Menu Pelangi: Sumber Makanan Sehat yang Berwarna-warni
- October 09, 2017
- By Tatiek Purwanti
- 0 Comments
Indahnya pelangi selalu menarik perhatian saya. Paduan warna-warni dan lengkungan indahnya begitu memesona. Kadang ide berpuisi atau merangkai kata bisa muncul saat membayangkannya. Ini tentu saja tidak berkaitan dengan dukungan untuk kaum LGBT. No! Yuk, doakan mereka agar kembali kepada fitrah yang sudah ditetapkan Allah Ta’ala.
Berkenalan dengan Menu Pelangi
Apa itu Menu Pelangi? Ini adalah sebuah konsep menyusun pola makan dengan 7 warna pelangi atau Rainbow Food. Susunan warnanya memang tidak sama persis dengan mejikuhibiniu yang selama ini kita kenal. Menu Pelangi tersusun atas bahan makanan dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru atau coklat, ungu, dan putih.
Bahan makanan yang berwarna-warni itu dikarenakan memiliki zat warna atau pigmen fitokimia. Nah, fitokimia sebenarnya tidak dimiliki oleh tumbuhan saja tetapi juga beberapa jenis hewan laut. Warna-warni makanan itu memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dan melawan penyakit. Gabriel Causens dalam bukunya “Spiritual Nutrition and The Rainbow Diet” mengatakan bahwa warna-warni makanan baik untuk kesehatan tubuh, jiwa, dan pikiran.
Saya dulu belum mengenal Menu Pelangi ini dan baru mengetahui secara mendalam saat mempunyai anak kedua. Ya, tak lain gara-gara berburu menu MPASI dan menjatuhkan pilihan menu untuk si kecil dengan memakai konsep ini. Buku “What Color is Your Diet” karya David Herbert menyebutkan bahwa pola makan berdasarkan warna pelangi sangat bermanfaat bagi kesehatan anak. Selain itu, bukankah makanan berwarna-warni yang tersaji di piring si kecil akan menarik perhatian dan selera makannya?
Ragam Warna dan Manfaatnya
Merah
Bahan makanan yang berwarna merah mengandung likopen dan kapsaisin. Misalnya: stroberi, ceri, semangka, tomat, apel, anggur, dan cabai merah. Tomat adalah sayur yang setiap hari kami makan dalam berbagai cara: sebagai lalapan, jus, irisan dalam tumisan ataupun sambal.
Manfaatnya adalah sebagai antioksidan, pelindung pembuluh darah, tulang rawan, dan serabut otot. Kita sering membaca bahwa bahan makanan berwarna merah merupakan sumber vitamin A dan E. Begitulah memang adanya.
Jingga
Kandungan Alfa dan betakaroten, serta falkarinol terdapat dalam warna ini. Labu kuning, pepaya, wortel, jeruk, mangga adalah contohnya. Keluarga kami lumayan pro dengan warna ini karena punya pohon pepaya dan mangga sendiri. Sedangkan labu kuning, wortel, dan jeruk termasuk yang sering saya beli di pasar.
Antioksidan juga bisa kita dapatkan pada jenis warna ini. Selain itu gunanya adalah untuk meningkatkan produksi sel darah putih, pendongkrak sistem imun, serta menjaga kesehatan mata dan kulit. Alhamdulillah, jadi semakin bersemangat menyantap si jingga. ^^
Kuning
Terdapat pada jagung manis, pisang, pir, alpukat, dan nanas. Jagung dan buah-buahan itu mengandung xantofil, lutein, beta kriptoxanthin, dan zeaxanthin. Bakwan jagung sering menjadi lauk makan kami, juga alpukat yang merupakan buah favorit keluarga. Sedangkan pohon pisang tumbuh berjajar di kebun belakang rumah. Hampir setiap bulan ada yang matang, jika tidak maka membeli pisang di pasar adalah pilihan yang sering saya lakukan.
Kandungan antioksidan dan vitamin A pada si kuning tidak kalah dengan si merah. Maka dengan sering mengkonsumsinya, kesehatan mata kita akan terjaga karena si kuning bermanfaat meningkatkan produksi pigmen pada retina.
Hijau
Nah, kalau warna yang ini pasti paling akrab dengan kita. Sejak kecil biasanya para orang tua menganjurkan anaknya suka sayur yang identik dengan warna hijau.
Si hijau ini mengandung khlorofil dan glukosinat. Selain brokoli, bayam, kacang polong dan paprika hijau, kandungan yang serupa juga terdapat pada buah kiwi dan apel hijau.
Sel tubuh, sel otak, dan sistem imun kuat serta produksi sel darah merah meningkat akan kita peroleh jika rutin menyantap si hijau yang menyegarkan itu. I really love green!
Biru atau Coklat
Ingin produksi sel darah putih dan sel darah merah meningkat? Menyantap makanan yang berasal dari bahan makanan berwarna biru atau coklat yang mengandung fikosianin dan antosianin adalah solusinya. Selain itu, sistem imun kita akan terjaga dan sel otak kita terlindungi. Si biru dan si coklat juga menyimpan antioksidan, anti radang, sumber selenium, dan zat besi.
Yuk, kunyah-kunyah blueberry, raspberry, dan ganggang Spirulina sp sesering mungkin untuk mendapatkan manfaat di atas. Walaupun si biru ini jarang sih kami konsumsi. Nah, ini PR buat saya ;)
Ungu
Kita pasti akan langsung teringat ubi ungu dan terong. Yups, betul. Selain itu, si ungu juga terdapat pada anggur ungu, buah bit, dan raspberry. Di keluarga kami, ubi ungu dan terong termasuk yang sering menghiasi nikmatnya bersantap di meja makan.
Antosianin yang terdapat pada si biru juga terkandung dalam si ungu ini. Dengan sering mengkonsumsinya, kita akan memperoleh antioksidan, anti radang, perlindungan pada sel otak dan pembuluh darah, serta peningkatan kemampuan melihat di malam hari.
Putih
Sebagaimana kulit, maka bahan makanan berwarna putih berarti tidak berpigmen. Tapi tentu saja si putih tetap menyimpan segudang manfaat yaitu sebagai sumber serat, vitamin C, dan kalsium serta bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Bahan makanan dengan warna ini cukup mudah saya peroleh di pasar, seperti: kentang, bunga kol, sawi putih, lobak, taoge, bawang putih, leci, dan sirsak. Duh, jadi teringat jus sirsak :)
“A rainbow is the product of physics working for your appreciation of beauty.” — Kyle Hill
Jadi, warna-warni yang diciptakan Allah Ta’ala pada bahan makanan itu ternyata ada maksudnya. Mereka memang cantik dari sononya. Lalu kita bisa berkreasi memadu padankan bahan makanan berwarna-warni itu dalam berbagai menu masakan untuk kesehatan kita. Bukankah sehat itu cantik?
Salam warna-warni,
Tatiek Purwanti
⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫
Referensi: Buku "Menu Pelangi 100+ Menu Praktis", seri ayahbunda, Juni 2016
Semua gambar diambil dari pixabay
#ODOPOKT7
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia
0 comments