan pribadi, kereta api dan bus bisa menjadi pilihan untuk menuju
ke sana. Dalam perjalanan, biasanya
kami akan singgah sebentar di tepi bendungan Karangkates, menikmati panorama
wisata air yang tersedia di sana. Jika sudah mencapai kawasan ini, tandanya
gapura perbatasan
Malang-Blitar sudah semakin dekat.
Begitu masuk kabupaten Blitar, tulisan Hurub Hambangun Praja segera terbaca di beberapa ruas jalan. Itu adalah semboyan dari daerah ini yang berasal dari tiga kata dalam bahasa Jawa, yang terdiri atas “hurub” (membara), “hambangun” (membangun), dan “praja” (kerajaan/negara). Jika dirangkai, maknanya menjadi “Semangat membangun negeri”. Sebuah semboyan yang bagus dan sangat bisa kita aplikasikan, bukan?
Sumber: trip-suggest.com |
Berwisata?
Ayo Aja!
Memasuki desa Bajang, saya seakan merasa berada di tempat wisata. Sebenarnya yang terbentang di depan mata adalah areal persawahan yang luas dan menghijau. Sejak saya masih kecil dulu sampai sekarang punya anak kecil, luas persawahan di desa eyang saya nyaris tidak berkurang. Ya, karena penduduk desanya mayoritas menjadi petani. Ditambah dengan sungai-sungainya yang mengalir jernih, lengkap sudah suasana desa yang sebenarnya.
Memasuki desa Bajang, saya seakan merasa berada di tempat wisata. Sebenarnya yang terbentang di depan mata adalah areal persawahan yang luas dan menghijau. Sejak saya masih kecil dulu sampai sekarang punya anak kecil, luas persawahan di desa eyang saya nyaris tidak berkurang. Ya, karena penduduk desanya mayoritas menjadi petani. Ditambah dengan sungai-sungainya yang mengalir jernih, lengkap sudah suasana desa yang sebenarnya.
Daerah tujuan wisata beneran tentu saja ada. Walaupun setahu saya jumlahnya tidak sebanyak di Malang, tetap saja keberadaan kawasan wisatanya membuat ingin terus berkunjung ke sana. Berikut di antaranya:
Candi Penataran
Candi Penataran adalah sebuah candi bercorak Hindu, yang
merupakan komplek candi terbesar di Jawa Timur. Terletak di desa
Penataran kecamatan
Nglegok,
tepatnya di lereng barat daya gunung
Kelud. Dari
pusat kota, ada jarak yang terbentang sekitar 12 kilometer ke arah utara.
Sumber: blitarkab.go.id |
Candi ini dibangun pada
masa Kerajaan Kediri
dan terus dipergunakan
sampai masa
Kerajaan Majapahit. Pada relief candinya terdapat kisah
Ramayana (kisah cinta Rama dan Shinta), juga kisah Krisnayana (romansa antara
Krisna dan Rukmini).
Candi
Plumbangan
Candi ini terletak di desa Plumbangan, kecamatan Doko. Sebenarnya bangunan ini lebih tepat disebut
sebagai gapura bergaya
paduraksa, yaitu gapura dengan atap menyatu. Pada umunya, fungsi
dari gapura paduraksa adalah sebagai candi ruwatan, juga sebagai batas wilayah atau komplek
bangunan tertentu. Di sekeliling gapura tersebut, terdapat prasasti dan sekumpulan
artefak lain seperti yoni, arca, dan jaladwara (unsur bangunan yang berfungsi
untuk mengalirkan air).
Sumber: IG @ferinams |
Candi Sawentar
Candi Sawentar terletak di desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro. Di dalam Kitab Negarakertagama,
Candi Sawentar disebut juga Lwa Wentar. Candi ini
diperkirakan dibangun
pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Bahan baku candinya adalah batu andesit, berukuran panjang 9,53 meter, lebar 6,86 meter dan tinggi 10,65 meter.
