Cantik tapi Bau Mulut? Atasi dengan 7 Cara Ini!
- June 01, 2019
- By Tatiek Purwanti
- 0 Comments
Suatu ketika ibunda saya bercerita bahwa beliau baru saja bertemu seseorang. Cantik parasnya. Tapi kata ibu, beliau merasa tidak nyaman berlama-lama ngobrol dengan si cantik. Ternyata penyebabnya adalah bau mulutnya. Hmm... Saya pun pernah bertemu dengan yang setipe dengan si cantik ini.
Ya, kecantikan fisik bisa sedikit pudar hanya gara-gara bau mulut yang kadang tidak disadari oleh si empunya. Kita yang ngobrol dengannya jadi serba salah; tutup hidung atau mengakhiri obrolan segera? Kalau bau mulutnya timbul saat sedang berpuasa sih wajar. Tapi menjadi tidak wajar jika itu terjadi setiap hari, di luar waktu berpuasa.
4 Penyebab Bau Mulut
Bau mulut yang tidak sedap disebut juga halitosis. Penyebab pertama bau mulut adalah karena kesehatan gigi dan mulut yang kurang/tidak baik. Seseorang yang memiliki gigi berlubang dna dibiarkan saja biasanya mulutnya jadi berbau. Lubang itu timbul karena giginya tidak bersih; sisa makanan menumpuk lalu membusuk dan mengundang bakteri berkembang biak di sana. Begitu juga jika seseorang memiliki masalah pada gusinya, misalnya sering berdarah. Itu juga bisa menimbulkan bau tidak sedap.
Penyebab kedua yaitu adanya gangguan saluran pencernaan yang diidap seseorang, misalnya maag dan penyakit asam lambung (GERD). Penyakit asam lambung umumnya membuat lingkaran otot bawah Esofagus berfungsi kurang baik. Asam lambung pun keluar dari lambung lalu naik kembali ke Esofagus. Jika asam lambung naik juga ke mulut, ia akan 'meninggalkan jejak' berupa bau yang tidak sedap dicium.
Penyebab ketiga adalah penyakit sinusitis atau peradangan pada rongga hidung. Sinusitis ini membuat rongga hidung seseorang berlendir, lalu mengalir ke tenggorokan. Lendir tersebut kental dan berbau. Karena muara luar tenggorokan adalah mulut, jadilah bau tidak sedap itu menguar keluar. Hufftt...
Saya jadi ingat teman saya yang mengidap sinusitis. Napasnya memang berbau tapi sepertinya dia tidak sadar. Ya, saat sinusitisnya kambuh, dia tidak bisa membuat dengan baik termasuk kondisi mulutnya sendiri.
Sedangkan penyebab keempat halitosis adalah kondisi mulut yang kering atau disebut juga dengan istilah xerostomia. Ini disebabkan karena kurangnya kandungan air liur di dalam mulut. Padahal air liur berfungsi untuk membunuh bakteri yang berlebihan di dalam mulut sehingga bau tidak sedap tidak muncul. Saat mulut kita kering dan kurang mengandung air liur, perkembangan bakteri pun tidak terkendali. Jadi bau, deh.
Xerostomia bisa terjadi saat kita mengalami dehidrasi, seperti saat kita berpuasa Ramadan. Tidak heran jika mulut kita jadi berbau, gitu. Pun saat kita menderita sakit. Umumnya kita akan mengalami xerostomia karena tidak bernafsu untuk makan dan minum. Begitu juga saat kita menderita pilek sehingga kita harus sering bernapas melalui mulut. Air liur pun mengering dan terjadilah xerostomia. Lalu, mengkonsumsi obat yang membuat mulut kering pun bisa jadi penyebab lain juga.
Atasi Bau Mulut Segera!
Dari penjelasan di atas, bau mulut yang tidak segera diatasi akan membuat seseorang tidak percaya diri. Lawan bicaranya pun jadi tidak nyaman sehingga proses komunikasi pun terganggu. So, halitosis harus diatasi dengan cara sebagai berikut:
1. Menyikat Gigi Secara Rutin dengan Cara yang Benar
Kita wajib menyikat gigi dua kali sehari; pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Sikat lah gigi dengan baik dan menyeluruh, jangan cepat-cepat. Jangan lupa lidah juga disikat, ya.
Sikat gigi harus dalam kondisi baik dengan rutin menggantinya setiap 2-3 bulan sekali. Biasanya bulu-bulu sikat sudah tidak beraturan lagi, tuh. Pilihan pasta gigi juga menentukan hasil dari menyikat gigi kita. Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluoride dengan varian yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut kita. Misalnya kita memiliki gigi yang sensitif, sebaiknya memilih pasta gigi ber-flouride untuk gigi sensitif.
Mulut dan gigi yang sehat karena kita rajin menyikat gigi tentu saja akan menjauhkan kita dari bau mulut. Sip.
