15 Hari Mencari Cinta pada One Day One Post
- October 17, 2017
- By Tatiek Purwanti
- 0 Comments
Pada bulan Agustus 2017 yang lalu, email saya selalu menerima notifikasi dari sebuah blog yang saya ikuti. Saya memang mengikuti blog seorang blogger beken karena menurut saya isinya bagus dan berkualitas. Ditambah dengan kehadiran pos baru blognya setiap hari, saya semakin terkagum-kagum. Di setiap akhir tulisan beliau ada catatan bahwa tulisan itu sedang diikutkan program One Day One Post (ODOP)-nya Blogger Muslimah Indonesia. Saya yang masih newbie di BMI jadi bertanya-tanya: kok bisa sih mendapat ide menulis setiap hari?
Sebenarnya pada bulan itu saya juga sedang menulis setiap hari untuk mengikuti lomba novel. Menang? Tidak, hehe… Tapi saya tetap merasakan sebuah sensasi yang luar biasa. Ternyata menulis setiap hari itu asyik juga. Alhamdulillah, ternyata saya bisa menyelesaikan novel itu dalam waktu sembilan belas hari. Maka, target saya selanjutnya adalah sedikit melakukan revisi dan berusaha menerbitkannya walaupun via jalur indie. Lalu saya juga berpikir, saya akan mencoba ikut jika kelak ada program ODOP lagi.
Setelah bulan September kemarin mencurahkan isi hati pada program Postingan Tematik (PosTem) bertema membaca dan menulis, maka awal bulan ini saya memberanikan diri untuk mengikuti ODOP. Jujur, sebenarnya lumayan berat bagi saya karena mayoritas waktu saya untuk membersamai si kecil. Tapi saya berpikir lagi, jika itu adalah sebuah hambatan maka saya akan menjadikannya jembatan. Bismillah…
Maka inilah catatan ringan saya seputar ber-ODOP selama setengah bulan ini:
1. Membuat list ide tulisan
Saya mencatatnya di block note yang biasa saya gunakan untuk membuat to do list bulanan. Setiap kali terlintas ide tulisan, langsung saya catat di sana. Ini sangat membantu saya agar tidak lupa hal-hal yang akan ditulis. Walaupun pada praktiknya, apa yang saya tuangkan dalam blog tidak berurutan dengan list yang saya buat.
2. Lebih memilih tablet
Saya terbiasa ngeblog dengan menggunakan tablet tua kesayangan karena lebih praktis daripada harus menyalakan laptop. Saat si kecil tidur siang, saya berusaha menulis sedikit. Seringnya sih ia hanya tertidur sebentar. Maka ‘mencuri waktu’ adalah salah satu cara saya agar bisa menuangkan ide secepatnya.
3. Memikirkan hal sekecil apapun
Karena ada target menulis setiap hari, maka saya menjadi lebih banyak menimbang-nimbang setiap ada kejadian; bisa enggak nih jika diangkat menjadi tulisan? Contohnya fiksi mini saya yang berjudul Menunggumu. Itu terinspirasi dari kejadian nyata saya sehari-hari.
4. Membuka lagi bacaan lama
Seperti yang sama-sama kita amini bahwa menulis itu menghajatkan banyak membaca. Saya jadi terdorong untuk membuka-buka buku atau majalah lama. Alhamdulillah, ternyata ada beberapa ide tulisan yang bersumber dari situ.
5. Mengaktifkan kembali twitter
Saya mulai nge-twit sekitar dua tahun yang lalu. Kemudian lama off dari dunia per-twitter-an ketika si adek hadir ke dunia. Mengikuti ODOP membuat saya harus memulai cuitan saya lagi sesuai saran Ibu PJ. Siapa takut :)
6. Berpikir untuk migrasi ke blog berbayar
Walaupun blog kedua saya ini ‘berdiri’ sejak 2014, tapi saya hanya menulis sesekali saja. Maka saat bertekad untuk lebih rajin ngeblog, saya jadi berpikir untuk beralih ke Top Level Domain. Ini didorong oleh himbauan Ibu PJ dan tulisan beberapa teman. Insya Allah, disegerakan.
7. Niat untuk belajar dan berdakwah
Bagi saya ODOP adalah sarana belajar menulis yang membutuhkan konsistensi dan kemauan yang kuat. Ya, murni belajar karena walaupun menulis setiap hari tetapi tidak ada honornya :D Ini juga mengajarkan saya bahwa menyampaikan hikmah dan kebaikan bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui tulisan. Bukankah jika isi tulisan kita baik dan bermanfaat, maka itu termasuk berdakwah juga?
8. Jalan-jalan tetapi tidak perlu keluar rumah
Memang ada ya? Ada dong. Blog walking! Dengan mengikuti ODOP ini, saya mendapat limpahan ilmu melalui tulisan-tulisan hasil karya teman-teman sendiri. Beda rasanya jika membaca tulisan hasil copas ;) Walaupun harus saya akui, saya cukup tersengal-sengal melakukan blog walking ini. Maafkan ya, teman-teman. Masih ada lima belas hari lagi untuk berjalan-jalan lebih rajin lagi.
9. Mencari cinta
Cinta selalu membutuhkan pengorbanan dan pembuktian. Ber-ODOP memang membuat saya harus banyak berkorban waktu, tenaga, dan pikiran. Saya jadi membayangkan para jurnalis yang setiap hari dikejar-kejar deadline. Juga semakin menghargai para penulis yang kadang pekerjaannya diremehkan karena tidak terlihat di permukaan. Padahal di balik layar itu juga ‘wow’ rasanya. Semoga pencarian atas cinta ini akan terus berlangsung walaupun ODOP berakhir nanti.
Saya baru menempuh setengah perjalanan. Masih ada 15 hari lagi yang harus saya isi. Sejauh ini sih masih asyik-asyik aja. Sambil mengasuh si kecil dan mendampingi belajar si kakak, saya mengambil sumber tenaga dari event-nya Blogger Muslimah Indonesia ini. Hari-hari pun terasa lebih ceria. Alhamdulillah :)
Salam cinta,
Tatiek Purwanti
⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫
#ODOPOKT15
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia
0 comments