Pantai Jolosutro
Sumber: IG @dodik_aws |
Pantai Jolosutro
Pantai
ini yang terletak di
desa Ringinrejo,
Kecamatan Wates. Berjarak
sekitar 45 km dari kota Blitar ke arah Selatan. Pantai Jolosutro terletak
di kawasan laut
Jawa bagian selatan yang memiliki ombak besar dan
sangat indah. Maka ada
larangan bagi
wisatawan untuk mandi di pantai ini.
Sumber: IG@cheezna10 |
Pantai
Tambakrejo
Pantai Tambakrejo terletak di desa Tambakrejo, kecamatan Wonotirto. Pantai ini banyak dikunjungi karena pemandangannya yang indah, dan berpasir putih yang cukup
bersih. Tidak seperti pantai Jolosutro, ombak di pantai Tambakrejo tidak terlalu besar,
sehingga aman untuk bermain-main atau bahkan mandi di pantainya.
Sumber: IG @sungkawaningsih |
Pantai Serang
Pantai Serang terletak di desa Serang, kecamatan Panggungrejo. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang cantik. Bibir pantainya cukup panjang dengan ombak yang
tidak terlalu tinggi,
maka pengunjungnya dapat dengan tenang bermain air laut. Pantai Serang terkenal dengan ritual
tradisionalnya yaitu Larung Sesaji yang dilakukan setiap tanggal 1 Suro. (1
Muharram dalam penanggalan kalender Hijriyah)
Sumber: IG@dianitalutfi |
Danau
Rambut Monte
Danau ini terletak di desa Krisik, kecamatan Gandusari. Airnya jernih kehijauan, dihuni oleh ikan-ikan yang oleh warga sekitarnya disebut dengan ikan Dewa. Di dalam kawasan wisata danau ini juga terdapat candi dan petilasan, yaitu tempat untuk bermeditasi.
Danau ini terletak di desa Krisik, kecamatan Gandusari. Airnya jernih kehijauan, dihuni oleh ikan-ikan yang oleh warga sekitarnya disebut dengan ikan Dewa. Di dalam kawasan wisata danau ini juga terdapat candi dan petilasan, yaitu tempat untuk bermeditasi.
Sumber: IG @ayodolan |
Gua
Embultuk
Gua Embultuk terletak di desa Tumpakkepuh, kecamatan Bakung. Gua ini
adalah gua alam yang di dalamnya terdapat stalagmit dan stalaktit. Panjang gua ini sekitar 1500 meter,
dengan tinggi sekitar 3 meter.
Sumber: IG @jelajahblitar |
Perkebunan Teh Sirah Kencong
Perkebunan teh yang
merupakan milik
Persero Perkebunan
Bantaran PTPN XII ini terletak di desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi.
Pemandangannya yang menghijau begitu menakjubkan. Terdapat aliran sungai yang
membelah perkebunan ini sehingga menambah daya tarik tersendiri. Pengelola perkebunan ini menawarkan
oleh-oleh yaitu teh dengan
merk “Ken Tea”.
Sumber: IG @aris.baihaqi |
Lho, kok tidak menyebutkan makam Bung Karno? Nah, makam proklamator
kemerdekaan Indonesia itu terletak di kota Blitar, bukan di kabupaten-nya.
Semoga lain kali saya bisa menuliskannya di sini. Yang jelas, Blitar selalu
membuat kerinduan saya bergetar. Inilah sebuah daerah yang selalu ingin saya
kunjungi. Daerah kedua yang sangat saya cintai. Adakah dari Anda yang pernah berkunjung
ke sini?
Tulisan ini diikutsertakan dalam program Tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
4 comments
Sangat suka dengan semboyannya Blitar: Hurub Hambangun Praja
ReplyDeleteSuka dengan cucunya Mbah Blitar juga, kan? 😁
DeleteSaya pernah ke Blitar mbak :-)
ReplyDeleteHehe, percaya, Om. Monggo kalo mau punya KTP Blitar selamanya. Kami tunggu, ya :)
Delete