2. Rutin Memeriksakan Gigi ke Dokter Gigi
Jangan menunggu sakit gigi untuk pergi ke dokter gigi. Sebaiknya kita rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Gratis kok saat saya pergi ke dokter gigi di puskesmas. Memang harus antre, sih. Selain ke puskesmas, saya juga punya dokter gigi langganan yang membuka praktik di klinik pribadinya.
Dokter gigi akan memeriksa gigi kita secara menyeluruh dan memberi advise berkaitan dengan gangguan pada gigi yang mungkin muncul. Misalnya keharusan menambal gigi berlubang yang selama ini menimbulkan bau mulut.
3. Mengkonsumsi Makanan Sehat dan Cukup Minum Air Putih
Sebaiknya kita membiasakan diri memperbanyak konsumsi sayur dan buah, terutama yang masih segar. Pasca menyantap keduanya biasanya tidak timbul bau karena keduanya tidak mengandung zat kimia berbahaya. Tetap harus menyikat gigi setelahnya, sih.
Pun kandungan air melimpah yang terdapat pada apel, semangka, wortel, atau tomat bisa membantu menghilangkan halitosis. Sedangkan makanan olahan lain yang dimasak secara rumit lebih mungkin menimbulkan bau jika sisanya tertinggal di mulut.
Hindari juga menyantap makanan berbau tajam seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombai mentah, jengkol, dan pete saat kita hendak berhadapan dengan orang lain. Selain kelimanya, saat kita merasa napas kita bau setelah menyantap makanan tertentu, sebaiknya hindari untuk mengulanginya. Lebih bagus jika kita berkonsultasi ke dokter gigi tentang itu.
Sedangkan asupan air putih yang cukup membuat mulut kita terjaga kelembabannya. Bakteri yang ada di dalam mulut pun bisa dilibas. Begitu juga dengan sisa makanan yang mungkin masih tertinggal di dalam mulut; hempasss...
4. Mengunyah Makanan Penghilang Bau Mulut
Masih seputar sayur dan buah. Ada lho sayur dan buah yang baik untuk menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Misalnya: kulit jeruk, lemon, dan peterseli. Memang tidak biasa ya jika kita mengunyah kulit jeruk, tapi ia terbukti bisa merangsang keluarnya air liur. Nantinya air liur yang timbul akan menghilangkan bau mulut yang mengganggu itu. Lemon juga berfungsi sama. Sedangkan peterseli mengandung zat penetralisir bau tak sedap pada mulut secara cepat.
Selain makanan alami, kita juga bisa mengunyah permen karet. Lebih baik memilih permen karet rasa mint atau yang mengandung xylitol. Kandungan xylitol menghasilkan sensasi segar di dalam mulut dan aroma segar yang terasa dingin. Pasca dikunyah, aroma permen karet akan memenuhi rongga mulut, lalu terdorong keluar ketika kita berbicara. Bau mulut yang tidak sedap pun pergi dan berganti menjadi aroma wangi permen karet.
5. Berkumur dengan Mouthwash
Menyikat gigi secara teratur dan baik juga perlu ditunjang dengan berkumur memakai mouthwash. Saat ini sudah banyak mouthwash yang tidak mengandung alkohol dan sudah halal MUI, aman buat kaum muslimin. Cukup berkumur selama kira-kira 30 detik dan jangan ditelan. Setelahnya, kita akan merasakan napas kita lebih segar. Bau mulut pun menghindar.
6. Stop Merokok
Sudah sama-sama kita ketahui jika rokok bisa meninggalkan bau tidak sedap pada mulut si perokok. Perlu usaha sungguh-sungguh untuk berhenti merokok, setahap demi setahap agar bau mulut yang ditimbulkan karenanya lenyap. Siap?
7. Mengobati Penyakit yang Sebabkan Bau Mulut
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa halitosis bisa timbul karena penyakit gangguan pencernaan dan peradangan pada sinus. Keduanya harus diobati sampai tuntas. Jika sumber utamanya sudah membaik, pasti napas pun ikut membaik. Bau mulut pun tidak lagi mengganggu.
So, teman-teman yang cantik, alangkah bersyukurnya jika kecantikan Anda sempurna dengan memiliki napas yang segar, ya. Punya bau mulut? Itu hanya 'aib sesaat' yang sangat bisa diatasi sesuai dengan faktor penyebab masing-masing.
Selamat berpuasa dengan napas segar!
Salam,
Tatiek Purwanti
Referensi:
https://www.tanyapepsodent.com/napas-segar/bau-mulut-inilah-penyebab-cara-mengatasi-dan-pencegahannya.html
Sumber gambar: pexels
#bpnchallenge2019
#bpnramadhanchallenge
#BPNetwork
#bpnblogpostchallenge
#bpn30dayblogpost
#bpn30dayblogpostchallenge
#Day10
0 comments