HDL

Antara Kita dan Kolesterol



Sepertinya kata kolesterol itu cukup akrab di telinga dan mata kita. Orang-orang sering membicarakannya saat berbelanja minyak goreng atau makan di warung nasi Padang, misalnya. Kita mungkin juga sering melihat iklan kesehatan di televisi tentang bahaya kolesterol. Pokoknya 'kepopuleran' kolesterol ini seakan tak habis-habis.

Populer saja tidak cukup. Kita sebaiknya harus mengetahui tentang kolesterol secara benar agar tidak salah kaprah. Jadi sebenarnya, kolesterol itu adalah sejenis zat lunak mirip lemak. Selain diperoleh dari makanan, kolesterol ternyata juga dihasilkan oleh hati, lho.

Kolesterol ini adalah sebuah substansi kristal berwarna putih yang biasanya ditemukan dalam jaringan tubuh. Ia berperang penting dalam produksi hormonal dan peran penting lainnya. Jadi, sebenernya kolesterol itu bukan 'musuh besar' yang harus dibuang dari dalam tubuh, ya.

Kolesterol ini diproduksi oleh tubuh kurang lebih 1000mg per hari. Ia berfungsi untuk pembuatan vitamin D, terdapat pada otak dan sel-sel syaraf, serta merupakan bagian penting dari membran sel dan hormon tertentu.

Kolesterol juga dipergunakan untuk membuat garam empedu yang memegang peranan penting dalam mencerna lemak. Di dalam tubuh, kolesterol diangkut ke dalam darah oleh suatu jenis lemak yang disebut lipoprotein.


"Duh, kaki dan tanganku rasanya nyeri. Berat banget. Apalagi kalau setelah bangun tidur, kadang jadi tidak kuat berdiri," ucap salah seorang kerabat saya yang sudah berusia 50 tahun-an.

"Coba cek kolesterol saja di Posyandu Lansia," Saran ibu saya yang sampai sekarang masih aktif sebagai kader posyandu.

Nah, keluhan seperti di atas biasanya memang dikarenakan tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh. Jangan sampai nyeri dan badan terasa berat itu dibiarkan berlarut-larut. Bila setelah cek kesehatan memang penyebabnya adalah kolesterol, itu harus diwaspadai.

Bila kadar kolesterol dalam tubuh seseorang tinggi dan terus meninggi, bisa mengakibatkan penyempitan pembuluh darah sehingga berpotensi terkena serangan jantung dan stroke. Nauzubillah... Yang seperti inilah akibat dari kolesterol "jahat".

Yups, yang jahat adalah kolesterol-nya, bukan Nicholas Saputra. Apaan, sih? Hehe...

Menyambung pembahasan tentang lipoprotein di atas, ada beberapa jenis lipoprotein. Satu diantaranya adalah Low Density Lipoprotein (LDL) a.k.a kolesterol "jahat". LDL ini membawa kolesterol dari hati ke jaringan lain, jika jumlahnya berlebihan maka akan disimpan pada dinding arteri sehingga membentuk plak.


Plak inilah yang bisa menyumbat arteri, serta menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak. Timbul deh serangan jantung dan stroke, dua diantara 10 besar penyakit mematikan di Indonesia saat ini. Hiii...

Jika ada yang jahat, pasti ada yang baik juga. High Density Lipoprotein (HDL) adalah kolesterol "baik". Ia membawa kolesterol yang berlebihan dari sel menuju hati lagi untuk diekskresi di dalam tubuh. Yang ini mah aman dan kadarnya harus ditingkatkan.

Agar kadar HDL lebih tinggi, kita sebaiknya mengurangi konsumsi lemak, berolah raga teratur (lebih bagus jika aerobik), tidak merokok, dan mempertahankan berat badan ideal. Ini adalah rumus pola hidup sehat yang sebenarnya sering kita dapatkan, bukan?

Adapun makanan dengan kadar kolesterol tinggi yang harus dihindari oleh mereka yang kadar LDL-nya tinggi antara lain: kuning telur, udang, kepiting, kerang, cumi-cumi, kupang, susu, daging berlemak, semua jerohan (limpa, otak, ginjal, jantung, usus), santan kelapa, margarine, cokelat, dan gajih.


Ada akronim untuk rangkaian makanan di atas, yaitu TeK-KUK-CS2. Baca: Telur, Keju, Kepiting, Udang, Kerang, Cumi, Susu, Santan. Langsung hapal, nih. 
Demi kesehatan, tahan dulu. Iya, khaan? *niru gaya seseorang ;)

Ada pula jenis makanan yang dibatasi alias boleh dikonsumsi dalam batas tertentu, yaitu gula pasir (3 sdm/hari), daging ayam, kambing, sapi (100 gram/hari), dan putih telur (2 butir/pekan). Batasi juga konsumsi karbohidrat. Sebaiknya gunakan minyak jagung atau minyak biji bunga matahari untuk memasak.

Wah, mahal tuh!

Oke, oke. Jika dirasa tidak sanggup memakai dua jenis minyak di atas, gunakan minyak kelapa atau minyak kelapa sawit seperti sehari-hari. Masaklah dengan api kecil agar minyak tidak terlalu panas dan jangan digunakan secara berulang.

Hmm, sepertinya harus melambaikan tangan pada tukang gorengan. Dadaaah!

Tenang. Harap berthenaaang... Masih ada buah dan sayur yang menunggu untuk kita santap. Keduanya bisa menurunkan kadar kolesterol "jahat" jika dikonsumsi dalam jumlah cukup dan teratur.


Kandungan serat yang terdapat pada buah dan sayur dapat menghambat penyerapan kolesterol "jahat" ke dalam tubuh. Keduanya memang tidak gurih, tapi kalau kita terbiasa mengkonsumsinya, nanti lama-lama bakalan nagih. Daripada gurih tapi bikin perih. Duh...

So, mari bersahabat dengan HDL dan buang jauh-jauh LDL. Perlu kerja keras dan berproses untuk mempertahankan kesehatan atau mengembalikan kondisi tubuh agar sehat kembali. Siap? 


Salam,
Tatiek Purwanti






Sumber: 
Agus Sri Wardoyo, Ahli gizi peraih Indonesian Dietetic Award 2011.

You Might Also Like

0 comments