Sawo Matang Haruskah Jadi Bengkuang?
- January 26, 2018
- By Tatiek Purwanti
- 4 Comments
Putih itu cantik.
Anda setuju? Saya setuju. Hal yang pertama kita tangkap saat melihat seseorang
adalah wajahnya. Ada standar kecantikan yang tertanam di alam bawah sadar bahwa
perempuan cantik salah satunya adalah yang mempunyai kriteria tersebut. Walaupun
saya tidak menghadirkan persentase penilaian tentang ini, iklan produk
kecantikan yang menampilkan sosok perempuan berkulit putih bisa mewakilinya.
Hampir tidak pernah saya jumpai produk kecantikan yang bintang iklannya
berkulit gelap. Ada yang tahu kenapa? Menurut saya pribadi, perempuan berkulit
putih memang cocok mengenakan busana dengan warna apa pun. Padu padan make-up juga
lebih fleksibel pilihan warnanya bagi mereka.
Ini bukan berarti
bahwa perempuan yang berkulit lebih gelap tidak cantik lho, ya. Sawo matang itu
cantik juga lah. Lha wong saya sendiri sejak lahir dikaruniai kulit sawo matang
dan suami saya mengakui kecantikan saya, hehe. Saya tetap mensyukuri karunia
itu. Jadi teringat saat saya masih duduk
di bangku SD dulu. Saya diejek seorang teman dan akhirnya... menangis. Katanya
saya ini item, hehe. Enak saja. Coklat kok dibilang hitam. :D Ya, hanya sekali
itu saja. Selanjutnya... woles aja sih saya. Problem kulit yang pernah membuat
saya tidak percaya diri saat remaja adalah jerawat, tapi bukan soal kulit sawo
matangnya.
Mensyukuri Warna
Kulit
Seiring
bertambahnya usia dan pengalaman, saya menyadari bahwa warna kulit adalah
takdir dari Allah Ta’ala yang harus diterima dan pasti ada kelebihan di
baliknya. Nah, punya kulit sawo matang itu harus disyukuri, karena faktanya kulit
sawo matang memiliki kandungan melanin lebih banyak. Melanin adalah pigmen
penghasil warna kulit yang terdapat pada lapisan epidermis kulit. Dengan
kandungan yang lebih banyak, pemilik kulit sawo matang bisa lebih tahan
terhadap paparan sinar matahari secara langsung. Singkatnya, efek jangka pendek
seperti sunburn (kulit yang terbakar) bisa dihindari. Fungsi lain dari melanin
adalah untuk menangkal sinar ultra violet sehingga kanker kulit bisa
diminimalisir. Radikal bebas penyebab kerusakan sel? Ini juga bisa ditangkis
oleh kandungan melanin yang lebih banyak terdapat pada kulit sawo matang. Alhamdulillah.
Tuh, gimana gak bersyukur jadinya?
Perlukah Memakai
Produk Pemutih?
Jika mencermati
iklan produk kecantikan yang berseliweran di televisi, sebagiannya mengajak
para perempuan untuk memiliki kulit yang lebih putih. Mulai dari facial foam
sampai dengan day cream dengan label whitening, semuanya menawarkan hasil berupa
kulit yang lebih putih dari sebelumnya. Nah, cara kerja produk-produk tersebut
adalah dengan melawan proses produksi melanin alami sehingga kadar
melanin pada kulit menjadi berkurang. Dengan berkurangnya kadar melanin, warna
kulit menjadi lebih cerah. Minusnya,
karena kadar melanin berkurang ya bersiap-siap saja dengan resiko sunburn
sampai pada dampak buruk sinar ultra violet yang menembus lapisan kulit.
Saya sendiri
biasa-biasa saja terhadap tawaran produk pemutih seperti di atas. Tidak anti,
tapi juga tidak memakai yang serba whitening. Produk whitening yang pernah saya
pakai adalah pelembab dan facial foam yang memang cocok untuk kulit saya. Saya
pernah membaca bahwa prinsip perawatan kulit itu sebenarnya adalah untuk
mendapatkan kulit yang sehat dan bersih, jadi tidak sekedar putih. Maka sebelum
membelinya, saya memastikan bahwa produk tersebut tidak mengandung bahan-bahan
berbahaya yaitu sudah terdaftar sebagai produk kosmetik aman di Badan POM RI. Jangan
sampai deh ada kandungan merkuri, hidrokinon, kortikosteroid, dan rhododenol
pada produk whitening yang kita pilih. Selain itu, karena saya seorang muslimah
maka penting juga ada label halal dari LPPOM MUI pada produknya.
Beberapa saat
yang lalu saya melihat sebuah iklan produk facial foam di televisi yang menarik bagi saya.
Tak lain karena para bintang iklannya memiliki warna kulit yang berbeda-beda;
putih, kuning langsat, sawo matang, dan agak hitam. Mereka semua tampil percaya
diri dengan warna kulit masing-masing. Ada yang tahu itu iklan apa? Hehe, saya tidak
bermaksud mempromosikan produk mereka lho, ya. Tapi sungguh saya mengapresiasi
ide dari iklan itu. Dan seharusnya demikianlah yang kita tampilkan sebagai
perempuan; beauty in diversity. Semua perempuan berhak menjadi cantik dan lebih
bagus lagi jika ada inner beauty yang menyertai kecantikan fisiknya. Setuju?
Salam cantik,
Tulisan ini diikutsertakan dalam program Tantangan
#SatuHariSatuKaryaIIDN
Sumber gambar: pixabay
Sumber video: clear 'n clear
Sumber video: clear 'n clear
4 comments
Setuju, Mbak..
ReplyDeleteSaya di rumah paling gelap dibanding kaka-kaka saya..Mereka berkulit terang semua.
Tapi saya bersyukur saja dan nggak perlu untuk merubahnya jadi putih ,,,kuatirnya nanti malah kalau pulang enggak ada yang ngenalin lagi hihihi
Hehe, tapi Mbak Dian kok keliatan putih, ya? Intinya mang terima yang udah ada dan rawat sebaik-baiknya, ya kan?
Deletekalau saya sekarang sih targetnya biar wajah nggak kusam aja. beberapa waktu lalu sempat bete lihat muka kusam dan kering. akhirnya mulai rutin perawatan yang benar alhamdulillah sih sekarang merasa nggak terlalu kusam lagi
ReplyDeleteBener itu, Mbak. Gak kusam berarti harus melakukan perawatan rutin. Itu praktik dari rasa syukur kita 😊
Delete