Tak Perlu Jauh-jauh ke Cina untuk Meniti Jembatan Kaca. Yuk, ke MalangSaja!

PhotoGrid_1507012622718

Saya jarang membeli koran, karena memang lebih sering mencari informasi dan berita melalui media online dan kadang via berita televisi. Tapi biasanya saya membeli rutin untuk koran edisi Minggu. Karena edisi hari itu menawarkan feature yang berbeda, seperti rubrik resensi buku dan cerpen.

Pada hari Minggu, tanggal 1 Oktober kemarin saya membeli koran Malang Post di loper koran terdekat. Ada berita yang menarik perhatian saya di bagian depan. Judulnya “8 Hari Lagi, Jembatan Kaca Bisa Dilewati.” Wow, jembatan kaca? Sebelum membaca isinya, saya langsung teringat bahwa jembatan seperti itu sudah ada sebelumnya di Cina sana. Jadi jembatan unik seperti itu akan hadir di Malang juga? Wih…

PhotoGrid_1507015788070

Ya, jembatan berlantai kaca itu akan menjadi yang pertama di Indonesia. Terletak di kelurahan Jodipan, kotamadya Malang. Jika Anda pernah mendengar atau bahkan mengunjungi Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi (berasal dari kata 3D), maka jembatan inilah yang nantinya akan menghubungkan keduanya. Saat melintasi jembatan ini kita akan dapat melihat aliran sungai Brantas, sungai terpanjang kedua di Jawa setelah Bengawan Solo.

0f8b787a-cc0c-4fd9-9a70-c7c996bbbb93_169

Membayangkan kaca yang terinjak kaki dan bisa pecah, pasti ada rasa was-was atau bertanya-tanya: sekuat apa jembatan kaca ini? Kaca yang dipasang untuk jembatan ini ada tiga lapis, dengan ketebalan masing-masing 8,8 milimeter. Jenis kacanya bernama tempered laminated produksi Bintang Mas Glassolution. Jenis kaca itu disebut sebagai jenis yang terjamin mutunya. Seandainya pun lapisan atas pecah, masih ada dua lapisan di bawahnya yang akan menahan beban yang lewat di atasnya agar tidak jatuh. Pastinya kapasitas yang melewati jembatan dibatasi hanya 25 orang saja dalam waktu yang bersamaan.

Jika dibandingkan dengan jembatan kaca di Zhangjiajie yang merupakan jembatan kaca terpanjang dan tertinggi di dunia, jembatan kaca ala Malang ini memang ibarat ‘anaknya’. Jembatan kaca Cina tercatat memiliki panjang 430 meter dan lebar 6 meter. Sementara panjang jembatan kaca Malang 'hanya' 21 meter dengan lebar 1,25 meter. Perancang jembatan kaca Cina berasal dari luar negeri mereka yaitu Haim Dotan, seorang arsitek dari Israel. Sementara rancangan jembatan kaca Malang dikerjakan oleh anak negeri sendiri yaitu mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), peraih juara Rancang Jembatan Nasional 2015.

160820114316_china_glass_bridge_reuters_624x351_reuters 

Rencananya, jembatan kaca yang menelan biaya pembuatan sebesar Rp 1,2 miliar ini akan diresmikan pada hari Senin, tanggal 9 Oktober 2017 nanti. Biaya sebesar itu berasal dari dana Corporate Social Responsibility PT. Indana Paint. Menarik untuk disimak, tes kekuatan seperti apa yang akan dilakukan saat opening ceremony nanti. Karena pada saat peresmian jembatan kaca Zhangjiajie, mereka sampai melakukan pemukulan dengan palu terhadap permukaan kaca. Juga ‘mempersilakan’ sebuah mobil seberat 2 ton melintasi jembatan tersebut.

c033c92a-2e68-4668-88b1-95d381624ddf_169

Nah, bagi Anda yang masih minim budget untuk meniti jembatan kaca di Cina sana, mari ke Malang saja. Tentunya lebih bagus jika bisa ke Malang dan Cina sekaligus. Karena sebuah kalimat bijak mengingatkan kita: ”Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntulah ilmu sampai ke negeri Cina. Jika bisa berwisata ke Cina dan akhirnya mendapatkan banyak tambahan ilmu melalui pengalaman selama perjalanan, pastinya itu lebih utama.

Saya sekeluarga berencana untuk pergi ke jembatan kaca Malang, insya Allah. Jaraknya dari rumah saya tidak begitu jauh, hanya sekitar 10 kilometer saja. Jika suatu hari teman-teman mampir ke jembatan kaca, silakan juga mampir ke rumah saya. 😊


Selamat menyusun rencana mbolang ke Malang,

Tatiek Purwanti

⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪

Referensi lain: detik, radar malang, CNN Indonesia, bbc

#ODOPOKT2

Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia

You Might Also Like

4 comments

  1. Wah, saya bakal ke Malang lagi kayaknya, hehe. Malang / Batu ndak pernah habis wisatanya untuk dikunjungi. 😄

    ReplyDelete
  2. Betul banget, mbak. Saya aja yang orang Malang ngerasa gak bosan keliling2 di sini. Walopun sebenernya Malang udah gak sedingin dulu, sih. Met menyusun planning 😊

    ReplyDelete
  3. Apa yang kamu lakukan jahat, Malang! Semua wisata ada di sana..terjangkau lagi harganya semua!
    hhhh...

    Terima kasih pengumumannya , Mbak :D

    ReplyDelete
  4. Ahahaha... Begitulah, Mbak. Walopun Malang dah gak begitu seadem dulu. Tapi alhamdulillah masih lebih adem sini daripada Pasuruan, Surabaya dan lain2. Kapan2 kalo Mbak Dian ke Malang, bolehlah kopdaran 😊

    ReplyDelete