Bunda Cermat, Kulit Bayi Sehat

PhotoGrid_1508984626660

Beberapa hari setelah lahir, terdapat bruntusan di muka si adek. Karena dulu si kakak tidak mengalaminya, saya pun mencari tahu. Ternyata itu namanya dermatitis atopik atau biasa disebut sebagai eksim anak. Itu adalah jenis peradangan kulit yang disertai dengan rasa gatal. Orang-orang yang menjenguk si adek menyarankan begini dan begitu. Tentu saja tidak begitu saja saya terima sarannya. Kulit bayi kok dibuat coba-coba.

Setelah menemui bidan desa dan membaca saran dari seorang teman, saya pun mencoba mengoleskan krim Elocon yang saya beli di apotik. Krim ini mengandung 1 mg mometasone furoate. Saya oleskan tipis di kulit wajahnya setiap selesai mandi, cukup satu kali sehari. Alhamdulillah, dalam tiga hari bruntusan itu pun mulai menghilang. Sampai kini bruntusan itu tidak pernah muncul lagi.

Tapi tentu saja saya tetap waspada menjaga kesehatan kulitnya, khususnya kulit wajahnya. Di antaranya dengan menjaga kebersihan air hangat untuk mandinya, higienitas waslap untuk menyeka mukanya, kebersihan handuknya, menggunakan sabun mandi cair untuk bayi, dan hanya memakai bedak padat bayi untuk mukanya.

Di bawah ini adalah beberapa tips yang saya rangkum dari tulisan dr. Dewi Inong, Sp.KK tentang perawatan kulit pada bayi dan balita. Beberapa di antaranya saya terapkan juga.

1. Memilih Sabun Mandi

Sebaiknya gunakan sabun yang tidak terlalu basa atau ber-pH seimbang (4.5 - 5.5) sehingga kulit bayi tidak kering. Sabun bayi batangan tergolong ber-pH tinggi, maka sebaiknya memilih sabun mandi cair untuk bayi. Selain tidak pedih di mata, sabun mandi cair biasanya mengandung lemak dari minyak kelapa atau minyak zaitun yang berfungsi sebagai pelembab.

Bagaimana jika kulit bayi mengalami eksim dan tergolong berkulit sensitif? Hindari menggunakan sabun yang mengandung zat antiseptik, karena bisa memperparah kondisi kulit. Zat antiseptik adalah bahan kimia untuk membunuh kuman di kulit, sementara kulit gatal itu mayoritas disebabkan oleh iritasi dan alergi.

2. Mencuci Rambut Bayi

Pada umumnya, sampo untuk mencuci rambut bayi kini tidak pedih di mata. Tingkat keasamannya dibuat khusus hampir sama dengan pH air mata. Cuci rambut si kecil sekitar tiga kali dalam seminggu, jangan setiap hari. Kecuali jika kondisi rambut kotor, misalnya setiap hari berkeringat karena cuaca yang panas bercampur debu yang menempel setelah keluar rumah. Terlalu sering keramas menyebabkan kulit kepala kering dan rambut kusam.

Hindari pemakaian sampo yang berkondisioner dan mengandung anti ketombe. Sampo anti ketombe yang mengandung selenium sulfida bisa meracuni otak dan jaringan saraf bila dipakai dalam jangka panjang. So, cek dan ricek lagi kandungan bahan sampo-nya ya, Bunda.

3. Perlukah Memakai Bedak?

Saya kini memilih untuk tidak memakaikan bedak pada si kecil. Pada awal kelahiran pernah saya pakaikan sebentar di area lipatan paha dan ketiak untuk menghindari lecet karena gesekan. Menurut dr. Dewi, bedak bayi mengandung bubuk magnesium silikat yang kandungannya sama dengan asbes untuk atap. Jika sampai terhirup bayi, bisa menimbulkan penyakit pada paru-paru.

Jika tetap memilih untuk membedaki bayi, selain mencegah agar jangan sampai terhirup, juga pastikan kondisi kulit benar-benar kering dan bersih sebelum diberi bedak. Cara membedaki sebaiknya dengan ‘ditutulkan’ tipis-tipis pada kulit. Bisa juga diletakkan di tangan ibu yang sudah bersih, baru diusapkan pada kulit bayi. Hindari untuk memberi bedak pada alat kelamin bayi karena bisa menyumbat saluran air seni pada bayi laki-laki dan menimbulkan benjolan pada vagina bayi perempuan.

4. Minyak Telon Yang Legendaris

Dari dulu hingga kini, minyak telon dipakai untuk menghangatkan kulit bayi setelah mandi. Bila kulitnya tifak bermasalah setelah memakainya, teruskan saja. Tapi bila setelah memakainya jadi timbul kemerahan, kering, bahkan sampai mengelupas tentu saja harus dihentikan. Sebagai penggantinya, segera pakaikan baju yang berbahan tebal sehingga bayi merasakan kehangatan.

5. Baby Cologne, Baby Cream, dan Baby Lotion

Bayi yang harum pastinya lebih menyenangkan untuk dicium. Tapi penggunaan wewangian sebenarnya tidak harus diberikan. Apalagi jika bayi berkulit sensitif. Jangankan memakai cologne, pewangi pakaian pun harus dihindari. Untuk bayi yang tidak bermasalah kulitnya, pilih cologne yang tidak mengandung alkohol dan berbahan dasar alami (bunga).

Baby lotion sebenarnya ditujukan untuk bayi berkulit kering (penderita eksim) atau yang sering berada di ruangan ber-AC. Keduanya berfungsi sebagai pelembab kulit, sebaiknya pilih yang tanpa pewarna dan pewangi. Untuk bayi berkulit normal, pemakaian berlebih justru bisa menyumbat pori dan menimbulkan biang keringat.

Sedangkan baby cream biasanya digunakan di area lipat paha, khususnya untuk bayi yang memakai popok atau diaper. Kandungan krim yang pekat itu menutup kulit dan melindunginya dari air seni dan feses yang bisa menyebabkan iritasi.

Inti dari perawatan kulit pada bayi adalah agar kulit mereka tetap sehat, bukan sekadar menjadikan mereka bayi-bayi cantik dan tamvan 😁. Tidak harus harum mewangi sepanjang hari tetapi punya efek di belakang hari. Pastinya, jika ada keluhan pada bayi setelah bunda berusaha melakukan perawatan mandiri, segera konsultasikan kepada bidan atau dokter anak Anda. Silakan berbagi tips yang lainnya di sini. ^_^

Salam bunda cermat,

Tatiek Purwanti

⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪

#ODOPOKT24

Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia

You Might Also Like

0 comments