7 Obrolan Menjelang Haid Pertama si Upik Datang

PhotoGrid_1508039083621


Saya memiliki seorang putri berusia 10 tahun, namanya Afra. Ia sedang menjalani sebuah masa yang tergolong sebagai masa remaja awal. Sebagai ibunya, saya semakin sering membahas seputar menarche atau haid yang pertama. Sebagian ciri pubertas telah ada pada dirinya; pertumbuhan payudara.

Anak saya itu termasuk bertipe visual spasial yang mudah mencerna informasi melalui gambar. Maka salah satu cara saya menjelaskan informasi tentang menstruasi adalah dengan menyodorkannya gambar-gambar. Penampakan rahim, vagina, dan payudara adalah yang kami bahas dengan serius tapi santai. Sebagai ‘sekolah pertama’ baginya, maka saya harus menjadi sosok pertama yang membimbingnya.

Maka ada 7 obrolan kami menuju hari-H yang bisa setiap saat tiba.

1. Jangan lupa membawa pembalut saat di luar rumah
Tentu, sebelumnya saya memperkenalkan berbagai bentuk pembalut yang ada di pasaran. Mulai dari pembalut untuk haid yang berukuran tipis, berukuran tebal, tipis dan bersayap, tebal dan bersayap, pembalut untuk malam hari, dan panty liner.
Menyambut datangnya si haid pertama, saya sarankan untuk membawa panty liner dan pembalut tipis saat di sekolah. Karena siapa tahu datangnya ‘si tamu’ pada saat tidak berada di rumah.

2. Langsung bercerita pada ibunda
Walaupun secara teori sudah disampaikan, bisa saja pada saat terjadi akan ada sedikit keterkejutan. Maka saya katakan padanya untuk segera memberi tahu saya.

3. Rutin mencatat tanggal haid
Mencatat tanggal haid pertama bisa dijadikan patokan kedatangan haid di bulan berikutnya. Walaupun terkadang ada ketidakteraturan haid pada saat awal-awal mengalami. Dalam bahasa yang sederhana, saya juga mengatakan bahwa rutin mencatat tanggal haid akan berguna saat menjadi istri dan ibu nanti.

4. Tak perlu panik jika “tembus”
Jumlah darah haid yang banyak biasanya memang terjadi pada haid-haid selanjutnya. “Tembus” bisa terjadi karena banyak hal, misalnya: darah haid terlalu banyak sementara pembalut yang dipakai berukuran tipis, jumlah darahnya standar tapi pembalutnya bergeser, atau pembalutnya sudah ‘penuh’ tapi tidak segera diganti.
Maka jika momen “tembus” terjadi di sekolah, langkah awal adalah menutupi dengan jaket atau tas. Lalu meminta izin kepada guru untuk ke toilet dan segera mengganti pembalut, celana dalam, dan rok yang dipakai.

5. Memperhatikan asupan makanan

Saya mengatakan jika haid tiba, beberapa reaksi tubuh akan terjadi. Misalnya: mengalami kelelahan, suhu tubuh menurun, kinerja mental melambat, kram perut, dan kembung. Maka penting untuk mulai mengatur pola makan. Mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan dalam jumlah yang cukup bisa menjadi solusi. Juga minum cukup air putih, karena kadang ia lupa jika tidak diingatkan.

6. Ibadah harus semakin rajin
Kadang salat subuhnya ada yang bolong. Maka saat haid tiba nanti, saya katakan bahwa salatnya harus full. Begitu juga jika punya hutang puasa Ramadhan karena haid, harus diganti pada hari-hari yang lainnya. Nasihat yang seperti ini terus saya ulang karena momen mendapatkan haid artinya ia sudah baligh. Segala dosa dan pahala akan dicatat oleh Allah Ta’ala.

7. Lebih berhati-hati dalam bergaul
Si Afra termasuk tipe anak yang mudah bergaul terutama dengan teman sesama cewek. Sejak ia masih di TK, saya memang mengajarkan bahwa berpacaran itu dosa. Tentunya dengan bahasa yang dimengertinya saat itu. Memperkenalkan aturan itu sejak dini membuat saya lebih mudah menerapkan aturan yang selanjutnya. Maka saya katakan bahwa dengan mendapatkan haid ia harus semakin menjaga diri. Ia adalah perempuan yang tidak boleh disentuh sembarangan oleh lawan jenisnya.

Memiliki anak pertama dengan jenis kelamin perempuan memang seru, sekaligus menyenangkan. Saya membayangkan jika saat itu tiba, ia akan segera tumbuh menjadi gadis dewasa dengan cepat. Saya pun akan semakin menua. Maka perbincangan di atas adalah bekal berharga baginya untuk menyambut takdirnya ke depan dengan nyaman.  

***

Salam perhatian,

Tatiek Purwanti

⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫

#ODOPOKT13

Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia

You Might Also Like

0 comments