Suatu hari pada tahun lalu, saya merasakan sakit kepala yang cekot-cekot. Rasanya begitu mengganggu. Padahal saya tetap harus menemani si kecil bermain dan mendampingi si kakak belajar. Duh, kenapa ya? Saya jadi teringat sesuatu...
Saya pernah membaca kasus kesehatan tentang keluhan seseorang yang mengalami nyeri kepala dengan sebab tidak jelas. Tidak tahan, akhirnya dia pergi ke dokter. Menurut dokter, itu disebut nyeri kepala primer.
Nyeri kepala primer dapat berupa migren, tension type, dan klaster. Khususnya migren, banyak remaja dengan rentang usia 7-15 tahun sering mengalaminya. Besarannya mencapai 8 sampai 23%.
Wah, jangan sampai anak remaja kita terlalu sering mengalami migren, ya. Cukup sekali-dua kali saja. Kepribadian, prestasi akademik, daya ingat, presensi di kelas, dan hubungan pertemanan si anak remaja bisa terganggu.
Ada yang belum pernah mengalami migren? Ciri-cirinya adalah kepala mengalami nyeri berulang-ulang dengan manifestasi serangan selama 4 sampai 72 jam. Karakteristik migren yaitu nyerinya terasa di separuh kepala, berdenyut, kadang sedang, tapi bisa juga terasa berat. Selain itu, kadang diikuti oleh rasa mual atau silau terhadap cahaya.
Kemungkinan penyebab migren diantaranya: gangguan tidur, makanan/minuman beralkohol, makanan mengandung MSG, terlalu banyak mengkonsumsi cokelat dan keju, efek obat-obatan, kelelahan tubuh, faktor psikologis, perubahan cuaca, dan masalah hormonal.
Hmm, saya jadi ingat, deh. Saat itu saya memang kurang tidur karena ngebut menulis novel. Sebelumnya saya memang belum pernah menulis dengan sistem kejar tayang seperti itu, sih. Kapok, deh.
Berdasarkan penelitian di Indonesia, Turki, Kanada, Amerika Serikat, dan Indonesia, sebenarnya mekanisme hubungan langsung antara nyeri kepala dan tidur belum diketahui. Namun, saya sendiri membuktikan saat mulai tidur dengan jam cukup, keluhan migren itu mulai menghilang.
Ya, semua orang tahu bahwa aktivitas tidur adalah saat tubuh dan pikiran beristirahat. Saat kita terlelap seperti itu, segala keinginan dan kesadaran kita ditangguhkan sebagian atau keseluruhan. Pun fungsi-fungsi dari tubuh sebagian dihentikan.
So, saat jatah tubuh kurang terpenuhi, ia 'protes' lewat kepala, deh...
Nah, jika terjadi migren yang membuat kita tidak tahan, segera kunjungi dokter. Apalagi jika terjadi cukup sering dan tidak bisa diatasi dengan 'obat warung'. Tentu saja ini agar kita mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu pasti. Maka untuk menghindari migren, terapkan pola hidup sehat. Hindari semaksimal mungkin penyebab migren seperti yang tersebut di atas.
Lakukan juga olahraga rutin selama 30 menit, minimal 3 kali dalam sepekan. Kalau saya mah memilih jogging saja. Atur pola tidur yang cukup; tidak kurang ataupum berlebihan. Santap makanan bergizi tepat waktu. Jangan lupa untuk senantiasa berpikir positif. Ini juga tak kalah penting, lho.
Agar pola tidur kita teratur, tata kamar tidur senyaman mungkin. Jaga kamar tidur agar selalu rapi. Bila perlu beri wewangian yang lembut. Hmm... pasti nanti kita jadi tertarik untuk cepat tidur.
Jika waktu tidur tiba, jangan tergoda untuk memperpanjang waktu terjaga dengan membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton TV. Stop! Harus disiplin tidur di jam berapa dan kita konsisten melakukannya setiap hari.
Migren? Bye bye...
Salam,
Tatiek Purwanti
Sumber:
tulisan dr. Fika Rahmawati (relawan BSMI Jawa Timur)
0 comments