Jaket Komunitas, Tak Sekadar Identitas
- October 25, 2017
- By Tatiek Purwanti
- 0 Comments
Suatu malam, saya dan si kakak berjalan kaki sepulang dari membeli keperluan sekolahnya di sebuah toko alat tulis yang tidak jauh dari rumah. Suasana lalu lintas di malam itu lumayan padat merayap. Di antara para pemotor yang memenuhi jalan raya itu, ada serombongan pengendara yang memakai jaket hitam. Saya menebak mereka adalah jamaah salah satu majelis shalawat yang sering mengadakan acara di Malang Raya. Benar saja, tulisan di bagian belakang jaket itu mempertegas siapa mereka. Ya, jaket komunitas yang mereka pakai merupakan sarana memperkenalkan diri tanpa harus berbicara.
Saya sendiri memiliki 9 jaket komunitas. Selain sebagai simbol identitas, inilah catatan saya tentang jaket tersebut.
1. Seperti Album Kenangan
Kesembilan jaket tersebut saya miliki saat saya masih menjadi bagian dari komunitas yang tertulis di jaketnya. Sekadar memandang mereka saja bisa membangkitkan kenangan lama. Hampir sama efeknya seperti saat membuka-buka kembali album foto lama dan tersenyum-senyum karenanya.
2. Memiliki Barang Limited Edition
Baru saya sadari bahwa semua jaket yang tergantung di lemari saya ternyata adalah jaket komunitas. Artinya, saya tidak pernah dengan sengaja membeli jaket polos sebagaimana saya membeli jenis pakaian yang lain. Maka, memiliki jaket komunitas berarti memiliki salah satu jenis pakaian yang limited edition. Tidak akan ada yang menjual di pasaran karena ada tulisan tertentu yang disematkan di situ. Model jaket dan jenis kain boleh sama, tapi pasti tidak akan sama persis seperti milik kita.
3. Sahabat di Saat Hujan Lebat
Saya saat ini tidak memakai jaket-jaket tersebut setiap hari. Dulu pernah sih memakai mereka setiap hari secara bergantian yaitu pada saat saya masih bekerja dan harus naik motor menuju ke kantor. Setelah tidak lagi bekerja, tentu saja para jaket tetap berguna sebagaimana fungsinya seperti pada umumnya. Ya, musim penghujan segera tiba dan saya akan mengeluarkan mereka dari tempat persembunyiannya. Memakaianya saat hujan melanda ibarat sebuah pelukan hangat.
4. Memancing pembicaraan
Bagaimana jika jaket komunitas kita dipakai orang lain? Beragam cerita bisa saja muncul karena si pemakai sebenarnya bukan bagian dari komunitas tersebut. Seperti kisah adik saya yang meminjam salah satu jaket saya dan berpapasan dengan orang lain yang memakai jaket serupa. Akhirnya mereka jadi bertegur sapa, “Lho, kok sama? Kamu siapa? Bla… bla… bla.”
Nah, itulah empat hal yang terlintas di pikiran saya tentang jaket komunitas. Sebuah ide sederhana yang akhirnya menjadi tulisan singkat ini, hehe. Maklum, saya Mrs. Deadliner 😁 Ide yang dipicu oleh pengumuman Pre Order Jaket Blogger Muslimah Indonesia beberapa hari yang lalu. Tentu saja saya langsung tertarik untuk memesannya. Senangnya karena koleksi jaket saya akan bertambah satu. Yuk, ikutan pesan juga!
Salam jaket lover,
Tatiek Purwanti
⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪
#ODOPOKT23
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post
0 comments